Sinabariba, Daniel Irwanto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Menguraikan Seksualitas Alkitabiah Pada Remaja Kristen: Sebuah Upaya Pembinaan Warga Gereja Harita, Novi Saria; Setiawan, David Eko; Sinabariba, Daniel Irwanto; Buulolo, Karima
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 2, No 1 (2021): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v2i1.64

Abstract

The purpose of this research is to describe Biblical Sexuality in Christian Adolescents as an Effort to Form Church Citizens. This is because adolescence is a transitional period, namely the transition from childhood to adulthood. At this age they also have wants and needs that must be met, such as being greeted, valued as a complete person and invited to exchange ideas like adults and their physical changes also change. The closure of parents to children about sex can also make children take the initiative themselves to find out the answers to their peers and supported by a lack of understanding of sexuality in a biblical manner can encourage them to have premarital sex. The author will answer research problems using the literature method. And based on research results, biblical sexuality can only be done when blessed in a holy marriage. Therefore, the role of the church in coaching is very necessary and can be done through KTBK, Christian faith seminars and personal services.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan Seksualitas Alkitabiah Pada Remaja Kristen Sebagai Upaya Pembinaan Warga Geraja. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa transisi, yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada usia ini juga mereka memiliki keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti disapa, dihargai sebagai pribadi yang utuh dan diajak bertukar pikir layaknya orang dewasa serta fisiknya juga mengalami perubahan. Ketertutupan orang tua terhadap anak mengenai seks juga dapat menjadikan anak berinisiatif sendiri untuk mencari tahu jawabannya kepada teman-teman sebayanya dan didukung dengan kurangnya pemahaman seksualitas secara Alkitabiah dapat mendorong mereka untuk melakukan hubungan seks pranikah. Penulis akan menjawab masalah penelitian dengan menggunakan metode kepustakaan. Dan berdasarkan hasil penelitian, seksualitas secara Alkitabiah hanya bisa dilakukan ketika diberkati dalam pernikahan suci. Oleh karena itu, peran gereja dalam pembinaan sangat diperlukan dan dapat dilakukan melalui KTBK, seminar iman Kristiani dan pelayanan personal.
Allah Berpihak pada Perempuan: Kajian Bilangan 27:1-12 dalam Perspektif Ekofemisme Panjaitan, Firman; Sinabariba, Daniel Irwanto
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 11, No 1: Desember 2024
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v11i1.204

Abstract

Inheritance rights to land are often disputed. Especially in a patriarchal culture, inheritance rights to land always fall to sons. Girls were often a marginal group and were not taken into account in matters of inheritance rights to land. This also applies to the nation of Israel at the time the nation imposed inheritance rights to the Promised Land. However, this view is challenged in the narrative of Numbers 27: 1-11, especially when God sided with Zelophehad's five daughters regarding their father's inheritance of the land. This study aims to show that women are also entitled to inheritance rights to the Promised Land given by God to man. This study was conducted using qualitative methods, especially through the literature study approach. The result obtained from this study is the alignment of God to The Five Daughters of Zelaphehad to have inheritance rights over their land. This confirms that women are also trusted by God to be directly involved in maintaining and preserving the Promised Land that God has given to man. Abstrak Hak waris atas tanah seringkali menjadi sengketa. Terkhusus dalam budaya patriarkhi, hak waris atas tanah senantiasa jatuh kepada anak laki-laki. Anak perempuan seringkali menjadi kelompok marjinal dan tidak diperhitungkan dalam masalah hak waris atas tanah. Hal ini juga berlaku bagi bangsa Israel pada saat bangsa itu memberlakukan hak waris atas tanah perjanjian. Namun pandangan ini mendapat perlawanan melalui narasi Bilangan 27:1-11, khususnya ketika Allah berpihak kepada kelima anak perempuan Zelafehad berkaitan dengan hak waris atas tanah dari ayah mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa kaum perempuan pun berhak atas hak waris atas tanah perjanjian yang diberikan Allah kepada manusia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, khususnya melalui pendekatan studi pustaka. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah keberpihakan Allah kepada kelima anak perempuan Zelafehad untuk memiliki hak waris atas tanah mereka. Hal ini menegaskan bahwa perempuan pun dipercaya oleh Allah untuk terlibat langsung dalam menjaga dan melestarikan tanah perjanjian yang telah diberikan Allah kepada manusia.