Stunting merupakan salah satu dampak masalah gizi dari asupan masa lampau yang diakibatkan oleh kurangnya asupan zat gizi makro dan mikro (seperti protein, vitamin A, seng), serta frekuensi terjadinya penyakit infeksi seperti diare serta berat badan lahir rendah (BBLR). Dampak dari Kejadian stunting adalah apatis, gangguan bicara, gangguan perkembangan dan penurunan skor IQ Tujuan penelitian ini untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 24-59 bulan di Desa Kidang. Didapatkan 90 sampel dengan pemilihan sampel menggunakan proportional random sampling. Pengambilan data menggunakan FFQ semikuantitatif dan wawancara lagsung. Analisis data menggunakan uji Chi Square (a=0,05) Asupan energi balita kategori lebih sejumlah 52,2%. Asupan protein balita kategori lebih sejumlah 48,9%. Asupan seng balita kategori lebih sejumlah 45,6%. Balita mengalami diare kategori sering yaitu 43,3%. Berat badan lahir balita yaitu kategori BBLR sejumlah 65,6%. Balita mengalami stuting 51,1% dan tidak stunting 48,9%. Ada hubungan antara asupan energi, protein seng (Zn), frekuensi diare dan BBLR dengan kejadian stunting (p=0,03; p=0,026; p=0,04; p=0,035; p=0,22). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah adalah asupan energi, protein, seng, frekuensi diare dan berat badan lahir rendah.