Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII MTS.S ASH-SHIDDIQ TIKEP Ashar, Ashar; Mursidin T, Mursidin T
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22.653 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v3i3.12840

Abstract

ABSTRAK: Tujuan utama dalam penelitian adalah 1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada penerapan model Numbered Head Together dalam pembelajaran IPS Siswa Kelas VII MTs.S Ash-Shiddiq Tikep, 2) untuk meningkatkan keefektifan mengajar guru pada penerapan model Numbered Head Together dalam pembelajaran IPS Siswa Kelas VII MTs.S Ash-Shiddiq Tikep, 3) untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model Numbered Head Together pada pembelajaran IPS Siswa Kelas VII MTs.S Ash-Shiddiq Tikep. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret sampai dengan tanggal 26 April 2018 yang dilihat sebanyak dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 pada siswa kelas VII MTs.S Ash-Shiddiq Tikep. Prosedur penelitian ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil dengan menggunakan lembar observasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui tes siklus. Berdasarkan analisis data menunjukan bahwa: 1) aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran Numbered Head Togeteher pada skor rata-rata aktivitas siswa siklus I sebesar 2,8 yang termasuk pada kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 3,6 yang termasuk padakategori baik; 2) keefektifan mengajar guru ditunjukkan dengan skor rata-rata padasiklus I adalah 2,9 yang termasuk kategori baik dan meningkat lebih efektif lagi pada siklus II menjadi 3,7 yang berkategori baik mengarah ke sangat baik; 3). Terjadi peningkatan hasil belajar siswapada siklus I dari 26 orang siswa hanya 15 orang siswa yang tuntas dengan presentase ketuntasan 62,32% dengan nilai rata-rata 63,86. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 26 orang siswa ada 23 orang siswa yang tuntas dengan presentase ketuntasan 90% dengan nilai rata-rata 85,62. Kata Kunci: Model, NHT, Hasil Belajar ABSTRACT: The main objective in this research is 1) to increase student learning activities on the application of the Numbered Head Together model in Social Studies learning for Class VII MTs.S students Ash-Shiddiq Tikep, 2) to improve the effectiveness of teaching teachers in the application of the Numbered Head Together model in Social Studies learning Students of Class VII MTs.S Ash-Shiddiq Tikep, 3) to improve student learning outcomes through the application of the Numbered Head Together model in social studies learning of Class VII Students of MTs.S Ash-Shiddiq Tikep. This type of research is Classroom Action Research. This research was conducted on March 22 until April 26, 2018 which was seen as many as two cycles and each cycle consisted of two meetings conducted in the even semester of the academic year 2017/2018 for students of class VII MTs.S Ash-Shiddiq Tikep. The procedures of this research include: planning, implementing actions, observing and evaluating as well as reflecting. The data in this study are qualitative data and quantitative data. Qualitative data were collected using observation sheets, while quantitative data were obtained through cycle tests. Based on data analysis shows that: 1) student activities with the application of the Numbered Head Togeteher learning model on the average score of cycle I students activities of 2.8 which included in the category quite increased in cycle II to 3.6 which included in both categories; 2) the teaching effectiveness of teachers is shown by the average score on the first cycle is 2.9 which belongs to the good category and increases even more effectively in the second cycle to 3.7 which categorizes good leads to very good; 3). An increase in student learning outcomes in the first cycle of 26 students only 15 students who completed with a percentage of completeness 62.32% with an average value of 63.86. In the second cycle, there was an increase, from 26 students there were 23 students who were completed with 90% completeness with an average value of 85.62. Keywords: Model, NHT, Learning Outcomes
SEJARAH PASAR SENTRAL WAKURU KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA (1977-2017) Uga, Ramadan; Mursidin T, Mursidin T
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22.653 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v3i3.12841

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana latar belakang terbentuknya Pasar Sentral Wakuru. 2) Apa saja fungsi Pasar Sentral Wakuru bagi kehidupan masyarakat Wakuru Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. 3) Bagaimana perkembangan Pasar Sentral Wakuru Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna (1977-2017). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Sejarah yang bersifat  deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Historis. Sumber data penelitian ini informan dan studi kepustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristic, verifikasi dan historiografi; Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pasar Sentral Wakuru Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna dibangun pada tahun 1977 yang dilatarbelakangi oleh inisiatif beberapa warga masyarakat Wakuru yang bertempat tinggal Lemoambo/kampung lama dengan membuka pasar darurat pada tahun 1977 melalui persetujuan pemerintah pada waktu itu La Mbolo Lega menjadi kepala desa pasar tersebut dipindahkan di Desa Fongkainiua Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. (2) Fungsi Pasar Wakuru merupakan wadah atau arena saling bertemunya parah penjual dan pembeli. Dalam bentuk yang sederhana, pasar berperan penting dalam memenuhi berbagai kebutuhan konsumen seperti masyarakat lainnya. masyarakat Wakuru Kecamatan Tongkuno  mempunyai kebutuhan yang bersifat primer atau pokok dan sekunder atau kebutuhan tambahan. Sedangkan kebutuhan sekunder merupakan Perlengkapan dari kebutuhan pokok, yang dimaksud kebutuhan sekunder disini adalah barang barang elektronik. (3) pada tahun 1977 Pasar Wakuru dibangun awalnya 40 x 40 meter terdiri dari 50 petak kios. Pada tahun 1979 Pasar Wakuru mulai berkembang yang akhirnya direhab menjadi permanen karena dengan adanya partisipasi dan kerja sama masayarakat setempat dan membuat pondasi dengan susunan batu bata karena penjualan mulai berkembang. Kata Kunci: Sejarah, Fungsi, Perkembangan, Pasar ABSTRACT: The main problems in this study are 1) What is the background of the formation of the Central Market of Wakuru. 2) What are the functions of the Wakuru Central Market for the life of the Wakuru community, Tongkuno District, Muna Regency. 3) How is the development of the Central Wakuru Market Tongkuno District Muna District (1977-2017). This type of research is a qualitative descriptive research history. The approach used in this study is the Historical Approach. The data source of this research are informants and literature studies. The method used in this study is the historical method which consists of heuristics, verification and historiography; The results showed that: (1) Wakuru Central Market, Tongkuno Subdistrict, Muna Regency was built in 1977 which was motivated by the initiative of several Wakuru residents who lived in Lemoambo / old villages by opening an emergency market in 1977 through government approval at that time La Mbolo Lega being the head of the market village was moved in Fongkainiua Village, Tongkuno District, Muna Regency. (2) The function of the Wakuru Market is a place where the sellers and buyers meet severely. In its simple form, the market plays an important role in meeting the various needs of consumers like other communities. Wakuru community of Tongkuno District has primary or primary and secondary needs or additional needs. While secondary needs are equipment of basic needs, what is meant by secondary needs here are electronic goods. (3) in 1977 Wakuru Market was built initially 40 x 40 meters consisting of 50 kiosks. In 1979 the Wakuru Market began to develop which was eventually rehabilitated to become permanent due to the participation and cooperation of the local community and to create a foundation with a brick arrangement as sales began to develop. Keywords: History, Function, Development, Market
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS MA ANNUR AZZUBAIDI KONAWE Zaskia, Kiki; Mursidin T, Mursidin T; Hayari, Hayari
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 4, No 4 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.925 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v4i4.12875

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan efektivitas mengajar pada guru sosiologi kelas XI IPS MA Annur Azzubaidi? 2) Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan aktivitas belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS MA Annur Azzubaidi? 3) Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS MA Annur Azzubaidi?. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas  XI IPS MA Annur Azzubaidi Kecamatan Meluhu, Kabupaten Konawe yang berjumlah 26 orang siswa putri. Aspek yang diteliti adalah guru, siswa dan hasil belajar. Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus pelaksanaan penelitian tindakan tiap siklus dilakukan melalui empat tahap yaitu : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi dan Evaluasi serta 4) Refleksi. Indikator keberhasilan proses tindakan  yaitu : 1) Indikator efektivitas mengajar guru dikatakan tuntas apabila 90% telah melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) 2) Indikator aktivitas siswa dikatakan tuntas apabila 90% telah melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) 3) Indikator hasil belajar sosiologi dikatakan tuntas apabila 80% siswa telah tuntas dengan perolehan nilai 72 atau lebih, sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 72. Penelitian menunjukkan bahwa 1) Efektivitas mengajar guru dalam melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu pada siklus I sebesar 84,61% siklus II  sebesar 100%, 2) Aktivitas belajar siswa juga meningkat dengan skor perolehan siklus I sebesar 83,33% siklus II sebesar 100% 3) Hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS MA Annur Azzubaidi Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), hal ini terlihat pada siklus I nilai rata-rata siswa 79,56 dengan persentase ketuntasan 61,53% adapun pada siklus II nilai rata-rata siswa 88,12 dengan persentase ketuntasan 82,60% sehingga ketuntasan belajar siswa tercapai. Kata Kunci: Efektivitas, Aktivitas, Hasil Belajar         ABSTRACT: The problems in this study are 1) Does the application of the problem based learning model can improve the effectiveness of teaching in class XI IPS MA Annur Azzubaidi sociology teachers? 2) Can the application of the problem based learning model improve sociology learning activities for students of class XI IPS MA Annur Azzubaidi? 3) Does the application of the problem based learning model can improve sociology learning outcomes in class XI IPS MA Annur Azzubaidi ?. This research is a Classroom Action Research (CAR) by applying a problem based learning model. The subjects of this study were students of class XI IPS MA Annur Azzubaidi, Meluhu District, Konawe District, totaling 26 female students. The aspects studied were teacher, student and learning outcomes. Classroom action research procedure consists of 2 cycles of action research implementation each cycle carried out through four stages, namely: 1) Planning, 2) Implementation of Actions, 3) Observation and Evaluation and 4) Reflection. Indicators of the success of the action process are: 1) Indicators of teaching effectiveness of teachers are said to be complete if 90% have implemented problem based learning models 2) Indicators of student activities are said to be complete if 90% have implemented problem based learning models (problem based learning) 3 ) Indicators of sociology learning outcomes are said to be complete if 80% of students have completed with 72 or more, in accordance with the KKM set by schools by 72. Research shows that 1) The effectiveness of teaching teachers in implementing problem-based learning models, namely on cycle I amounted to 84.61% cycle II amounted to 100%, 2) Student learning activities also increased with the acquisition score of cycle I amounted to 83.33% cycle II amounted to 100% 3) Sociology learning outcomes of students of class XI IPS MA Annur Azzubaidi District Meluhu District Konawe can be improved through the application of problem based learning models (problems based learning), this can be seen in the first cycle the average value of students 79.56 with a percentage of completeness 61.53% as for the second cycle the average value of students 88.12 with a percentage of completeness 82.60% so that students' mastery learning is achieved. Keywords: Effectiveness, Activities, Learning Outcomes
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA KELAS VIII MTs NEGERI 1 KENDARI Haswati, Haswati; Mursidin T, Mursidin T; Momo, Abdul Halim
SELAMI IPS Vol 1, No 45 (2017): JURNAL SELAMI UHO 2017
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/selami.v1i45.8549

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, (2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan (3) Untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, subyeknya adalah siswa kelas VIII-2 MTs Negeri 1 Kendari yang berjumlah 33 orang. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengikuti tahapan dalam PTK yaitu: (1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi; (4) Evaluasi dan (5) Refleksi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Siklus I hasil belajar siswa dari 33 orang siswa hanya 16 orang atau 48,48% yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 17 orang atau 51,52% belum tuntas. Hasil pembelajaran Siklus II menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang atau 93,93% siswa berada pada kategori tuntas dan 2 orang atau 6,07% siswa tidak tuntas. Pada aspek aktivitas belajar Siklus I pertemuan 1 hanya mencapai 44,44% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 61,11%. Aktivitas belajar siswa pada Siklus II  pertemuan 1 menjadi 88,89% dan pada pertemuan 2 berada pada level 100,00%. Pada aspek aktivitas guru Siklus I pertemuan 1 persentase yang diperoleh adalah 61,11% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 83,33%.. Pada Siklus II pertemuan 1, dan aktivitas guru mencapai 100,00%. Pada siklus II pertemuan 2 juga 100,00%. Kesimpulannya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-2 MTs Negeri 1 Kendari. Kata kunci: Team Games Tournament (TGT), hasil belajar IPS
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS DI SMP NEGERI 7 KENDARI Febriyanti, Febriyanti; Mursidin T, Mursidin T
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i2.15463

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik Guru IPS SMP Negeri 7 Kendari dalam proses perencanaan pembelajaran. 2) Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik Guru IPS SMP Negeri 7 Kendari dalam proses pelaksaan pembelajaran 3) Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik Guru IPS SMP Negeri 7 Kendari dalam penilaian dan evaluasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. merupakan penelitian terhadap fenomena atau pupulasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek yang berupa indiviu, Organisasional atau perspektif lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru IPS diantaranya (1) Perencaan Pembelajaran guru IPS telah menyiapkan Perangkat pembelajaran seperti RPP dan silabus yang dikembangkan dari Kurikulum yang berlaku sehingga mampu melaksanakan kegiatan pemelajaran yang mendidik bagi peserta didik. (2). Pelaksanaan pembelajaran IPS  terdiri dari: a). Kegiatan pendahuluan terdiri dari 1) menyiapkan siswa secara psikis dan fisik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, 2) berdoa sebelum pembelajaran dimulai, 3) Guru mengabsen siswa, 4) guru mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya. b). Kegiatan inti pembelajaran terdiri dari 1) Menguasai teori-teori pembelajaran yang mendidik, 2) Memfasilitasi potensi yang dimiliki oleh pesera didik, 3) Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksaan pembelajaran dapat tercipta suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan aktif, hal ini dapat dilihat dari penggunaan metode diskusi dan scientific. c). Kegiatan penutup terdiri dari 1) Guru bersama siswa membuat rangkuman terkait materi yang telah dipelajari, 2) Guru melakukan refleksi terkait dengan materi yang telah dipelajari, 3) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. (3) Kompetensi pedagogik Guru IPS SMP Negeri 7 Kendari dalam proses penilaian dan evaluasi, memanfaatkan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, yaitu pemantauan nilai KKM dan pelaksanaan remedial jika terdapat nilai siswa yang berada di bawah standar KKM, serta pelaporan rekap nilai kepada kepala sekolah.  Kata Kunci: Kompetensi, Pedagogik, Guru IPS ABSTRACT: This study aims to: 1) To describe the pedagogical competence of Social Sciences Teachers at SMP Negeri 7 Kendari in the learning planning process. 2) To describe the pedagogical competence of Social Studies Teachers of SMP Negeri 7 Kendari in the process of implementing learning 3) To describe the pedagogical competencies of Social Sciences Teachers of SMP Negeri 7 Kendari in assessment and evaluation. This type of research used in this study is a qualitative research with a descriptive approach. is a study of certain phenomena or manipulations that researchers obtain from subjects in the form of individuals, organizations or other perspectives. The results showed that social studies teacher pedagogical competencies include (1) Social Studies Learning Planning has prepared learning tools such as lesson plans and syllabi developed from the applicable curriculum so that they are able to carry out learning activities that educate students. (2). The implementation of social studies learning consists of: a). Preliminary activities consist of 1) preparing students psychologically and physically students to follow the learning process, 2) praying before learning begins, 3) The teacher is absent students, 4) the teacher asks questions about the material that has been studied previously. b). The core activities of learning consist of 1) Mastering the theories of learning that educate, 2) Facilitating the potential possessed by students, 3) Communicating effectively, empathy and courtesy with students. It is intended that the implementation of learning can create a conducive learning atmosphere, fun and active, this can be seen from the use of discussion and scientific methods. c). The closing activity consisted of 1) The teacher and students made a summary of the material they had learned, 2) The teacher reflected on the material that had been learned, 3) The teacher closed the lesson by saying greetings. (3) Pedagogical competence of Social Studies Teachers of SMP Negeri 7 Kendari in the process of assessment and evaluation, utilizing assessment and evaluation for learning purposes, namely monitoring KKM scores and remedial implementation if there are student grades below the KKM standard, as well as reporting recap grades to school principals. Keywords: Competence, Pedagogic, Social Sciences Teacher
SANGIA PURE-PURE SEBAGAI OBJEK SEJARAH DI DESA PURE KECAMATAN WAKORUMBA SELATAN (1998-2017) Tasrip, Oman; Mursidin T, Mursidin T
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 4 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i4.15680

Abstract

ABSTRAK: Subtansi penelitian ini mengacu pada empat aspek permasalahan dasar (1) menjelaskan latar belakang Sangia Pure-Pure dijadikan sebagai objek sejarah di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). (2) Menjelaskan kegunaan objek sejarah Sangia Pure-Pure di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). (3) Menjelaskan peninggalan yang terdapat dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). (4) Menjelaskan Nilai-nilai sosial budaya yang terkandung dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan (1998-2017). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan prosedur mengacu pada Helius Sjamsuddin, yang terbagi tiga tahapan yaitu: (1) Heuristik (pengumpulan data), (2) Kritik sumber (verifikasi data), (3) Historigrafi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang Sangia Pure-Pure dijadikan sebagai objek sejarah di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan adalah karena merupakan sumber sejarah terbentuknya Pure yang menjadi Ibu Kota Kecamatan Wakorumba Selatan yang mana masyarakat setempat meyakini kawasan tersebut sebagai suatu tempat keramat dan sakral dikarenakan adanya tokoh yang dianggap sebagai sosok kharismatik  yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat Pure pada saat itu. Tokoh tersebut adalah La Ode Kilambibito. Untuk menghargai kebesaran serta kharismanya itulah dia digelari sangia Pure-Pure. Sangia tersebut berasal dari bahasa sansekerta yakni sanghyang  artinya dipertuan. Penamaan pure dikarenakan lokasi tempat perkampungan ditumbuhi tumbuhan pure yang subur dan berbunga putih, batangnya berbulu halus dan gatal jika terkena kulit manusia. (2) Kegunaan Sangia Pure-Pure sebagai objek sejarah yaitu: (a) Penanaman Nilai-nilai sejarah, peran Sangia Pure-Pure dalam upaya penanaman nilai-nilai sejarah telah melekat pada kebiasaan masyarakat setempat yang selalu menuturkan sejarah lokal ini kepada tiap-tiap generasinya. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda yang memiliki tanggung jawab moril terhadap keberadaan situs ini bisa memaknai dan mengetahui latar belakang sejarah yang ada di tempat tersebut, (2) Sumber belajar sejarah, pemanfaatan  situs Sangia Pure-Pure dalam upaya penanaman pengetahuan sejarah telah menjadi kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan dan diperuntukan  tidak hanya bagi mereka yang meminati atau mengambil jurusan IPS dalam rutinitas belajar di kelas tetapi di berlakukan untuk seluruh siswanya 3) Peninggalan sejarah yang terdapat dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure yaitu: (1) Bangunan fisik makam La Ode Kilambibito, Bhatakalambe beserta para pengikutnya, (2) Fondasi Masjid  (3) Mata Air 4) Nilai-Nilai sosial budaya yang terkandung dalam objek sejarah Sangia Pure-Pure yaitu: (1) Nilai etika, (2) Nilai solidaritas, (3) Nilai historis. Kata Kunci: Sangia Pure, Objek Wisata ABSTRACT: The substance of this research refers to four aspects of the basic problem (1) to explain the background of Sangia Pure-Pure as a historical object in Pure Village, Wakorumba South District (1998-2017). (2) Explaining the use of historical objects Sangia Pure-Pure in Pure Village, South Wakorumba District (1998-2017). (3) Explaining the relics contained in the historical object of Sangia Pure-Pure in Pure Village, South District Wakorumba (1998-2017). (4) Explaining the socio-cultural values contained in the historical object of Sangia Pure-Pure in Pure Village, South Wakorumba District (1998-2017). The method used in this research is the historical research method with the procedure referring to Helius Sjamsuddin, which is divided into three stages, namely: (1) Heuristics (data collection), (2) Source criticism (data verification), (3) Historigraphy. The findings of this study indicate that: (1) The background of Sangia Pure-Pure being used as a historical object in Pure Village, South Wakorumba District is because it is a historical source of the formation of Pure which became the capital of South Wakorumba District where local people believe the area is a place. sacred and sacred due to the existence of a figure who was considered a charismatic figure who had a major influence on the development of Pure society at that time. This figure is La Ode Kilambibito. It was to appreciate his greatness and charisma that he was named Sangia Pure-Pure. Sangia comes from the Sanskrit language, namely sanghyang, which means "penduan". The name pure was due to the location where the village was overgrown with pure plants that were fertile and with white flowers, their stems were downy and itchy when exposed to human skin. (2) The use of Sangia Pure-Pure as an object of history, namely: (a) Cultivation of historical values, the role of Sangia Pure-Pure in an effort to instill historical values has been inherent in the habits of the local community who always tell each other this local history generation. This is so that the younger generation who have a moral responsibility for the existence of this site can interpret and know the historical background that exists in the place, (2) A source of historical learning, the use of the Sangia Pure-Pure site in an effort to cultivate historical knowledge has become an extracurricular activity. at SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan and is intended not only for those who are interested in or majoring in social studies in the routine of classroom learning but for all students 3) Historical relics contained in the historical objects of Sangia Pure-Pure, namely: (1) Physical building of the tomb La Ode Kilambibito, Bhatakalambe and their followers, (2) Mosque Foundations (3) Springs 4) Socio-cultural values contained in historical objects of Sangia Pure-Pure, namely: (1) Ethical values, (2) Solidarity values, ( 3) Historical value.  Keywords: Sangia Pure, Tourist Attraction
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS 〖XI〗^B IPS DI SMA NEGERI 2 PARIGI Indomanan, Nurfardila; Mursidin T, Mursidin T; Hak, Pendais
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v3i1.13170

Abstract

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk meningkatkan aktivitas mengajar guru Sejarah kelas IPS di SMA Negeri 2 Parigi melalui model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah di kelas IPS di SMA Negeri 2 Parigi model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah di kelas IPS di SMA Negeri 2 Parigi melalui model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Make A Match. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IPS SMA Negeri 2 Parigi dengan jumlah siswa 21 peserta didik, yang terdiri dari 15 peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada aktivitas mengajar guru, aktifitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Aktivitas mengajar guru pada siklus I mencapai persentase keberhasilan 64,28% meningkat pada siklus II menjadi 92,85%, aktifitas belajar siswa dari siklus I mencapai persentase keberhasilan 54,54% meningkat pada siklus II dengan persentase keberhasilan mencapai 90,90%, kemudian hasil belajar siswa dari siklus I mencapai persentase ketuntasan yang diperoleh 47,61%, pada siklus II meningkat dengan persentase ketuntasan 85,71% atau sebanyak 18 dari 21 siswa yang tuntas (mencapai nilai KKM) secara individual dengan mendapat nilai ≥75. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Make A Match, Hasil Belajar SiswaABSTRAC: The purpose of this study is to improve teaching activities of the class history teacher (XI) ^ B IPS in SMA Negeri 2 Parigi through the cooperative learning model Type Make A Match. To increase student learning activities on the history subject in class (XI)^ B IPS in SMA Negeri 2 Parigi Cooperative learning model Type Make A Match. To improve student learning outcomes in the subject of History in the class (XI) ^ B IPS in SMA Negeri 2 Parigi through the cooperative learning model Type Make A Match. This type of research is Classroom Action Research (CAR) by applying the Make A Match cooperative learning model. This research was conducted in two cycles. This research consists of several stages, namely: (1) Planning, (2) Implementation, (3) Observation, (4) Reflection. The subjects of this study were the teacher and students of class XI IPS B Public High School 2 Parigi with a total of 21 students, consisting of 15 male students and 6 female students. Based on the results of the study showed an increase in teacher teaching activities, student learning activities and student learning outcomes from cycle I to cycle II. Teacher teaching activities in the first cycle reached a percentage of success 64.28% increased in the second cycle to 92.85%, student learning activities from the first cycle reached a percentage of success 54.54% increased in the second cycle with a percentage of success reaching 90.90%, then student learning outcomes from the first cycle reached the percentage of completeness obtained 47.61%, in the second cycle increased with a percentage of completeness 85.71% or as many as 18 of 21 students who completed (reaching KKM scores) individually by getting a value of ≥75.Keywords: Cooperative Type Make A Match, Student Learning Outcomes 
ADAT PERKAWINAN SUKU MORONENE DI DESA LANGKEMA KECAMATAN KABAENA SELATAN KABUPATEN BOMBANA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH Darmayanti, Dila; Mursidin T, Mursidin T
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i3.15675

Abstract

ABSTRAK: Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk menjelaskan proses pelaksanaan adat perkawinna Suku Moronene di Desa Langkema Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana dalam perspektif sejarah. (2) Untuk menjelaskan perubahan adat perkawinan Suku Moronene di Desa Langkema Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana dalam perspektif sejarah. (3) Untuk menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam adat perkawinan Suku Moronene di Desa Langkema Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana dalam perspektif sejarah. Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin yang terdiri atas pengumpulan data (heuristik), kritik data (verifikasi data), dan penulisan sejarah (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan adat perkawinan Suku Moronene di Desa Langkema Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana terdiri dari 3 tahap yaitu: 1) Podioha ninyapi (pelamaran), dalam tahap ini terbagi menjadi 2 bagian yang pertama, modio hartia (menyampaikan maksud) dan kedua mongapi (melamar). 2) Pontangkia hamopompetukanaiha (membawa bahan makanan dan penanyaan). Tahap ini terbagi menjadi 4 bagian, yang pertama waktu pelaksanaan pontangkia, kedua pontangkia (membawa bahan makanan), ketiga pompetukanaiha (penanyaan), keempat totolea (penentuan mahar). Dan terakhir tahap ke 3) Lumanga (penyerahan mahar adat/benda adat), tata cara pelaksanaan lumanga, pertama morongo kompe, kedua mesua bolo raha (masuk dalam rumah pengantin perempuan), ketiga montunu peahu (membakar rokok), keempat tuduako langa (penyerahan benda adat), kelima akad nikah, keenam molangarako (membawa pengantin perempuan kerumah pengantin pria) dan terakhir mohuletako alo (pasangan pengantin kembali kerumah pengantin perempuan). 2). Perubahan adat perkawinan Suku Moronene di Desa Langkema yaitu: (a) Disepakati adanya Rumpantole (adat dipersingkat) yaitu Pompetukanaiha dan Lumanga dapat dilaksanakan dalam waktu/hari yang sama. Sedangkan sebelumnya antara Pompetukanaiha dan Lumanga jarak waktunya sampai 7 tahun. (b) Pada saat Modio Ninyapi ada bungkusan yang ditampilkan. Bungkusan tersebut memakai kertas putih polos yang ikatannya terbuat dari daun agel yang diberi warna kasumba merah, setelah diadakannya seminar tahun 2006 kesepakatan itu dirubah, bungkusan yang diikat pakai daun agen itu dirubah dengan menggunakan benang wol berwarna merah.  3). Nilai-nilai yang terkandung dalam adat perkawinan Suku Moronene di Desa Langkema adalah: (1) Nilai religius (agama) adalah suatu nilai yang terkait dengan keberadaan manusia itu sebagia hamba Allah. (2) Nilai kekeluargaan yaitu setiap kegiatan yang melibatkan keluarga melalui kerja sama. (3) Nilai pendidikan yaitu nilai yang dapat meningkatkan kecerdasan dalam meraih sukses. (4) Nilai estetika yaitu dipandang dari segi keindahan. Kata Kunci: Perkawinan, Masyarakat dan Sejarah.      ABSTRACT: The objectives of this study are: 1) To describe the process of implementing the chamomose tradition in Gu Timur Village, Lakudo District, Central Buton Regency, 2) To explain the symbolic meaning in the chamomose tradition in Gu Timur Village, Lakudo District, Central Buton Regency, 3) To explain the value -values contained in the chamomose tradition in Gu Timur Village, Lakudo District, Central Buton Regency. The method used in this research is the historical research method according to Helius Sjamsuddin with the following steps: 1) Source collection (heuristics), 2) Source criticism (verification), 3) Historical writing (historiography). The results of this study indicate that: 1) The process of implementing the chamomose tradition in Gu Timur Village, Lakudo District, Central Buton Regency consists of; a) The preparation stage, namely the tools used in the implementation of the chamomose tradition are: (1) Gendang (double dhawa), made of goat or cow skin, (2) Mbilolo (gong), made of brass used to accompany chamomose events, (3) Dhawa-dhawa, is a traditional musical instrument installed near the mbilolo, (4) Ndengu-ndengu, a traditional musical instrument made of brass consisting of three pieces. b) The implementation stage, namely; (1) When the chamomose tradition starts at 8:00 p.m. until finished, (2) Kalampi is the clothes worn by the chamomose participants, (3) Pu'uno lambu is the organizer of the chamomose tradition, 4) Fopangano is a participant who sits in the chamomose and sower event drum. 2) The symbolic meaning contained in the chamomose tradition in Gu Timur Village, Lakudo District, Central Buton Regency, which is as a unifying tool to foster a close relationship in Gu Timur Village. 3) The values contained in the chamomose tradition in Gu Timur Village, Lakudo District, Central Buton Regency consist of; a) Spiritual value, which is implemented according to religious rules, b) Ethical values, namely a form of good attitude so that they always live side by side and help each other and, c) Aesthetic values, namely giving beauty to all participants who follow the kamomose tradition  Keywords: Tradition, Chamomose, Finding a Match, Gu Timur Village