Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Semiotic Analysis of Gender Representation in Film Traveler's Hijab: Love Sparks in Korea Natasha, Rizkya Adelia; Salsyabila, Sarah; Tawang, Nur Asia
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol. 7 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/humanisme.v7i2.7680

Abstract

Films as part of mass media have a big impact on human life and tend to depict women as weak, helpless, and targets of crime. In the film "Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea," the character of a Muslim female traveler becomes a representation of a woman wearing a hijab in the Islamic religion. This film tells the story of the adventures of a Muslim woman who travels around the world wearing her hijab, creating an image of a successful modern Muslim woman and becoming an inspiration for Muslim women today. The author wants to explore gender representation using a qualitative approach and Roland Barthes' semiotic analysis. The focus is on how the issue of gender equality is depicted in the film and the efforts for gender equality contained in it. The analysis stage was carried out by watching the film in its entirety, capturing the screen on relevant scenes related to the representation of gender equality, and then analyzing it using Roland Barthes' semiotic concept, which considers the denotative, connotative, and mythical meanings contained in the scene. The results show that the main character, Rania, succeeded in achieving her dreams by daring to explore the world without fear, but the semiotic analysis also revealed gender stereotypes attached to several characters. This analysis shows how the film constructs, reproduces, or responds to gender norms in a cultural context and opens up space for understanding gender dynamics and cultural identity in various conditions.Film sebagai bagian dari media massa memiliki dampak besar pada kehidupan manusia dan cenderung menggambarkan perempuan sebagai sosok yang lemah, tidak berdaya, dan menjadi target kejahatan. Dalam film "Jilbab Traveler: Love Sparks In Korea", tokoh penjelajah muslimah menjadi representasi dari wanita berjilbab dalam agama Islam. Film ini mengisahkan petualangan seorang wanita muslim yang mengelilingi dunia dengan jilbabnya, menciptakan gambaran sosok wanita muslimah modern yang sukses dan menjadi inspirasi bagi perempuan Muslim masa kini. Penulis ingin mengeksplorasi representasi gender dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis semiotika Roland Barthes. Fokusnya adalah bagaimana isu kesetaraan gender tergambar dalam film tersebut dan usaha-upaya kesetaraan gender yang terdapat di dalamnya. Tahapan analisis dilakukan dengan menonton film secara menyeluruh, menangkap layar pada adegan yang relevan terkait representasi kesetaraan gender, dan kemudian menganalisisnya menggunakan konsep semiotika Roland Barthes, yang mempertimbangkan makna denotatif, konotatif, dan mitos yang terkandung dalam adegan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa tokoh utama, Rania, berhasil menggapai cita-citanya dengan berani menjelajahi dunia tanpa rasa takut, tetapi analisis semiotik juga mengungkap stereotip gender yang melekat pada beberapa karakter. Analisis ini memperlihatkan bagaimana film tersebut membangun, mereproduksi, atau menanggapi norma-norma gender dalam konteks budaya, serta membuka ruang untuk memahami dinamika gender dan identitas budaya dalam berbagai kondisi.
An Irshad-Based Approach in the Digital Age Through the Dhikr Practices of Habib Luthfi bin Yahya Azkia, Yumna; Tawang, Nur Asia; Karadeniz, Vedat; Hasan, Moch Zainal Arifin; Sinawar, Sinawar
Al Irsyad: Jurnal Studi Islam Vol. 4 No. 1 (2025): Al Irsyad: Jurnal Studi Islam
Publisher : STAI Publisistik Thawalib Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54150/alirsyad.v4i1.391

Abstract

Habib Luthfi bin Yahya’s use of digital technology in disseminating dzikir has expanded the reach of Islamic preaching, created virtual spiritual communities, and strengthened religious interactions in an interactive and trustworthy manner. This study analyzes Habib Luthfi bin Yahya’s utilization of digital media to spread dzikir and provide spiritual guidance to the broader public engagingly and interactively. The research employs a qualitative approach and literature review, collecting data through documentation from various books, journals, and relevant online articles. The research findings indicate that da'wah in the digital era must adapt methods, content, and media to align with technological advancements and societal needs. The irsyad approach, which emphasizes personal relationships, effectively addresses psychological and spiritual issues. Dzikir therapy helps foster inner peace and closeness to God. Habib Luthfi bin Yahya serves as a model of a moderate scholar who wisely utilizes digital media to spread peaceful Islamic messages. Through online platforms, he builds spiritual communities and raises religious awareness across generations. This da'wah model combines Sufi values and Ahlussunnah wal Jamaah ethics, creating tolerant content and strengthening an inclusive Islamic identity. Conclusion: Digital technology is effective for Islamic preaching; scholars like Habib Luthfi spread Islam widely and profoundly through digital platforms.
Semiotic Analysis of Gender Representation in Film Traveler's Hijab: Love Sparks in Korea Natasha, Rizkya Adelia; Salsyabila, Sarah; Tawang, Nur Asia
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol. 7 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/humanisme.v7i2.7680

Abstract

Films as part of mass media have a big impact on human life and tend to depict women as weak, helpless, and targets of crime. In the film "Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea," the character of a Muslim female traveler becomes a representation of a woman wearing a hijab in the Islamic religion. This film tells the story of the adventures of a Muslim woman who travels around the world wearing her hijab, creating an image of a successful modern Muslim woman and becoming an inspiration for Muslim women today. The author wants to explore gender representation using a qualitative approach and Roland Barthes' semiotic analysis. The focus is on how the issue of gender equality is depicted in the film and the efforts for gender equality contained in it. The analysis stage was carried out by watching the film in its entirety, capturing the screen on relevant scenes related to the representation of gender equality, and then analyzing it using Roland Barthes' semiotic concept, which considers the denotative, connotative, and mythical meanings contained in the scene. The results show that the main character, Rania, succeeded in achieving her dreams by daring to explore the world without fear, but the semiotic analysis also revealed gender stereotypes attached to several characters. This analysis shows how the film constructs, reproduces, or responds to gender norms in a cultural context and opens up space for understanding gender dynamics and cultural identity in various conditions.Film sebagai bagian dari media massa memiliki dampak besar pada kehidupan manusia dan cenderung menggambarkan perempuan sebagai sosok yang lemah, tidak berdaya, dan menjadi target kejahatan. Dalam film "Jilbab Traveler: Love Sparks In Korea", tokoh penjelajah muslimah menjadi representasi dari wanita berjilbab dalam agama Islam. Film ini mengisahkan petualangan seorang wanita muslim yang mengelilingi dunia dengan jilbabnya, menciptakan gambaran sosok wanita muslimah modern yang sukses dan menjadi inspirasi bagi perempuan Muslim masa kini. Penulis ingin mengeksplorasi representasi gender dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis semiotika Roland Barthes. Fokusnya adalah bagaimana isu kesetaraan gender tergambar dalam film tersebut dan usaha-upaya kesetaraan gender yang terdapat di dalamnya. Tahapan analisis dilakukan dengan menonton film secara menyeluruh, menangkap layar pada adegan yang relevan terkait representasi kesetaraan gender, dan kemudian menganalisisnya menggunakan konsep semiotika Roland Barthes, yang mempertimbangkan makna denotatif, konotatif, dan mitos yang terkandung dalam adegan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa tokoh utama, Rania, berhasil menggapai cita-citanya dengan berani menjelajahi dunia tanpa rasa takut, tetapi analisis semiotik juga mengungkap stereotip gender yang melekat pada beberapa karakter. Analisis ini memperlihatkan bagaimana film tersebut membangun, mereproduksi, atau menanggapi norma-norma gender dalam konteks budaya, serta membuka ruang untuk memahami dinamika gender dan identitas budaya dalam berbagai kondisi.