Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Educational Game Analysis Using Playcentric Approach Asrullah Ahmad
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i1.2861

Abstract

Game have become very popular among the wider community, especially for users of smart phone devices. Game on a smart device are also often used as an effective aid for children's learning processes, of course with parental assistance and guidance. This should be seen as a potential that can be utilized by a gim developer in designing a gim. Therefore, in this study, educational game that are successful in the market are structurally dissected using the gim design method, namely the Playcentric Approach, which is then juxtaposed with the MDA Framework gim design method. The research was conducted in a descriptive qualitative form which then resulted in an analysis that described the standard structure of an educational gim which would certainly be very useful for the purposes of gim studies and educational gim design.Keywords: Educational Gim, MDA Framework, Playcentric
PEMBARUAN VISUAL LOGO HTII SEBAGAI UPAYA REBRANDING ORGANISASI PROFESI NON PROFIT Amalia Setyowulan; Endah Setyaningsih; Asrullah Ahmad
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.10095

Abstract

Professional organization is a forum for the scientific community in a branch or across science and technology, or a field of professional activity guaranteed by the state to develop professionalism and professional ethics in society [1]. Some of the well-known professional organizations include the Indonesian Doctors Association (IDI), the Indonesian Teachers Association (PGRI), the Indonesian Architects Association (IAI). There are also specific professional organizations, including the Indonesian Interior Design Association (HDII), the Association of Indonesian Landscape Architects (IALI), and the Indonesian Illuminating Engineering Society (HTII). HTII was founded on 7 May 1991 in Jakarta, and is the only forum in the lighting sector in Indonesia. Currently HTII members are more specific, namely the professional circles of illuminating engineering. This is evidenced by the HTII social media which only has 213 followers, for some people this figure does sound a lot, but for an organization that was founded in 1991 this figure is felt to be very small. This can then become the basis for HTII to make efforts to introduce the name, image of the organization and vision mission that has been carried for a long time, in order to expand the network both from professionals, prospective young professionals and nonprofessionals who are interested in knowledge lighting. Rebranding is necessary because HTII already has a logo and visual identity but does not have other supporting media. On the other hand, the logo from HTII is also considered to lack good clarity in legibility in a certain size scale. For this reason, in this PKM, one of the rebranding efforts is to create a new logo design for HTII. Currently, 5 new logo designs have been produced, which are ready to be defined ABSTRAK:Organisasi profesi, merupakan wadah bagi masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas ilmu pengetahuan dan teknologi, atau suatu bidang kegiatan profesi yang dijamin oleh negara untuk mengembangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat [1]. Beberapa organisasi profesi yang sudah banyak dikenal antara lain Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Terdapat juga organisasi profesi yang spesifik, antara lain Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII), Ikatatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia (HTII). HTII didirikan pada 7 Mei 1991 di Jakarta, dan merupakan satu-satunya wadah di bidang pencahayaan di Indonesia. Saat ini anggota HTII lebih ke kalangan spesifik saja yaitu kalangan profesional teknik iluminasi. Hal ini dibuktikan dengan media sosial HTII yang hanya memiliki 213 followers, bagi sebagaian orang angka ini memang terdengar banyak, namun bagi organisasi yang berdiri dari tahun 1991 angka ini dirasa sangat sedikit. Hal ini kemudian bisa untuk menjadi dasar bagi HTII untuk melakukan upaya dalam mengenalkan nama, citra organisasi dan visi-misi mulia yang diusung sejak lama, agar bisa memperluas jaringan baik dari kalangan profesional, professional muda dan non profesional yang tertarik akan ilmu pencahayaan. Rebranding diperlukan karena HTII sudah mempunyai logo dan identitas visual namun belum memiliki media-media pendukung lain. Di sisi lain logo dari HTII juga dianggap kurang memiliki clarity yang baik secara keterbacaan dalam skala ukuran tertentu. Untuk itu dalam PKM ini, salah satu upaya rebranding adalah dengan membuat desain logo baru untuk HTII. Saat ini telah dihasilkan 5 desain logo baru, yang siap untuk ditetapkan.
PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA INFORMASI UNTUK ASOSIASI PROFESI HIMPUNAN TEKNIK ILUMINASI INDONESIA Endah Setyaningsih; Jeanny Pragantha; Amalia Setyowulan; Asrullah Ahmad
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.844 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.17752

Abstract

A profession ideally has a professional association, which can be a space for professionals with certain scientific fields and disciplines to carry out activities in accordance with scientific disciplines and ethics. The formation of associations is carried out legally and has clear recognition from the government. Professional associations that aim to become a forum for the professional community should have several alternative information media as an extension of the organization's arm for professionals and the public. Some of the information media that are currently widely used are web pages, Instagram, and YouTube. The Indonesian Illuminating Engineering Society (HTII) is one of the professional associations whose existence has been sufficiently recognized in Indonesia. Established on 7 May 1991 in Jakarta, until now it is still very active in various activities in the field of illumination. The development of HTII is not followed by the presence of information media that can be reached by many people, one of which is the existence of a web site. HTII once had a website page, but there was no continuous improvement, so there was no website page. For this reason, the purpose of implementing this PKM is to create a website page. The existence of a website is a form of communication and information for members and for online registration of new members. This PKM implementation method is in the form of designing a website design, while the program is carried out by other PKM implementers, so that a complete HTII website is formed. The design of the HTII website page uses a design thinking approach in designing the User Interface. Later this website will then be tested heuristically to people who are experts in the field of information and technology. In this activity, a dummy design draft has been produced in the form of an interface page in the form of an offline visual template which is in the program process stage towards a prototype in the form of an interactive page. Suatu profesi idealnya memiliki asosiasi profesi, yang bisa menjadi ruang bagi kalangan professional dengan bidang keilmuan dan disiplin tertentu untuk berkegiatan sesuai dengan disiplin dan etika keilmuan.  Pembentukan asosiasi dilakukan secara legal dan pengakuan yang jelas dari pemerintah. Asosiasi profesi yang bertujuan untuk menjadi wadah bagi masyarakat profesional sebaiknya memiliki beberapa alternatif media informasi sebagai perpanjangan tangan organisasi bagi profesional dan masyarakat umum. Beberapa media informasi yang saat ini banyak dipakai berupa website, instagram, dan youtube. Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia (HTII) merupakan salah satu asosiasi profesi yang keberadaannya telah cukup diakui di Indonesia. Berdiri pada 7 mei 1991 di Jakarta, hingga saat ini masih sangat aktif dalam berbagai kegiatan di bidang iluminasi. Perkembangan HTII kurang diikuti dengan kehadiran media informasi yang bisa dijangkau banyak orang, salah satunya adanya website. HTII pernah memiliki website, tapi kurang dilakukan perbaikan berkelanjutan, sehingga menjadi tidak ada websitenya. Untuk itu sebagai tujuan pelaksanaan PKM ini dilakukan pembuatan website. Adanya website adalah sebagai bentuk komunikasi dan informasi bagi para anggota dan untuk pendaftaran anggota baru secara online. Metode pelaksanaan PKM ini berupa merancang desain website, sementara untuk programnya dilakukan oleh pelaksana PKM lainnya, sehingga terbentuk secara lengkap website HTII. Perancangan halaman website HTII menggunakan pendekatan desain thinking dalam merancang User Interface. Nantinya website ini kemudian akan diuji secara heuristic kepada orang-orang yang ahli di bidang informasi dan teknologi. Dalam kegiatan ini telah dihasilkan draft dummy desain yang berupa halaman antarmuka berupa visual template offline yang sedang dalam tahap proses program menuju prototipe berbentuk halaman interaktif.
ANALISIS PERAN BENTUK WAJAH PADA FOTOGRAFI PORTRAIT KARYA PAULINA DUCZMAN Martinus Eko Prasetyo; Inesia Linando; Asrullah Ahmad
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 7 No 2 (2022): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v7i2.4517

Abstract

Fotografi tentunya sudah menjadi salah satu bagian berpengaruh dari perkembangan dunia digital saat ini, khususnya adalah perkembangan fotografi portrait dan mode. Banyak fotografer dunia menjadikan fotografi portrait dan mode sebagai salah satu pekerjaan yang penting dalam ranah industri, salah satunya adalah fotografer ternama dunia yang sudah memenangkan banyak penghargaan internasional yaitu Paulina Duczman. Sebagai seorang fotografer profesional Duczman memiliki ciri khas pada karya portrait fotografinya yang sangat menarik perhatian audiens, yakni konsistensi gaya portrait dan pengambilan foto dengan pemilihan wajah-wajah model yang sangat istimewa dari sisi berbagai macam bentuk wajah dan contour yang tepat. Penelitian ini menganalis aspek-aspek yang memengaruhi pemilihan model sebagai subjek foto untuk penciptaan karya fotografi portrait khususnya dalam pemilihan dan pengambilan bentuk wajah pada karya fotografi portrait Duczman. Pengumpulan data dilakukan dengan memilih dan menguraikan beberapa karya fotografi portrait Duczman menggunakan pendekatan metode penilaian nuansa bentuk wajah (face shapes) dari Jeff Rojas (professional photographer), dan berbagai sumber data yang berkaitan dengan materi fotografi. Analisis ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penciptaan karya fotografi portrait dari sisi pemilihan bentuk wajah yang sesuai sebelum melakukan pemotretan model yang tepat sebagai subyek foto, agar dapat mendukung penyampaian pesan visual yang ideal dan menarik perhatian audiens sebagai penikmat foto portrait. Kata kunci: fotografi, portrait, bentuk wajah
ANALISIS FORMALISTIK, EKSPRESIVISTIK, DAN INSTRUMENTALISTIK PADA POSTER SERIAL FILM LAYANGAN PUTUS Martinus Eko Prasetyo; Yana Erlyana; Asrullah Ahmad
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 8 No 1 (2023): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v8i1.5038

Abstract

The drama series Layangan Putus, which has recently become the general public's talk, is quite popular and watched by many people. Interestingly, there are many funny memes about the news about the film series Layangan Putus on social media. Besides that, many early semester VCD students at Bunda Mulia University need clarification every time they make a poster design because of difficulties in determining the poster layout. Therefore, the author tries to research the main visual of the posters from the Layangan Putus film series by using a scientific approach to Visual Communication Design; the author discusses film posters using a formalistic, expressive, and instrumentalistic approach in terms of visual elements, layout, and colour. The aim is to show the meaning of the poster for the Serial Film Layangan Putus in a formalistic, expressive, and instrumentalistic manner using a qualitative descriptive method to describe as wide as possible the information being analysed. Practically, this study concludes the results of the application of design principles and the primary visual elements, which are very influential in making the aesthetics of a film poster layout more attractive. Keywords: poster, movie series, layangan putus
PERANCANGAN FILM PENDEK BERJUDUL “MUDAHNYA MEMBACA” TENTANG GERAKAN LITERASI NASIONAL PADA REMAJA Martinus Eko Prasetyo; S Inesia Linando; Asrullah Ahmad
JURNAL Dasarrupa: Desain dan Seni Rupa Vol 5 No 1 (2023): Vol 5 No 1 (2023): Jurnal dasarrupa Vol 5 no 1 April 2023
Publisher : UNIVERSITAS NUSA PUTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/dasarrupa.v5i1.125

Abstract

Cultural changes in Indonesia make the literacy level of Indonesian adolescents low so that teenagers have less interest in reading. Due to the lack of short film media that raises literacy in Indonesia, the author designed a short film with an interesting story composition and good audio-visual delivery so that the message he wanted to convey was conveyed. However, this research aims to design short films in the form of entertainment media for teenagers to realize the low reading level in Indonesia. This research method uses descriptive qualitative methods by collecting data obtained from the method of observation, literature study, and questionnaires. The design method used in this paper is the stage of development, pre-production, production, post-production and distribution. The results of this study are an explanation of the creative strategies used in making short films, and a discussion of the pre-production, production, and post-production processes in a short film entitled "Mudahnya Membaca".
ANALISIS VISUAL KARAKTER HERO DENGAN SKIN LEGEND PADA “MOBILE LEGENDS:BANG BANG” Asrullah Ahmad; Martinus Eko Prasetyo; Stephani Inesia Linando
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.12936.2022

Abstract

ABSTRACTMobile Legends: Bang-Bang has become successful games that has stayed in the top rate category in mobile gaming industry. The success of this game is based on the good preparation and execution in every line. One of the features that can be maximized by Moonton as Mobile Legends’ publisher is skin hero feature. Skin hero is successfully made as commercial asset in the profitable game. In fact that there are several players ready to spend millions of Indonesian Rupiahs to get the rare skin. Rare skin, by definition is hard to get and visually pleasing to the eyes from the perspective of illustration, animation and action effect in the game. Skin Hero that has that kind if rarity and greatness is considered as legendary tier. Only seven from hundreds of heroes in the game own this rare skin. To study the concept and the structure applied by Moonton in designing the visual of skin legend, this research analyzes the character visual of the skin legend using descriptive qualitative method and character design study developed by Hiroyoshi Tsukamoto which is Manga Matrix. This research applies a character design method to break down the character visual in the fame and in doing so, this research finds that hero character and skin legend have their several benefits from composition, shape, costumes and personality that are well made. In conclusion, this research can be useful to give recommendations for game developers to use Manga Matrix as an alternative strategies to design game character. Keywords: Game, Mobile Legends, Manga Matrix, Character Design ABSTRAKMobile Legends: Bang-Bang menjadi game yang terbilang sukses dan sama sekali belum beranjak dari kategori top rate dalam platform perangkat mobile. Kesuksesan dari game ini tentu didasari pada kesiapan dan eksekusi matang di segala lini. Salah satu fitur yang bisa dimaksimalkan moonton selaku publisher game ini adalah fitur skin hero. Skin hero berhasil dijadikan sebagai asset komersil dalam game yang tentunya menghasilkan keuntungan besar, faktanya beberapa kalangan pemain yang rela menghabiskan uang jutaan rupiah untuk memperoleh skin yang mereka anggap langka, visual ilustrasi yang menarik, animasi dan efek action dalam gamenya. skin hero yang memiliki kedigdayaan tersebut adalah skin hero dalam tier legend. Skin ini hanya dimiliki oleh tujuh dari serratus enam hero yang ada dalam game. Dalam rangka untuk mempelajari struktur konsep yang diterapkan oleh Moonton dalam merancang visual dari karakter hero dengan skin legend, pada penelitian ini dilakukan analisis visual karakter dengan skin legend menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan pendekatan desain karakter yang dikembangkan oleh Hiroyoshi Tsukamoto yaitu Manga Matriks. Penelitian ini telah telah menerapkan sebuah metode perancangan karakter untuk mengurai sebuah visual karakter game dan menemukan bahwa visual karakter hero dengan skin legend memang memiliki kelebihan tersendiri secara komposisi visual bentuk, kostum dan personality yang cukup terkonsep dengan baik, maka wajar saja jika skin legend pada game mobile legends sangat digemari. Atas dasar hasil tersebut Penelitian ini juga memberikan Rekomendasi  pada game developer untuk menggunakan manga matrix sebagai salah satu strategi alternatif dalam merancang karakter game. Kata kunci: Game, Mobile legends, Manga Matriks, Desain Karakter
Iklan Layanan Masyarakat Terkait Pentingnya Investasi Digital Ahmad, Asrullah; Susanto, Aldo; Candrawira, Erwin
Jurnal Desain Vol 10, No 3 (2023): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jd.v10i3.14704

Abstract

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak orang mengalami krisis ekonomi seperti mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), usaha mengalami kebangkrutan dan juga masih banyak sifat konsumtif yang berlebih terjadi pada generasi millennial dan masih ada masyarakat yang belum mengerti dan paham mengenai investasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya investasi digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini menggunakan studi kasus, wawancara dengan ahli di bidang investasi digital dan juga menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya kurang literasi mengenai investasi di masyarakat dan kurangnya media seperti iklan layanan masyarakat yang membahas pentingnya investasi digital, sehingga dibuatlah iklan layanan masyarakat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya investasi digital. Media seperti iklan layanan masyarakat ini nantinya akan menyampaikan isi dan pesan terkait pentingnya investasi digital dan menggunakan pendekatan film pendek bergenre drama yang sesuai dengan kehidupan sekitar agar masyarakat lebih memahami isi dan informasi yang ingin kita sampaikan.
Perancangan Film Pendek Drama tentang Digital Addiction Berjudul Digislave Suhendra, Adhithana; Ahmad, Asrullah
Jurnal Desain Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jd.v10i2.14332

Abstract

Semakin berkembangnya teknologi terkadang membawa dampak negatif kepada penggunanya yang dapat membuat penggunanya menjadi kecanduan teknologi digital apabila tidak disikapi dengan baik. Oleh karena itu, penulis merancang sebuah film pendek yang menginformasikan dampak kecanduan digital yang terjadi di berbagai kalangan masyarakat. Penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis penelitian campuran berupa kualitatif dan kuantitatif. Penelitian yang mengumpulkan informasi mengenai suatu fenomena yang terjadi dari berbagai studi kasus, dan kemudian mengumpulkan data suatu sampel dari informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya. Metode perancangan film pendek yang digunakan dibagi menjadi 3 fase yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak negatif dari adiksi digital adalah menurunnya kesehatan, sulit untuk mengatur waktu, menelantarkan kewajibannya dan lebih mementingkan kesenangan. Oleh karena itu pembuatan media audio visual berupa film merupakan media yang cocok untuk menyampaikan informasi dan pesan mengenai adiksi digital kepada masyarakat. Disimpulkan bahwa adanya hubungan dan dampak adiksi digital terhadap sifat dan kebiasaan seseorang berupa menurunnya kesehatan, sulit untuk mengatur waktu, menelantarkan kewajibannya dan lebih mementingkan kesenangan. Serta dalam perancangannya, film pendek tentang adiksi digital merupakan media alternatif yang efektif untuk menyampaikan pesan terkait adiksi digital.
PERANCANGAN KARYA FOTOGRAFI ART FASHION MODEL DENGAN PENDEKATAN ESTETIKA KOMPOSISI Prasetyo, Martinus Eko; Ahmad, Asrullah
Titik Imaji Vol 7, No 2 (2024): JURNAL TITIK IMAJI
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/.v7i2.5633

Abstract

Pekembangan art fashion model cukup digemari di kalangan fotografer di Indonesia, hal ini terlihat dari banyaknya muncul karya-karya fotografi art fashion model yang ditampilkan secara menarik di sosial media. Dalam ranah seni fotografi, art fashion model merupakan subjektifitas dari fotografer dalam menampilkan karya-karya tentang fotografi model yang disajikan secara konseptual dan bercerita secara makna. Tidak hanya profesional namun banyak penghobi dalam ranah seni fotografi mempelajari tentang art fashion model, namun masih sedikit penelitian yang membahas mengenai perancangan karya fotografi art fashion model di Indonesia. Penelitian fotografi art fashion model dengan pendekatan estetika komposisi menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode perancangan keseimbangan simetris dan asimetris secara symmetrical of rule dan secara the rule of thirds. Perancangan pada penelitian ini menghasilkan tampilan fotografi art fashion model dengan konseptual tidak hanya secara peran seni namun penerapan secara teknis fotografi.