., Nurlela
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MAKNA PERKAWINAN ADAT WAGAL DI MASYARAKAT DALENG, LEMBOR, MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR Nelci, Marcelina; ., Nurlela
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 6, No 2 (2024): Volume 6 No.2 Desember 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika wagal, sifat dan tujuan perkawinan adat wagal dan perkawinan Gereja Katolik dan prosesi perkawinan adat wagal dalam masyarakat Manggarai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan penelitian lapangan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). Prosesi Perkawinan Adat Wagal dimulai dari tuak curu woe (penyambutan), keti riket paca (kesepakatan uang mahar/mas kawin), kala agu raci ba paca (pemberian uang mahar/mas kawin), toto molas (tunjuk cantik), torok (doa), podo (menghantar), gerep ruha (injak telur). 2). Dinamika Perkawinan Adat Wagal Dalam Masyarakat Manggarai dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh akulturasi agama dengan adat yang menentang perkawinan tungku cu (sepupu silang), dari segi praktik perkawinan adat wagal tidak mengalami perubahan baik makna maupun praksisnya, tetapi perubahan itu justru pada pemberian paca (mahar/mas kawin) perubahan ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang selalu bergerak menyebabkan nilai kebudayaan, adat istiadat perlahan mengalami pergeseran pada konteks paca (mahar/mas kawin), pemberian paca (mahar/mas kawin) pada zaman dulu berupa 5 ekor kuda dan 2 ekor kerbau serta uang yang setara dengan tingkat kasta pada perempuan sedangkan sekarang ini, pemberian paca (mas kawin) itu berupa 1 ekor sapi dan 1 ekor babi serta uang yang setara dengan tingkat pendidikan seorang perempuan. 3). Sifat dan Tujuan Antara Perkawinan Gereja Katolik dan Perkawinan Adat Wagal memiliki sifat dan tujuan yang hampir sama yaitu kedua perkawinan ini bersifat monogam dan tak terceraikan serta memiliki tujuan yaitu untuk kesejahteraan suami isteri, kelahiran anak, dan pendidikan anak. Kata kunci: Mas kawin, Perkawinan adat, wagal 
HARMONI SOSIAL ANTAR PEMELUK AGAMA DI KECAMATAN GANDANGBATU SILLANAN TANA TORAJA ., Hariani,; ., Nurlela
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 No.1 Juni 2025
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) masyarakat di Gandangbatu Sillanan yang berbeda keyakinan bisa hidup harmonis (2) strategi yang digunakan oleh masyarakat Gandangbatu Sillanan sehingga bisa membangun masyarakat yang harmonis (3) agama dapat membentuk harmoni sosial di dalam masyarakat di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Tana Toraja. Untuk mencapai tujuan itu maka ditempuh metode penelitian kualitatif dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Interaksi sehari-hari antara warga yang berbeda keyakinan di Gandangabatu Sillanan  berjalan dengan penuh keharmonisan berkat adanya nilai toleransi yang kuat dalam masyarakat (2) Toleransi menjadi strategi utama yang diterapkan oleh masyarakat di Gandangbatu Sillanan, yang memungkinkan mereka untuk hidup harmonis meskipun memiliki perbedaan agama (3) Kegiatan keagamaan, baik yang berbasis adat maupun agama, melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan dan mendorong terciptanya rasa kebersamaan. Ritual besar seperti Rambu Solo’ dan Rambu Tuka, yang melibatkan seluruh masyarakat tanpa memandang latar belakang agama. Selain itu, kegiatan keagamaan seperti doa bersama, dan pengajian juga diadakan untuk membangun solidaritas antarumat beragama dan mempererat hubungan sosial.