Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN (KBKP) DI KABUPATEN JEMBER Sandra, Christyana; Tri Herawati, Yennike; Baroya, Ni'mal; Sulistiyani, Sulistiyani; Ningrum, Prehatin Trirahayu; Akbar, Kurnia Ardiansyah; Ramani, Andrei
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v17i1.22441

Abstract

Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan (KBKP) merupakan salah satu sistem pembayaran dalam program jaminan kesehatan nasional pada puskesmas untuk meningkatkan pelayanan yang efektif dan efisien sehingga mutu layanan yang diberikan dapat terjaga. Kabupaten Jember sebagai salah satu kabupaten yang menjalankan kebijakan tersebut, namun diketahui terdapat kendala dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Penilaian terhadap puskesmas melalui KBKP dilihat berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi angka contact rate, rasio rujukan rawat jalan non spesialistik, rasio peserta prolanis dan 1 indikator tambahan yaitu kunjungan rumah. Namun pelaksanaan kebijakan ini terdapat beberapa permasalahan yang dapat menghambat pencapaian target. Penelitian ini menggunakan metode Riset Implementasi. Riset ini membahas berbagai masalah implementasi dalam konteks yang beragam dimana pengambilan datanya dilakukan secara kualitatif (indepth interview) dan kuantitatif (analisis data sekunder). Evaluasi pelaksanaan KBKP tahun 2016 menunjukkan masih banyaknya tantangan dan hambatan sehingga BPJS Kesehatan mengeluarkan petunjuk teknis terkait KBKP. Tujuan penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah memberikan panduan bersama pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan di FKTP. Pemerintah daerah diketahui kurang terlibat dalam kebijakan KBKP tersebut, tidak terdapat kebijakan yang mendukung kebijakan KBKP di tingkat kabupaten. Pencapaian target indikator yang telah ditetapkan dalam regulasi KBKP masih sulit dicapai oleh puskesmas khususnya pada indikator contact rate, pencapaian target indicator contact rate hanya 15 puskesmas (30%). Pencapaian indikator rujukan non spesialistik yang telah ditetapkan dalam regulasi KBKP selalu dapat dicapai oleh puskesmas (100%), namun indikator prolanis target pencapaiannya hanya 38 puskesmas dari 50 puskesmas yang dapat mencapai (76%). Sulitnya pencapaian target indikator contact rate karena petugas kesehatan di puskesmas tidak sempat meng-entry data kontak sehat dan kontak sakit pada aplikasi P Care. Diketahui KBKP dapat meningkatkan kepuasan peserta karena memaksa puskesmas untuk meningkatkan contact rate dengan peserta JKN dan merasa di ‘spesial’kan dengan program prolanis. Kebijakan KBKP juga dapat meningkatkan mutu pelayanan puskesmas karena puskesmas harus meningkatkan sarana prasarana agar 145 diagnosis tersebut dapat diselesaikan.
In-depth exploration of postpartum hemorrhage risk factors through interviews with healthcare workers in Hospitals Erawati, Sintya; Baroya, Ni'mal; Tri Herawati, Yennike; Martiana Wati, Dwi; Permatasari, Elok
International Journal of Health Science and Technology Vol. 7 No. 2 (2025): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/ijhst.v7i2.4326

Abstract

Postpartum hemorrhage (PPH) is one of the major obstetric complications responsible for approximately 75% of maternal deaths globally, particularly in low-income countries. This condition not only increases maternal morbidity and mortality but also contributes to higher needs for blood transfusion, prolonged hospitalization, and greater healthcare burden. The incidence of PPH at Dr. Soebandi Regional Hospital, Jember, reached 27%, the highest among other delivery complications in the regency. This study aimed to analyze the risk factors associated with PPH. An analytic hospital-based case-control study was conducted from January to November 2021 involving 88 mothers with PPH and 88 mothers without PPH based on medical records from 2018–2019. Antenatal factors included maternal age, anemia, birth interval, parity, and history of PPH, while intrapartum factors consisted of chorioamnionitis, labor induction, duration of labor, episiotomy, and delivery method. Data were analyzed using chi-square and logistic regression tests with a significance level of α=0.05. The results showed that maternal age >35 years (OR=4.7; 95%CI:2.35–9.82), anemia, and previous history of hemorrhage were significant risk factors. Chorioamnionitis, labor induction, and episiotomy also increased the risk, while cesarean delivery was protective (OR=0.19; 95%CI:0.08–0.45). Prevention efforts should focus on promoting pregnancy at a healthy reproductive age, improving adherence to iron supplementation, and strengthening the quality of delivery services in healthcare facilities.