Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keanekaragaman Fitoplankton dan Hubungannya Dengan Kualitas Air di Sungai Aek Pohon Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Leidonald, Rusdi; Yusni, Eri; Siregar, Rizki Febriansyah; Rangkuti, Ahmad Muhtadi; Zulkifli, Ahmad
AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): AQUACOSTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jafs.v1i2.8753

Abstract

Fitoplankton merupakan organisme yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas air. Fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fitolankton dan hubungannya dengan kualitas air di Sungai Aek Pohon Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus-Oktober 2021 menggunaan metode purposive sampling dengan melihat pemanfaatan dan perbedaan kondisi lingkungan disekitar Sungai Aek Pohon pada 3 stasiun pengamatan. Kualitas Sungai Aek Pohon Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan metode storet memenuhi baku mutu air sungai pada stasiun I dan III dengan nilai storet yaitu 0. Stasiun II dengan nilai storet yaitu -2 dikategorikan tercemar ringan. Berdasarkan indeks saprobik fitoplankton Sungai Aek Pohon dikelompokkan kedalam βMeso/Oligosaprobik dengan nilai saprobitas 1,1 dan termasuk kedalam perairan dengan kondisi tercemar ringan. Nilai keanekaragaman fitoplankton menunjukkan bahwa seluruh stasiun termasuk kedalam keanekaragaman sedang nilai keanekaragaman pada stasiun I yaitu 2,538, stasiun II yaitu 2,886 dan stasiun III yaitu 2,878. Hasil principal component analysis menunjukkan suhu, pH, DO, fosfat dan nitrat berkorelasi positif terhadap keanekaragaman fitoplankton dengan masing-masing nilai korelasi 0,417; 0,411; 0,081; 0,346 dan 0,433. Hubungan kecerahan dan kecepatan arus berkorelasi negatif (tidak searah) terhadap keanekaragaman fitoplankton dengan masing-masing nilai korelasi-0,052 dan -0,297.
Keanekaragaman Fitoplankton dan Hubungannya Dengan Kualitas Air di Sungai Aek Pohon Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Leidonald, Rusdi; Yusni, Eri; Siregar, Rizki Febriansyah; Rangkuti, Ahmad Muhtadi; Zulkifli, Ahmad
AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): AQUACOSTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jafs.v1i2.8753

Abstract

Fitoplankton merupakan organisme yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas air. Fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fitolankton dan hubungannya dengan kualitas air di Sungai Aek Pohon Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus-Oktober 2021 menggunaan metode purposive sampling dengan melihat pemanfaatan dan perbedaan kondisi lingkungan disekitar Sungai Aek Pohon pada 3 stasiun pengamatan. Kualitas Sungai Aek Pohon Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan metode storet memenuhi baku mutu air sungai pada stasiun I dan III dengan nilai storet yaitu 0. Stasiun II dengan nilai storet yaitu -2 dikategorikan tercemar ringan. Berdasarkan indeks saprobik fitoplankton Sungai Aek Pohon dikelompokkan kedalam βMeso/Oligosaprobik dengan nilai saprobitas 1,1 dan termasuk kedalam perairan dengan kondisi tercemar ringan. Nilai keanekaragaman fitoplankton menunjukkan bahwa seluruh stasiun termasuk kedalam keanekaragaman sedang nilai keanekaragaman pada stasiun I yaitu 2,538, stasiun II yaitu 2,886 dan stasiun III yaitu 2,878. Hasil principal component analysis menunjukkan suhu, pH, DO, fosfat dan nitrat berkorelasi positif terhadap keanekaragaman fitoplankton dengan masing-masing nilai korelasi 0,417; 0,411; 0,081; 0,346 dan 0,433. Hubungan kecerahan dan kecepatan arus berkorelasi negatif (tidak searah) terhadap keanekaragaman fitoplankton dengan masing-masing nilai korelasi-0,052 dan -0,297.
The The Increase value of Trash Fish and Sort Fish through Diversification of Processed Fishery Products as an Alternative Businesses to Community in Teluk Nibung District, Tanjungbalai Asahan Siregar, Erpiani; Manurung, Lucia Dewi Indrayani; Siregar, Rizki Febriansyah; Syahputra, Sofyan Anwar
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2020): ABDIMAS TALENTA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.163 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v5i2.4404

Abstract

Teluk Nibung is one of the sub-districts in Tanjungbalai Asahan City which has fishery potential. This district is also the center of fishery activities. Loading and unloading activities on ships and fish auction places a byproduct in the form of trash fish. From information in the field, it is known that this trash fish is often not used, especially during the big season. Usually used as flour to become animal feed or cat food. The economic value of this fish is very low, ranging from IDR 1000 to IDR 5000. From the survey results, it is known that the condition of this fish is still very fresh in accordance with the provisions of (Indonesian standard of fresh fish) SNI 2729: 2013 fresh fish. As perishable material it is necessary to handle and process it. This activity was carried out in the Lingkungan Kapias Pulau Buaya by inviting partners of housewives. In general, only 10% of housewives in this neighborhood work in the formal sector, therefore processing trash fish into fish drgaon-feet, fish fingers, and shredded fish needs to be done because besides being delicious, it is almost popular with all groups. Methods of this activity include counseling, lectures / discussions, training and hands-on practice. The results of the activities carried out received an enthusiastic welcome from the partners / participants. Active partners ask questions, discuss and participate in direct practice. It is hoped that a follow-up to this activity will form a business unit that will be economically independent.