ABSTRAK Ketajaman penglihatan (visual acuity) merupakan parameter utama dalam evaluasi kesehatan mata. Seiring berkembangnya teknologi, aplikasi digital seperti Smart Optometry mulai digunakan sebagai alat skrining alternatif, meskipun validitasnya masih perlu dibandingkan dengan metode konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran ketajaman penglihatan menggunakan Snellen chart, LogMAR chart, dan aplikasi Smart Optometry pada mahasiswa S1 Farmasi berusia 19–21 tahun. Desain penelitian ini adalah cross-sectional non-intervensional dengan pendekatan komparatif terhadap 105 responden (210 mata). Pemeriksaan dilakukan secara monokular menggunakan Snellen chart pada jarak 5 meter, LogMAR chart pada jarak 4 meter, dan aplikasi Smart Optometry pada jarak 40 cm. Rerata hasil pengukuran ketajaman penglihatan secara keseluruhan menunjukkan bahwa aplikasi Smart Optometry memberikan nilai lebih tinggi (0,88) dibandingkan LogMAR (0,78) dan Snellen chart (0,79). Pada kelompok dengan visus normal (LogMAR = 1,0), rerata hasil aplikasi mencapai 0,98, sedikit lebih tinggi dibanding Snellen (1,0). Namun, pada kelompok dengan visus buruk (LogMAR > 1,0), hasil aplikasi menunjukkan perbedaan yang mencolok (rata-rata 0,73) dibanding Snellen (0,47) dan LogMAR (0,45). Analisis statistik menggunakan uji Friedman dan Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan antara aplikasi dan metode konvensional (p < 0,0001). Hasil ini menunjukkan bahwa aplikasi Smart Optometry cenderung menghasilkan nilai visus lebih tinggi dibandingkan Snellen chart dan LogMAR, terutama pada kelompok dengan visus kurang. Aplikasi ini berpotensi digunakan sebagai alat skrining awal, namun memerlukan kalibrasi lebih lanjut untuk kelompok visus rendah. Kata Kunci : aplikasi digital, ketajaman penglihatan, LogMAR, smart optometry, Snellen