Tasrip, Oman
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SANGIA PURE-PURE SEBAGAI OBJEK SEJARAH DI DESA PURE KECAMATAN WAKORUMBA SELATAN (1998-2017) Tasrip, Oman; Mursidin T, Mursidin T
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 4 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i4.15680

Abstract

ABSTRAK: Subtansi penelitian ini mengacu pada empat aspek permasalahan dasar (1) menjelaskan latar belakang Sangia Pure-Pure dijadikan sebagai objek sejarah di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). (2) Menjelaskan kegunaan objek sejarah Sangia Pure-Pure di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). (3) Menjelaskan peninggalan yang terdapat dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). (4) Menjelaskan Nilai-nilai sosial budaya yang terkandung dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan prosedur mengacu pada Helius Sjamsuddin, yang terbagi tiga tahapan yaitu: (1) Heuristik (pengumpulan data), (2) Kritik sumber (verifikasi data), (3) Historigrafi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang Sangia Pure-Pure dijadikan sebagai objek sejarah di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan adalah karena merupakan sumber sejarah terbentuknya Pure yang menjadi Ibu Kota Kecamatan Wakorumba Selatan yang mana masyarakat setempat meyakini kawasan tersebut sebagai suatu tempat keramat dan sakral dikarenakan adanya tokoh yang dianggap sebagai sosok kharismatik  yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat Pure pada saat itu. Tokoh tersebut adalah La Ode Kilambibito. Untuk menghargai kebesaran serta kharismanya itulah dia digelari sangia Pure-Pure. Sangia tersebut berasal dari bahasa sansekerta yakni sanghyang  artinya dipertuan. Penamaan pure dikarenakan lokasi tempat perkampungan ditumbuhi tumbuhan pure yang subur dan berbunga putih, batangnya berbulu halus dan gatal jika terkena kulit manusia. (2) Kegunaan Sangia Pure-Pure sebagai objek sejarah yaitu: (a) Penanaman Nilai-nilai sejarah, peran Sangia Pure-Pure dalam upaya penanaman nilai-nilai sejarah telah melekat pada kebiasaan masyarakat setempat yang selalu menuturkan sejarah lokal ini kepada tiap-tiap generasinya. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda yang memiliki tanggung jawab moril terhadap keberadaan situs ini bisa memaknai dan mengetahui latar belakang sejarah yang ada di tempat tersebut, (2) Sumber belajar sejarah, pemanfaatan  situs Sangia Pure-Pure dalam upaya penanaman pengetahuan sejarah telah menjadi kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan dan diperuntukan  tidak hanya bagi mereka yang meminati atau mengambil jurusan IPS dalam rutinitas belajar di kelas tetapi di berlakukan untuk seluruh siswanya 3) Peninggalan sejarah yang terdapat dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure yaitu: (1) Bangunan fisik makam La Ode Kilambibito, Bhatakalambe beserta para pengikutnya, (2) Fondasi Masjid  (3) Mata Air 4) Nilai-Nilai sosial budaya yang terkandung dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure yaitu: (1) Nilai etika, (2) Nilai solidaritas, (3) Nilai historis. Kata Kunci: Sangia Pure, Objek Wisata ABSTRACT: The substance of this research refers to four aspects of the basic problem (1) to explain the background of Sangia Pure-Pure as a historical object in Pure Village, Wakorumba South District (1998-2017). (2) Explaining the use of historical objects Sangia Pure-Pure in Pure Village, South Wakorumba District (1998-2017). (3) Explaining the relics contained in the historical object of Sangia Pure-Pure in Pure Village, South District Wakorumba (1998-2017). (4) Explaining the socio-cultural values contained in the historical object of Sangia Pure-Pure in Pure Village, South Wakorumba District (1998-2017). The method used in this research is the historical research method with the procedure referring to Helius Sjamsuddin, which is divided into three stages, namely: (1) Heuristics (data collection), (2) Source criticism (data verification), (3) Historigraphy. The findings of this study indicate that: (1) The background of Sangia Pure-Pure being used as a historical object in Pure Village, South Wakorumba District is because it is a historical source of the formation of Pure which became the capital of South Wakorumba District where local people believe the area is a place. sacred and sacred due to the existence of a figure who was considered a charismatic figure who had a major influence on the development of Pure society at that time. This figure is La Ode Kilambibito. It was to appreciate his greatness and charisma that he was named Sangia Pure-Pure. Sangia comes from the Sanskrit language, namely sanghyang, which means "penduan". The name pure was due to the location where the village was overgrown with pure plants that were fertile and with white flowers, their stems were downy and itchy when exposed to human skin. (2) The use of Sangia Pure-Pure as an object of history, namely: (a) Cultivation of historical values, the role of Sangia Pure-Pure in an effort to instill historical values has been inherent in the habits of the local community who always tell each other this local history generation. This is so that the younger generation who have a moral responsibility for the existence of this site can interpret and know the historical background that exists in the place, (2) A source of historical learning, the use of the Sangia Pure-Pure site in an effort to cultivate historical knowledge has become an extracurricular activity. at SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan and is intended not only for those who are interested in or majoring in social studies in the routine of classroom learning but for all students 3) Historical relics contained in the historical objects of Sangia Pure-Pure, namely: (1) Physical building of the tomb La Ode Kilambibito, Bhatakalambe and their followers, (2) Mosque Foundations (3) Springs 4) Socio-cultural values contained in historical objects of Sangia Pure-Pure, namely: (1) Ethical values, (2) Solidarity values, ( 3) Historical value.  Keywords: Sangia Pure, Tourist Attraction