Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Faktor Keturunan dan Gaya Hidup Terhadap Obesitas pada Murid SD Swasta di Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang Astri Rizky Andini; Aditiawati Aditiawati; Indri Seta Septadina
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.445 KB)

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan di dunia yang terus meningkat setiap tahun. Obesitas yang disebabkan oleh interaksi faktor keturunan dan lingkungan (gaya hidup) ini berdampak pada begitu banyak komplikasi serius sehingga perlu ditanggulangi dengan cepat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh faktor keturunan dan gaya hidup dengan obesitas pada murid SD swasta di Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah case control. Penelitian dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai bulan November 2012 pada murid SD Frater Xaverius 2 dan IPEKA. Sampel penelitian dipilih dengan metode case finding. Data yang dikumpulkan adalah berat badan dan tinggi badan anak, data faktor keturunan, dan gaya hidup. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara status gizi ayah terhadap obesitas anak (p 0,001; OR 3,233; 95% CI 1,647-6,345), pengaruh antara status gizi ibu terhadap obesitas anak (p 0,007; OR 2,836; 95% CI 1,365-5,891), pengaruh antara jumlah anggota keluarga obesitas terhadap obesitas anak (p 0,000; OR 3,463; 95% CI 1,738-7,634), pengaruh antara aktivitas fisik terhadap obesitas (p 0,032; OR 0,465; 95% CI 0,241-0,896), pengaruh antara gaya hidup sedentary terhadap obesitas anak (p 0,03; OR 2,199; 95% CI 1,129-4,284). Tidak terdapat pengaruh antara konsumsi camilan terhadap obesitas anak (p 0,202; OR 1,711; 95% CI 0,829-3,532) dan pengaruh antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji terhadap obesitas anak (p 0,395; OR 1,580; 95% CI 0,678-3,683). Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh antara status gizi ayah, status gizi ibu, jumlah anggota keluarga obesitas, aktivitas fisik, dan gaya hidup sedentary terhadap obesitas pada murid SD Swasta di Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang.
Hubungan usia menarche dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja di Kota Palembang Minerva Riani Kadir; Felicia Linardi; Aditiawati Aditiawati
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.v6i1.7235

Abstract

Beberapa tahun terakhir, awitan pubertas dan menarche terjadi pada usia yang semakin dini pada remaja di berbagai negara termasuk Indonesia. Prevalensi obesitas pada anak dan remaja di Indonesia pun cenderung meningkat. Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan Indeks Massa Tubuh berpengaruh terhadap terjadinya pubertas dini yang merupakan faktor resiko berbagai penyakit.Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan usia menarche dengan Indeks Massa Tubuh pada remaja di Palembang.Penelitian ini adalah  studi observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah siswi di 4 SD dan 4 SMP di Palembang yang dipilih melalui stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan  sebanyak 388 responden memenuhi kriteria inklusi. Data usia menarche dan Indeks Massa Tubuh yang didapat melalui kuesioner dan pengukuran antropometri dianalisis menggunakan uji Chi-square.Dari 388 responden, sebanyak 49,5% mengalami menarche pada usia yang lebih awal dibanding rerata yaitu 12,36 tahun dan sekitar 20,1% berstatus gizi berlebih. Usia menarchererataresponden yang berstatus gizi berlebih lebih muda dibanding kelompok status gizi normal dan kurang. Hasil analisis menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara usia menarche dengan Indeks Massa tubuh (p=0,000).Kesimpulan penelitian ini menunjukkan Terdapat hubungan yang bermakna antara usia menarche dan Indeks Massa Tubuh. Pengawasan ketat terhadap Indeks Massa Tubuh siswi sekolah dasar dan menengah diperlukan untuk mencegah terjadinya pubertas dini.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, KLINIS DAN LABORATORIS DEMOGRAFI, PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 1 PADA ANAK DI RSUP DR. M. HOESIN PALEMBANG TAHUN 2010-2017 Hestika Delliana; Aditiawati Aditiawati; Mutiara Budi Azhar
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 1 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i1.8541

Abstract

Diabetes melitus tipe 1 (DMT1) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat defisiensi absolut sekresi insulin yang disebabkan oleh dekstrusi sel beta (islet) pankreas yang akhirnya dapat mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Penelitian tentang epidemiologi karakteristik DMT 1 di Sumatera Selatan masih terbatas. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik demografi, klinis dan laboratoris pasien diabetes melitus tipe 1 pada anak di RSUP Dr. M. Hoesin Palembang tahun 2010–2017. Penelitian observasional deskriptif potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis dan data pasien di Departemen Anak RSUP dr Moh Hoesin Palembang tahun 2010-2017. Sampel penelitian ini berjumlah 57 kasus., tetapi tidak seluruh rekam medik memiliki data lengkap mengenai setiap variabelnya. Sehingga jumlah kasus tiap variabel berbeda-beda. Hasil dari penelitian ini akan di dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Dari 57 kasus pasien DM tipe 1 didapatkan penderita terbanyak ditemukan pada usia 6-11 tahun (40,0%) dan terbanyak pada perempuan (59,6%) dan dengan IMT terbanyak pada kelompok IMT<18 (75,0%) yang memiliki riwayat penyakit keluarga (36,4%),  manifestasi yang sering muncul pada pasien diabetes melitus tipe 1 diantaranya poliuria (97,8%), polidipsia (97,8%), polifagia (95,6%), penurunan BB (89,5%), kussmaul (35,6%), nyeri perut (21,4%), mual muntah (20,9%) dan penurunan kesadaran (28,9%). Hasil laboratorium pasien DM tipe 1 menunujukkan kadar GDS paling banyak pada kelompok kadar GDS 301-500 mg/dL (48,6%), kadar C-Peptide terbanyak pada kelompok kadar <0,51 ng/ml sebanyak 10 orang (45,5%), kadar HBA1c terbanyak pada kelompok kadar >10% (86,8%), kadar keton urin (++) (30,0%), dosis rata-rata pasien usia 0-5 tahun adalah 0,7-1,2 IU, 6-11 tahun 0,7-1,3 IU dan 12-18 tahun 0,8-1,5 IU, komplikasi KAD saat pertama kali terdiagnosis (56,5%), datang ke RS dengan rujukan (87,2%) dan korelasi antara kejadian KAD dan kadar HBA1c menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dan searah (r=1,000) serta signifikan (?=0,034). Pada penelitian ini lebih banyak penderita berumur 6-11 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki IMT <18, tidak memiliki faktor keturunan, datang ke RSUP dr. Moh Hoesin dengan manifestasi polifagi, poliuri, polidipsi dan penurunan berat badan, serta manifestasi dari komplikasi KAD seperti kussmaul, nyeri perut, mual, muntah dan penurunan kesadaran, GDS>300, HBA1c >6,5,  KAD (56,5%), adanya korelasi yang sangat kuat, searah dan signifikan antara kejadian KAD dan kadar HBA1c.