Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Perbandingan Luas Pekarangan dan Kearifan Lokal Jenis Tanaman Obat di Pesisir Pantai Kabupaten Tanah Laut Anang Kadarsah; Ika Oksi Susilawati
Jurnal Biodjati Vol 3, No 1 (2018): May
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/biodjati.v3i1.2346

Abstract

Minimnya informasi mengenai lahan pekarangan di pesisir pantai Kabupaten Tanah Laut serta terbatasnya pengetahuan penduduk lokal dalam mengenal berbagai jenis tanaman berkhasiat obat pada pekarangan berdampak terhadap diabaikannya peran tanaman obat di pekarangan dan tingginya biaya pemeliharaan penduduk lokal untuk kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbandingan luas pekarangan dan menggali informasi kearifan lokal berbagai jenis tanaman obat dari lima desa di Pesisir Pantai Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah pengamatan jenis-jenis tanaman obat serta wawancara pengetahuan penduduk lokal dalam memanfaatkan pekarangannya. Hasil penelitian menunjukkan rerata luas pekarangan rumah tertinggi di Desa Takisung (212 m2) dan terendah di Desa Sungai Bakau (49,1 m2). Perbandingan luas ideal (2:3) antara pekarangan dengan rumah ditemukan di Desa Batakan dan Desa Sungai Rasau. Jumlah jenis tanaman obat pada pekarangan berkisar dari 30 -52 jenis dengan Indeks Nilai Penting (INP) terbanyak adalah mangga, pisang talas, singkong, karet dan kelapa. Indeks diversitas tanaman obat pada pekarangan menunjukkan nilai bervariasi, tertinggi di Desa Sungai Rasau (1,390) dan terendah di Desa Sungai Bakau (1,130).  Dalam hal ini, potensi terbaik pengembangan tanaman obat pada pekarangan berada di Desa Takisung berdasarkan parameter keanekaragaman jenis tanaman obat dan tipe pekarangan rumahnya.
KUALITAS AIR TERDAMPAK LIMBAH SEBAGAI INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI SUB DAS MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Masdarina Sofiana; Anang Kadarsah; Dini Sofarini
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 8, No 1 (2022): MARET 2022
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v8i1.12966

Abstract

Banyaknya aktivitas antropogenik seperti pembuangan limbah industri dan domestik ke perairan menyebabkan terjadinya penurunan kulitas air, seperti halnya di sub DAS Martapura Kabupaten Banjar. Tentunya hal ini  patut diwaspadai mengingat keberadaan limbah akan berdampak terhadap kualitas lingkungan dan pengembangan kapasitas sumber daya dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas air yang terdampak limbah sehingga dapat dijadikan sebagai indikator perencanaan pembangunan berkelanjutan di sub DAS Martapura secara khusus. Lokasi penelitian berada di sub DAS Martapura Kabupaten Banjar dengan 4 titik  sampling berdasarkan keberadaan sumber limbah  yang dominan. Kualitas air sungai diukur berdasarkan parameter fisika dan kimia. Analisis kualitas dan penentuan status mutu air menggunakan metode STORET. Hasilnya adalah (1) Parameter fisika-kimia perairan yang terdampak pencemaran  di  sub DAS  Martapura  Kabupaten  Banjar terutama :  DO, BOD, COD, pH dan suhu pada beberapa stasiun pengamatan nilainya telah melebihi baku mutu air sungai Kelas II menurut PP No. 22 Tahun 2021. (2) Hasil perhitungan status mutu air pada sub DAS Martapura menunjukkan total skor sebesar -18. Kondisi perairan di sub DAS Martapura menunjukkan diperlukannya usaha mitigasi dan adaptasi dampak pencemaran lingkungan yang terintegrasi untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan. Kata kunci: Kualitas Air, Metode STORET, Sub DAS Martapura. Numerous anthropogenic activities like industrial and domestic waste disposal into the waters causes decreasing water quality, as is the case in the Martapura sub-watershed, Banjar Regency.  This should be watched out for considering waste will affect environmental quality and resource capacity development in context of sustainable development.The research purpose was to determine the water quality affected by waste, using it as an indicator of sustainable development planning in the Martapura sub-watershed specifically. The research location was the Martapura sub-watershed with 4 sampling points based on the presence of dominant waste source. River water quality was measured based on physical and chemical parameters. Quality analysis and determination of water quality status was done using the STORET method. The results are (1)The physico-chemical parameters of waters affected by pollution in the Martapura sub-watershed, Banjar Regency, especially: DO, BOD, COD, pH and temperature at several observation stations have exceeded the Class II river water quality standard according to Government Regulation No. 22 of 2021. (2)The results of the calculation of water quality status in the Martapura sub-watershed show a total score of-18. Martapura sub-watershed waters condition showed the need for integrated mitigation and adaptation of environmental pollution impacts to support sustainable development programs. Keywords: Martapura Sub-Watershed, STORET Method, Water Quality.
Sebaran Populasi Tumbuhan Talas (Colocasia esculenta L. Shoot. ) di Desa Karang Intan Kabupaten Banjar Helin Mardiana; Anang Kadarsah; Erma Agusliani
Bioscientiae Vol 19, No 2 (2022): Bioscientiae Volume 19 No 2
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/b.v19i2.6515

Abstract

Taro (Colocasia esculenta L. Shoot) is a food crop that has the potential as a source of carbohydrates in food diversification. About 10% of the world's population consume taro as food. This type of plant does not require special growing conditions and is an important source of food because the tubers have good nutritional value. This study aims to analyze the density and the distribution of taro population in Karang Intan Village, Banjar Regency, South Kalimantan. The distribution population study was carried out using the plot-making method, each point was made of 3 plots with a size of 5x5 and then calculated the density of taro and its distribution pattern with the morisita index. The results showed that the density value of taro plants in Karang Intan village was 0.15 m2 while in Runjat village it was 0.14 m2. Based on the distribution pattern with a value of 0.58 in Karang Intan and Runjat villages of 0.39 which means the distribution pattern is uniform. The calculated X2 value in Karang Intan and Runjat villages is smaller than X2 table, namely 11.7647 < 47.400 and 16,8125 < 44,958, this means that the distribution pattern is not significantly different.