Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Majalah Kedokteran Sriwijaya

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, KLINIS DAN LABORATORIS DEMOGRAFI, PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 1 PADA ANAK DI RSUP DR. M. HOESIN PALEMBANG TAHUN 2010-2017 Hestika Delliana; Aditiawati Aditiawati; Mutiara Budi Azhar
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 1 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i1.8541

Abstract

Diabetes melitus tipe 1 (DMT1) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat defisiensi absolut sekresi insulin yang disebabkan oleh dekstrusi sel beta (islet) pankreas yang akhirnya dapat mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Penelitian tentang epidemiologi karakteristik DMT 1 di Sumatera Selatan masih terbatas. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik demografi, klinis dan laboratoris pasien diabetes melitus tipe 1 pada anak di RSUP Dr. M. Hoesin Palembang tahun 2010–2017. Penelitian observasional deskriptif potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis dan data pasien di Departemen Anak RSUP dr Moh Hoesin Palembang tahun 2010-2017. Sampel penelitian ini berjumlah 57 kasus., tetapi tidak seluruh rekam medik memiliki data lengkap mengenai setiap variabelnya. Sehingga jumlah kasus tiap variabel berbeda-beda. Hasil dari penelitian ini akan di dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Dari 57 kasus pasien DM tipe 1 didapatkan penderita terbanyak ditemukan pada usia 6-11 tahun (40,0%) dan terbanyak pada perempuan (59,6%) dan dengan IMT terbanyak pada kelompok IMT<18 (75,0%) yang memiliki riwayat penyakit keluarga (36,4%),  manifestasi yang sering muncul pada pasien diabetes melitus tipe 1 diantaranya poliuria (97,8%), polidipsia (97,8%), polifagia (95,6%), penurunan BB (89,5%), kussmaul (35,6%), nyeri perut (21,4%), mual muntah (20,9%) dan penurunan kesadaran (28,9%). Hasil laboratorium pasien DM tipe 1 menunujukkan kadar GDS paling banyak pada kelompok kadar GDS 301-500 mg/dL (48,6%), kadar C-Peptide terbanyak pada kelompok kadar <0,51 ng/ml sebanyak 10 orang (45,5%), kadar HBA1c terbanyak pada kelompok kadar >10% (86,8%), kadar keton urin (++) (30,0%), dosis rata-rata pasien usia 0-5 tahun adalah 0,7-1,2 IU, 6-11 tahun 0,7-1,3 IU dan 12-18 tahun 0,8-1,5 IU, komplikasi KAD saat pertama kali terdiagnosis (56,5%), datang ke RS dengan rujukan (87,2%) dan korelasi antara kejadian KAD dan kadar HBA1c menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dan searah (r=1,000) serta signifikan (?=0,034). Pada penelitian ini lebih banyak penderita berumur 6-11 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki IMT <18, tidak memiliki faktor keturunan, datang ke RSUP dr. Moh Hoesin dengan manifestasi polifagi, poliuri, polidipsi dan penurunan berat badan, serta manifestasi dari komplikasi KAD seperti kussmaul, nyeri perut, mual, muntah dan penurunan kesadaran, GDS>300, HBA1c >6,5,  KAD (56,5%), adanya korelasi yang sangat kuat, searah dan signifikan antara kejadian KAD dan kadar HBA1c.
HUBUNGAN POSISI DUDUK DAN KETIDAKSESUAIAN DESAIN TEMPAT DUDUK SEPEDA MOTOR DENGAN KEJADIAN NYERI PINGGANG PADA PENGENDARA OJEK DARING Ridho Surya Putra; Legiran Legiran; Mutiara Budi Azhar
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 2 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i2.8551

Abstract

Hubungan Posisi Duduk dan Ketidaksesuaian Desain Tempat Duduk Sepeda Motor dengan Kejadian Nyeri Pinggang pada Pengendara Ojek Daring. Pengendara ojek daring merupakan profesi yang kesehariannya beraktivitas lebih banyak dilakukan dengan duduk.Posisi duduk di atas sepeda motor dapat dipengaruhi oleh desain tempat duduk sepeda motor. Berkendara di atas sepeda motor dengan posisi yang statis dan dalam waktu yang lama akan menimbulkan masalah pada tulang belakang. Salah satu efek samping dari posisi duduk statis dalam jangka waktu yang lama adalah dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal. Dampak dari keluhan muskuloskeletal yang paling sering dijumpai adalah Nyeri Punggung Bawah (NPB). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan posisi duduk dan ketidaksesuaian desain tempat duduk sepeda motor dengan NPB agar dapat dilakukan tindakan pencegahan sebelum timbulnya keluhan NPB pada pengendara ojek daring. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional (potong lintang) dengan teknik consecutive sampling. Populasi penelitian ini adalah semua pengendara ojek daring (Gojek) di Kota Palembang. Sampel penelitian adalah sebagian pengendara ojek daring yang ada di Kota Palembang yang berjumlah 108 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dengan menggunakan kuisioner dan hasil ukur. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dan uji korelasi Rank Spearman. Dari penelitian ini ditemukan 80 pengendara (74.1%) yang menderita nyeri punggung bawah dari 108 pengendara. Pengendara dengan posisi duduk tegak sebanyak 27 orang (25.0%), posisi duduk duduk bungkuk sebanyak 8 orang (7.4%) dan posisi duduk menyandar sebanyak 73 orang (67.6%). Tidak terdapat hubungan bermakna antara posisi duduk dengan nyeri punggung bawah pada pengendara ojek daring (p>0.05, r=0.598). Dari uji korelasi menggunakan rank spearman, didapatkan hasil yang menunjukkan korelasi yang sangat lemah dan tidak signifikan antara intensitas nyeri dengan desain tempat duduk sepeda motor pada selang kepercayaan 95% (p>0.05). Tidak terdapat hubungan bermakna posisi duduk dan ketidaksesuaian desain tempat duduk sepeda motor dengan nyeri punggung bawah pada pengendara ojek daring
Hubungan Antara Ekspresi Cyclooxygenase-2 Dengan Derajat Histopatologi dan Invasi Limfovaskular Karsinoma Sel Skuamosa Serviks Listinawati Listinawati; Henny Sulastri; Wresnindyatsih Wresnindyatsih; Mutiara Budi Azhar
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 3 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i3.2707

Abstract

Karsinoma sel skuamosa (KSS) serviks merupakan karsinoma invasif yang terdiri dari sel-sel dengan diferensiasi skuamosa. Berdasarkan derajat histopatologinya KSS serviks dibagi menjadi derajat 1 (diferensiasi baik), derajat 2 (diferensiasi sedang) dan derajat 3 (diferensiasi buruk). Banyak faktor yang berperan dalam karsinogenesis KSS serviks, antara lain cyclooxygenase-2, enzim kunci dalam sintesis prostaglandin, namun hubungan antara COX-2 dengan derajat histopatologi KSS serviks masih menjadi kontroversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi COX-2 dengan derajat histopatologi dan invasi limfovaskular KSS serviks dengan pemeriksaan immunohistokimia. Penelitian ini adalah penelitian potong-lintang. Lima puluh slaid sampel diambil dengan cara simple random sampling dari arsip Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dari Januari sampai Desember 2013. Dilakukan pulasan menggunakan antibodi COX-2 dan dianalisis hubungan ekspresi tersebut dengan derajat histopatologi dan invasi limfovaskular KSS serviks. Hasil penelitian didapatkan derajat histopatologi terbanyak adalah derajat atau diferensiasi buruk (derajat 2 dan 3) sebesar 78%, diikuti derajat atau diferensiasi baik (22%). Terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi COX-2 dengan derajat histopatologi KSS serviks (p=0,046). Invasi limfovaskular dijumpai pada 78% kasus, tetapi tidak berhubungan dengan positifitas ekspresi COX-2 (p=0,618). Didapat juga temuan lain yaitu sebukan atau infiltrasi sel radang yang padat pada 72% kasus dan adanya hubungan yang bermakna dengan positifitas ekspresi COX-2 (p=0,020). Disimpulkan bahwaekspresi COX-2 paling tinggi terdapat pada KSS serviks dengan derajat atau diferensiasi buruk dan semakin menurun pada derajat atau diferensiasi baik. Invasi limfovaskular tidak berhubungan dengan ekspresi COX-2.
Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Kanker Payudara pada Pasien di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada September – Oktober 2016 Karisya Tri Andini; Nur Qodir; Mutiara Budi Azhar
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 1 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i1.8322

Abstract

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita di seluruh dunia.Terdapat beberapa faktor risiko yang memengaruhi terjadinya kanker payudara, salah satunya penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara pada pasien di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada September–Oktober 2016.Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien di Poliklinik Bedah Onkologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada September-Oktober 2016 dengan sampel minimal sebanyak 146 sampel. Data diolah dengan SPSS dan dianalisis menggunakan uji Chi-square.Pada penelitian ini ditemukan 50,7% kasus kanker payudara. Pengguna kontrasepsi oral 23,9%, injeksi 1 bulan 28,3%, injeksi 3 bulan 28,7%, dan implan 19,1%. Dari hasil analisis bivariat uji Chi-squareditemukan hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal(p=0,000), oral(p=0,026), injeksi 3 bulan(p=0,035), implan(p=0,035) lebih dari lima tahun dengan kejadian kanker payudara. Tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi injeksi 1 bulan lebih dari lima tahun dengan kejadian kanker payudara(p=0,465). Terdapat hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal, oral, injeksi 3 bulan, dan implan lebih dari lima tahun dan tidak terdapat hubungan penggunaan kontrasepsi injeksi 1 bulan lebih dari lima tahun dengan kejadian kanker payudara.