Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sosialisasi Pertolongan Pertama (Management Airway) Korban Tenggelam di Kolam Renang Gunung Merah, Bandar Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah Romadhoni, Luthfia
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.112 KB)

Abstract

Airway management is the most important thing in resuscitation and requires special expertise in emergency management, therefore the first thing to do to assess is the smoothness of the airway, which includes examination of the airway that can be caused by foreign objects. Especially during drowning, the airway can become clogged with fluids and water so that the oxygen supply in the body is hampered. Research Objectives The general objective of this study is to improve abilities airway management skills of swimming pool guards, swimming pool cleaners, private swimming teachers, and swimmers in the Gunung Merah Swimming Pool, Bandar Jaya, Terbanggi Besar District, Central Lampung. This research is an experimental study with a Pre-Test-Post Test on 20 respondents through testing the research hypothesis. Statistics: The paired group test used the Wilcoxon nonparametric test. Result: Based on the results of the Wilcoxon analysis test it can be seen. It was concluded that 20 respondents who did training in simulation action by means of airway management training for drowning victims. The conclusion is with the Wilcoxone test that the majority of respondents have good knowledge in terms of emergency handling capabilities, especially in air line management measure the p value 0.001, which means that there is a significant difference between before and after practice. Conclusion: Airway management training for pool workers, pool guards, swimming private teachers, and swimmers is very necessary to improve the ability of action skills.
Ensefalitis pada Multisystem Inflammatory Syndrome Associated with Covid-9 pada Anak: Sebuah Laporan Kasus Romadhoni, Luthfia; Izzah, Asiah Nurul; Perdani, Roro Rukmi Windi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 1 (2025): Februari 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i1.5945

Abstract

Pandemi Coronavirus 2019 (COVID-19) dideteksi pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa sejak 30 Desember 2019 hingga 21 Februari 2022, COVID-19 telah menyebar ke 184 negara dan mengakibatkan lebih dari 200 juta orang terinfeksi, dengan 2,3 juta diantaranya mengalami kematian Suatu sindrom yang belum pernah ditemui sebelumnya mulai muncul pada anak dan dikaitkan dengan riwayat infeksi lampau COVID-19. Gejala klinis pada pasien ialah klaster anak-anak dengan demam persisten, disfungsi multiorgan, peningkatan penanda inflamasi, tidak ada bukti penyebab atau etiologi lain, atau epidemiologi infeksi SARS-CoV-2. Keterlibatan neurologis pada MIS-C, yang diamati hingga 34% kasus salah satunya ensefalitis. Ilustrasi kasus: Anak perempuan berusia 18 tahun 0 bulan dengan adanya penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit dengan sebelumnya riwayat kejang berulang sejak 1 minggu yang lalu dengan frekuensi 3 kali dan durasi kurang lebih 1 menit tiap kejang dan saat ini pasien sudah tidak kejang lagi. Riwayat demam sejak 1 bulan yang lalu dan naik turun tanpa dipengaruhi aktivitas dan waktu. Pasien juga mengalami batuk sudah 7 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E4V3M3, mata terlihat konjungtiva hiperemis (+/+) sklera ikterik (+/+) dan thorax terdapat ronki. Pada hasil laboratorium didapatkan pansitopenia dan IgG (SARS-CoV-2) reaktif. Pasien kemudian diberikan terapi sibital IV 2 x 50 mg, Meropenem IV 3x1 gr, Gentamicin IV 2x110 mg, Amikasin IV 1x750 mg, Paracetamol IV 3 x 500 mg (jika diperlukan ), Ranitidin IV 2 x 50 mg, Omeprazole 1 x 40 mg, Furosemid 2 x 40 mg, Nifedipin PO 2x10 mg, Calc 3x2 tab, CaCO3 3x2 tab, KSR 3x1 tab, Ambroxol 3x1tab.