Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENATALAKSANAAN ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL, SINDROM METABOLIK, DAN HIPERURISEMIA PADA PASIEN GERIATRI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MINIMAL MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA: LAPORAN KASUS Harsa, Shenia Verinda; Rahmah, Clarisa; Mayasari, Diana
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.11767

Abstract

Abstrak: Penatalaksanaan Angina Pektoris Tidak Stabil, Sindrom Metabolik, dan Hiperurisemia pada Pasien Geriatri dengan Tingkat Pengetahuan Minimal melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga: Laporan Kasus. Penyakit kardiovaskuler dan gangguan metabolik adalah masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia karena adaya proses degeneratif. Angina pektoris tidak stabil (APTS) ditandai dengan rasa tidak nyaman pada dada akibat adanya iskemia miokardium. Salah satu faktor risiko APTS adalah sindrom metabolik. Penyakit degeneratif lainnya adalah hiperurisemia. Studi ini merupakan laporan kasus pada pasien wanita berusia 60 tahun yang telah terdiagnosis angina pektoris dalam satu tahun terakhir dan datang dengan keluhan nyeri dada sisi kiri yang semakin memberat dalam satu bulan terakhir. Pasien juga memiliki riwayat sindrom metabolik dan hiperurisemia yang tidak terkontrol. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan ke rumah untuk menilai lingkungan fisik. Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dideritanya kurang, ketidakpatuhan pengobatan, serta pola diet yang tidak baik. Setelah dilakukan intervensi, didapatkan perbaikan tekanan darah, kadar glukosa darah, kolesterol, dan asam urat serta peningkatan skor pengetahuan pasien dan keluarga masing-masing sebanyak 40 dan 36 poin. 
Pengaruh Pemberian Madu terhadap Perbaikan Kerusakan Mukosa Gaster dan Penyembuhan Luka pada Penderita Ulkus Peptikum Rahmah, Clarisa
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2021): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v3i1.4531

Abstract

Background: Peptic ulcer is one of the diseases that many people experience in digestive tract disorders. Peptic ulcers occur due to excessive secretion of gastric acid (HCl) and pepsin by the gastric mucosa. Objectives: This discussion aims to determine the gastroprotector effect of honey on peptic ulcer healing. Methods: The method used is literature study from national and international journals by summarizing the discussion presented in the article. Discussion: The incidence of gastric ulcers commonly occurs due to because of Helicobacter pylori infection with increased mortality in older people with the use of Anti-Inflammatory Steroids (NSAIDs). Treatment and prevention of disease using traditional medicine that is widely reused, one of which is honey. Honey contains more than 200 compounds that are useful in the wound healing process such as anti-inflammatory, antibacterial, antioxidant, tissue stimulation, retaining moisture, and healing wound healing activities. Conclusion: Honey has a gastroprotective effect on the irritated stomach until the ulcer acts as an antibiotic, balancing gastric pH, and as an inducer of epithelialization of the gastric mucosa. Keywords: gastric, honey, mucosal repair, peptic ulcer, wound healing   Latar Belakang: Ulkus peptikum merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami masyarakat dalam gangguan saluran pencernaan. Ulkus peptikum terjadi karena sekresi asam lambung (HCl) dan pepsin berlebih oleh mukosa lambung. Tujuan: Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui efek gastroprotektor pada madu terhadap penyembuhan ulkus peptikum. Metode: Metode yang digunakan studi literatur dari jurnal nasional dan internasional dengan merangkum pembahasan yang disajikan dalam artikel. Pembahasan: Insidensi tukak lambung banyak terjadi karena adanya infeksi Helicobacter pylori yang angka mortalitasnya meningkat pada orang tua dengan penggunaan Obat Anti Inflamasi Steroid (OAINS). Pengobatan dan pencegahan penyakit dengan obat tradisional/ herbal banyak digunakan kembali, salah satunya madu. Madu mengandung lebih dari 200 senyawa yang bermanfaat dalam proses penyembuhan luka seperti aktivitas antiinflamasi, antibakterial, antioksidan, stimulasi pengangkatan jaringan, mempertahankan kelembapan, dan mempercepat penyembuhan luka. Kesimpulan: Madu memiliki efek gastroprotektor pada mukosa gaster yang mengalami iritasi hingga ulkus berperan sebagai antibiotik, penyeimbang pH gaster, dan penginduksi epitelisasi mukosa gaster. Kata Kunci: gaster, madu, penyembuhan luka, perbaikan mukosa, ulkus peptikum