Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konsep Community Based Tourism Sebagai Strategi Pengembangan Kain Songket Sidemen Di Bali Wangi Bhuanaputri, Ni Kadek Ajeng; Dharma Putra, I Putu Ryan; Wahyudi, I Made Indra; Cantika Ratih, Ni Made Ayu; Adam, Marcellino Dominicius
Syntax Idea Vol 3 No 8 (2021): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-idea.v6i8.1412

Abstract

Kain Songket Sidemen yang autentik dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di tengah pandemi COVID-19 di Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen. Kain Songket Sidemen merupakan kain khas tradisional dengan proses pembuatan, motif kain yang kental dengan budaya Bali dan penuh makna. Kain Songket Sidemen ini menjadi produk wisata budaya khas Desa Sidemen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan input data kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif, dan wawancara mendalam dengan yang terdiri dari Pengurus Desa Sidemen, pengerajin Kain Songket Sidemen, dan penjual Kain Songket Sidemen sebagai data primer, serta studi dokumentasi sebagai data sekunder. Strategi pengembangan Kain Songket Sidemen sebagai produk wisata budaya dengan konsep Community Based Tourism serta strategi Stabilitas, merupakan strategi untuk meningkatkan nilai-nilai kearifan budaya lokal Bali, meningkatkan pemasaran dan peran pemerintah dan masyarakat, serta meningkatkan kebutuhan pasar. Maka dari itu Kain Songket Sidemen perlu dikembangkan untuk mendukung kelestarian budaya dan menerapkan community based tourism dalam pengembangannya sehingga dapat meningkatkan kualitas pariwisata Bali upaya penerapan pariwisata berkelanjutan di era pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini, yaitu mengindentifikasi potensi dari pengembangan produk wisata budaya Kain Songket Sidemen dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dengan menerapkan konsep community based tourism serta strategi pengembangan penjualan produk wisata budaya Kain Songket Sidemen yang autentik dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di tengah pandemi COVID-19 di Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen.
Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Lebih sebagai Wisata Kuliner Lokal Pesisir Selatan Kabupaten Gianyar Wahyudi, I Made Indra; Amir, Firlie Lanovia; Trimandala, Nyoman Agus
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.830

Abstract

Kekhasan yang dimiliki Daya Tarik Pantai Lebih tidak hanya menyajikan keelokan pantainya, Pantai Lebih yang terletak di pesisir selatan Kabupaten Gianyar memiliki keunggulan pada pengolahan hidangan laut yang mampu bersaing dengan daerah lainnya di Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Desa Lebih memiliki makanan khas (maskot) berupa sate languan yang merupakan hidangan khas Desa Lebih dengan bahan dasar berupa hidangan laut yang merupakan hasil laut nelayan setempat. Kawasan Pantai Lebih sebagai daya tarik wisata yang menyuguhkan wisata kuliner sudah masuk ke dalam tahapan pengembangan, pengembangan yang dilaksanakan dalam upaya pengelola Pantai Lebih tercermin dari upaya pengolahan hasil laut yang dikelola oleh masyarakat nelayan dan terbentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSA), kunjungan wisatawan yang meningkat belum dibarengi dengan sistem pendataan pengunjung, dan mata pencaharian masyarakat mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan, pengusaha kecil dan menengah, serta pemilik usaha (warung, rumah makan maupun restoran) menjadikan sektor kuliner menjadi pusat perekonomian masyarakat Desa Lebih. The uniqueness of Lebih Beach not only presents the beauty of the beach, Lebih Beach located on the south coast of Gianyar Regency has an excellence in seafood processing that can compete with other areas in Bali. This research uses descriptive qualitative research methods. Lebih Village has a specialty food (mascot) in the form of satay languan which is a typical dish of Lebih Village with basic ingredients in the form of seafood from local fishermen. The Lebih Beach area as a tourist attraction that offers culinary tourism has entered the development stage, the development process implemented in the effort to manage Lebih Beach is reflected in the efforts to process seafood managed by the fishing community and the formation of a Processing and Marketing Group (POKLAHSA), increased tourist visits have not been accompanied by a visitor data collection system, and the livelihoods of the majority of the community are fishermen, small and medium entrepreneurs, and business owners (stalls, restaurants and restaurants) making the culinary sector the center of the economy of the Lebih society.
Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Lebih sebagai Wisata Kuliner Lokal Pesisir Selatan Kabupaten Gianyar Wahyudi, I Made Indra; Amir, Firlie Lanovia; Trimandala, Nyoman Agus
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 3 No. 7 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Juli 2024
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v3i7.830

Abstract

Kekhasan yang dimiliki Daya Tarik Pantai Lebih tidak hanya menyajikan keelokan pantainya, Pantai Lebih yang terletak di pesisir selatan Kabupaten Gianyar memiliki keunggulan pada pengolahan hidangan laut yang mampu bersaing dengan daerah lainnya di Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Desa Lebih memiliki makanan khas (maskot) berupa sate languan yang merupakan hidangan khas Desa Lebih dengan bahan dasar berupa hidangan laut yang merupakan hasil laut nelayan setempat. Kawasan Pantai Lebih sebagai daya tarik wisata yang menyuguhkan wisata kuliner sudah masuk ke dalam tahapan pengembangan, pengembangan yang dilaksanakan dalam upaya pengelola Pantai Lebih tercermin dari upaya pengolahan hasil laut yang dikelola oleh masyarakat nelayan dan terbentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSA), kunjungan wisatawan yang meningkat belum dibarengi dengan sistem pendataan pengunjung, dan mata pencaharian masyarakat mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan, pengusaha kecil dan menengah, serta pemilik usaha (warung, rumah makan maupun restoran) menjadikan sektor kuliner menjadi pusat perekonomian masyarakat Desa Lebih. The uniqueness of Lebih Beach not only presents the beauty of the beach, Lebih Beach located on the south coast of Gianyar Regency has an excellence in seafood processing that can compete with other areas in Bali. This research uses descriptive qualitative research methods. Lebih Village has a specialty food (mascot) in the form of satay languan which is a typical dish of Lebih Village with basic ingredients in the form of seafood from local fishermen. The Lebih Beach area as a tourist attraction that offers culinary tourism has entered the development stage, the development process implemented in the effort to manage Lebih Beach is reflected in the efforts to process seafood managed by the fishing community and the formation of a Processing and Marketing Group (POKLAHSA), increased tourist visits have not been accompanied by a visitor data collection system, and the livelihoods of the majority of the community are fishermen, small and medium entrepreneurs, and business owners (stalls, restaurants and restaurants) making the culinary sector the center of the economy of the Lebih society.