Rediasa, Nyoman
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROSES PEMBUATAN JAJE BEKAYU DI DESA TEMUKUS, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG Sudiarta, Dewa Putu; Koriawan, Gede Eka Harsana; Rediasa, Nyoman
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 10, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.605 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v10i3.35818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan jaje bekayu yang ditinjau dari segi proses dan motifnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pembuatan jaje bekayu; dan (2) mendeskripsikan jenis atau motif jaje bekayu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana data-data yang telah diperoleh dari  observasi, wawancara dan dokumentasi disajikan dalam bentuk deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera handphone dan  peralatan  tulis-menulis.  Keabsahan  data dari  tulisan  ini  diperoleh dengan teknik ketekunan/keajegan pengamatan, dan triangulasi. Analisis data yang digunakan berupa analisis domain dan analisis taksonomi.Hasil penelitian ini menunjukkan Pembuatan jaje   bekayu ini seperti kue pada umumnya. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga tahapan atau proses dalam pembatan jaje   bekayu diantaranya proses persiapan tepung, pembuatan jaje   bekayu dan penyelesaian akhir. Berikut penjelesannya: a.Proses Persiapan Tepung dalam proses ini tepung yang dipilih adalah tepung beras yang dicampur dengan tepung beras ketan. b. Dalam proses pembuatan terdapat tiga teknik yang digunakan dalam membuat jaje   bekayu yaitu: (1) Teknik ngusu atau pilin, teknik ini dilakukan dengan menyakupkan kedua tangan dan tepung berada diantara kedua tangan. (2)Teknik giling, teknik ini dilakukan dengan menaruh tepung diatas dulang kemudian digiling menggunakn tangan.(3)Teknik pinching, teknik ini dilakukan dengan cara tepung dipijit tekan dari bentuk pola awal menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Pada penyelesaian akhir jaje bekayu yang sudah jadi kemudian dimasukkan kedalam plastik dan digoreng dengan minyak kelapa.
KARYA PERUPA BALI DALAM MERESPON PANDEMI COVID 19 DENGAN ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Rediasa, Nyoman
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 11, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.607 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v11i3.39765

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif tentang Karya Perupa Bali Dalam Merespon Pandemi Covid 19 Dengan Analisis Semiotika Roland Barthes . Tujuan penelitian ini antara lain ; ( 1 ) Untuk mengetahui aspek – aspek visual karya para perupa Bali yang merespon pandemi .(2) Untuk mengetahui  karya para perupa Bali yang merespon pandemi dianalisis dengan teori semiotika Roland Bartes. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi ; (1) Observasi, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi, dengan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman yang meliputi ; (1) Reduksi Data, (2) Penyajian Data (3) Penarikan Kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini adalah ; (1 )Aspek aspek visual yang hadir dalam karya perupa Bali yang merespon kondisi pandemi covid 19 menghadirkan representasi atau penggambaran objek yang mencoba merekam kondisi batiniah manusia dalam menghadapi pandemi. Unsur unsur visual garis warna bidang komposisi ruang irama dan lain sebagainya yang muncul dalam karya – karya mereka mengkonstruksi suatu rangkaian representasi gambar yang dihadirkan dalam rangka mengkontruksi ungkapan keprihatinan, solidaritas, kekacauan serta perenungan dan optimisme dalam menghadapi kondisi pandemi. (2) Karya – karya perupa Bali yang merespon pandemi covid 19 memiliki nilai semiotik jika dilihat dari semiotika Roland Barthes. Makna denotasi yang hadir adalah makna yang didapat dari penggambaran objek dalam arti yang sebenarnya, penggambaran atas situasi ketertekanan, kekalutan, kekacauan menjanjikan ruang perenungan membangunkan solidaritas untuk bangkit bersama dalam kondisi seperti ini karena pandemi ini adalah universal dan dialami oleh semua orang dari warga dunia baik yang terpapar langsung virus corona ini maupun yang tidak terpapar langsung. Representasi objek tersebut menghadirkan sebuah metafora yang mengungkapkan kondisi yang terjadi pada titik ini makna konotasi dalam karya seni rupa para perupa tersebut hadir menjanjikan ruang perenungan bagi publik penikmat karya seni rupa tentang kondisi yang tengah terjadi. Selanjutnya representasi objek – objek tersebut hadir membentuk makna universal, meresap sampai ke alam pikir menjadi serupa ideologi. Representasi objek seperti masker, APD, doa dan persembahan menjadi representasi yang diterima dan dapat dipahami oleh publik sebagai sebuah tanda yang menggambarkan kondisi pandemi covid 19 ini.Kata Kunci ; Seni Rupa, Pandemi, Semiotika