Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Formulasi Kadar Protein dan Kalsium pada MP-ASI Kacang Tunggak dan Beras Merah terhadap Uji Organoleptik pada Ibu Bayi dan Uji Daya Terima pada Bayi Qorry Aina; Bayu Irianti
Jurnal Gizi Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Gizi UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.77 KB) | DOI: 10.26714/jg.9.1.2020.115-123

Abstract

Background: The prevalence of stunting toddlers in Indonesia is still high. The causes of stunting include the low nutritional value of food consumed by infants. Foods that are rich in nutrients include cowpea and brown rice. Objective: to determine the acceptability and protein and calcium content of porridge with the addition of cowpea and rice through organoleptic testing. Method: this type ofresearch is quasi-experimental. Data collection through organoleptic test on the baby’s mother and acceptance test in baby. Addition of cowpea and brown rice are X1 cowpea 100% brown rice 50% and X2 cowpea 50% and brown rice 100% Analysis of organoleptic test data on porridge using Mann Whitney. Results: Statistical test results showed that the use of cowpea and brown rice affected the color of the porridge (p=0.00) and the taste of the porridge (p=0.04). The use of cowpea and brown rice had no effect on the aroma of porridge (p=0.06), texture (p=0.93) and preference level (p=0.94). Results acceptance porridge with formula X2 more acceptable than X1 because have a higher average and less limp. The highest content of pro-tein and calcium in porridge at X1 is 3.29% and 70.40 mg / kg. Conclusion: the use of cowpea and brown rice in MP-ASI baby porridge affected the organoleptic test results in the color category, and  he taste of the porridge.Keywords: cowpea, brown rice, weaning food
PENGGUNAAN DAUN STEVIA SEBAGAI PEMANIS DALAM PEMBUATAN SIRUP EMPON-EMPON Qorry Aina; Suci Ferdiana; Fitri Ciptaning Rahayu
Journal of Scientech Research and Development Vol 1 No 1 (2019): JSRD, December 2019
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.418 KB) | DOI: 10.56670/jsrd.v1i1.1

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan flora dan fauna terbesar di dunia. Banyak diantanya yang masuk kategori tumbuhan obat. Temu-temuan ini dalam istilah bahasa jawa disebut empon-empon, asal katanya adalah empu yang berarti rimpang induk atau akar tinggal. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat. Daun stevia adalah pemanis alami yang memiliki nilai kalori rendah dengan tingkat kemanisan 100-200 kali kemanisan sukrosa dan tidak mempunyai efek karsinogenik yang dapat ditimbulkan oleh pemanis buatan. Kandungan fitokimia daun stevia terbesar adalah glikosida, steroid dan tannin. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia sirup empon empon dengan penambahan daun stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) terhadap sifat organoleptik. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 jenis perlakuan pembuatan terdiri dari 25%, 50%, 75% dan 100% penambahan daun stevia. Pengujian fisikokimia pH, total gula dan viskositas dilakukan di labolatorium dan uji organoleptik dilakukan oleh 26 panelis mahasiswa gizi. Analisis Kruskall Wallis uji organoleptik terhadap warna dan tingkat kesukaan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p 0,000<α 0,05), sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap aroma (p 0,647>α 0,05), rasa (p 0,634>α 0,05), dan kekentalan (p 0,423>α 0,05). Sebanyak 2,54% panelis menyukai produk sirup empon empon pada perlakuan S2. Dalam uji organoleptik terdapat perbedaan terhadap warna dan tingkat kesukaan karena pengaruh dari perbedaan komposisi bahan yang digunakan.
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PETANI DI KECAMATAN PAMIJAHAN BOGOR TAHUN 2019 Qorry Aina; Muhamad Idris
Afiat Vol 6 No 02 (2020): Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak
Publisher : Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/afiat.v6i02.1326

Abstract

Kelainan dan gangguan kesehatan yang terjadi akibat keracunan akut pada pestisida salah satunya berupa iritasi kulit dan mata. Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku tentang penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak pada petani di Kecamatan Pamijahan Bogor tahun 2019. Metode Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 73 orang. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat, menggunakan chi-square dengan nilai α = 5%. Hasil Penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak yaitu pengetahuan (p value=0,000), sikap (p value=0,001), dan tindakan (p value=0,000). Simpulan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku tentang penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak pada petani di Kecamatan Pamijahan Bogor tahun 2019. Saran perlu ditingkatkan penggunaan APD dengan lengkap pada saat menggunakan pestisida dimana APD sangat penting bagi petani pada saat mencampur pestisida hingga mencuci alat-alat aplikasi agar meminimalkan kejadian dermatitis kontak. Sebaiknya petani datang penyuluhan/pelatihan agar mengetahui bahaya pestisida. Health disorders and disorders that occur due to acute poisoning of pesticides one of which is in the form of skin and eye irritation. Contact dermatitis is dermatitis that is caused by a substance or substance attached to the skin. The purpose of this study was to determine the relationship between behavior about the use of PPE with the incidence of contact dermatitis in farmers in Pamijahan Subdistrict, Bogor in 2019. The research method used descriptive correlative with cross sectional approach. The population is 73 people. The analysis used univariate and bivariate, using chi-square with a value of α = 5%. The results showed that variables related to the incidence of contact dermatitis were knowledge (p value = 0,000), attitude (p value = 0.001), and actions (p value = 0,000). Conclusion there is a significant relationship between behavior about the use of PPE with the incidence of contact dermatitis in farmers in Pamijahan Subdistrict, Bogor in 2019. Suggestions need to be improved in the use of PPE completely when using pesticides where PPE is very important for farmers when mixing pesticides to washing application tools in order to minimize the incidence of contact dermatitis. Farmers should come to counseling/training to know the dangers of pesticides.