Widiandari, Widiandari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH BONANG SEKATEN PADA BONANG BARUNG: KAJIAN GARAP KARAWITAN Teguh, Teguh; Widiandari, Widiandari
SELONDING Vol 17, No 1 (2021): : MARET 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v17i1.5383

Abstract

Gamelan Sekaten merupakan salah satu jenis gamelan Pakurmatan, dimana mempunyai  instrumen yang unik yaitu bonang yang ditabuh oleh 2-3 pengrawit, dimana lazimnya bonang lanang ditabuh oleh seorang pengrawit, sedangkan bonang wadon oleh 1-2 pengrawit. Selain itu permasalahan kreatifitas dalam motif tabuhan bonang menyebabkan stagnansi pada kualitas di dalam penyajian seni karawitan yang biasanya berdasarkan “angon rasa” menjadi “angon ngelmu”. Kolaborasi garap ricikan yang satu dengan ricikan lainnya akan menimbulkan harmoni dalam sebuah sajian gending, sehingga ketepatan pemilihan motif tabuhan bonang  menjadi sangat penting, begitu pula sebaliknya tanpa alasan yang mendasar sajian sebuah gending menjadi hambar atau bahkan tidak berkualitas, cebleh, sangli, ora mungguh dan seterusnya. Penelitian ini mempergunakan kualitatif deskripsi dimana teknik pengumpulan data terbagi menjadi studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil menunjukkan bahwa Teknik tabuhan mipil rangkep bonang sekaten isiannya relatif sedikit, hal ini ada pengaruh dari bentuk fisik dan penyajian sekaten yang membutuhkan tenaga ekstra. Ditambah pula bahwa penyajian sekaten menjelang suwuk selalu ada permainan tabuhan soran dengan irama tanggung laya seseg, oleh karenanya penabuh bonang harus bisa menghemat atau mengelola tenaga dengan baik. Selanjutnya pada teknik tabuhan gembyang hanya satu nada alasannya adalah bahwa bonang sekaten hanya terdiri dari tujuh nada dengan wilayah oktaf tinggi atau kecil. Konteks adopsi yang dimaksud adalah tabuhan bonang barung yang mengambil dari tabuhan bonang sekaten, sedangkan adaptasi adalah meniru motif tabuhan yang ada pada tabuhan bonang sekaten yang kemudian diaplikasikan ke dalam tabuhan bonang barung meskipun selehnya berbeda.
Pengaruh Bonang Sekaten pada Bonang Barung: Kajian Garap Karawitan Teguh, Teguh; Widiandari, Widiandari
Gelar: Jurnal Seni Budaya Vol. 19 No. 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v19i1.3414

Abstract

Bonang barung is one of the ricikan found in the gamelan sekaten and gamelan ageng. It functions as ricikan garap, it means that bonang barung must work on balungan gending. The techniques or motifs of the wasps include: mipil, gembyang, imbal, and klenangan. Of the several wasps, many of the mipil wasps are adopted from the bonang sekaten wasps. This study aims to determine the relationship between wasp motifs and balungan gending. The method used is descriptive analytical. Data was collected through interviews with several interviewees. In addition to interviews, the literature study was also carried out based on references about musical knowledge and several writings related to the material. The final result of this study shows that there are two things happen because of the effect of bonang sekaten wasp on the bonang barung wasp, namely adoption and adaptation.