Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Kepadatan Larva Nyamuk Aedes Sp Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Mogolaing Kotamobagu Hairil Akbar; Hamzah B
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6 No 2 (2021): Afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afiasi.v6i2.128

Abstract

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak 68,407 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 493 orang dan IR 26,12. Provinsi Sulawesi Utara menempati urutan kedua yang memiliki CFR tinggi (1,55%) setelah Gorontalo (2,18%). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes sp. Distribusi nyamuk Aedes sp dipengaruhi oleh perubahan lingkungan seperti ketinggian, suhu dan keadaan lingkungan. Masyarakat urban yang menggunakan tandon atau bejana sebagai tempat penampungan air yang tidak tertutup dapat meningkatkan populasi nyamuk Aedes sp menjadi tinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 62 rumah yang ambil dengan teknik quota sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi kemudian dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan dari 115 rumah dan 516 yang diperiksa didapatkan 41 rumah dan 61 kontainer yang positif jentik Aedes sp dengan nilai House Index (HI) sebesar 35,65%, kemudian dari 516 kontainer yang diperiksa didapatkan 61 kontainer yang positif jentik Aedes sp dengan Container Index (CI) sebesar 11,82%, dan Bretau Index (BI) sebesar 53,04%. Hasil perhitungan House Index (HI) menunjukkan angka 35,65% dengan Desinty Figure (DF) adalah 5 yang menunjukkan kepadatan populasi larva di Kelurahan Mogolaing Kotamobagu masuk kedalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan derajat penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes sp adalah sedang sehingga perlu menjadi perhatian dan diwaspadai akan potensi kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi tinggi.
Pencegahan Penyakit Tidak Menular Melalui Edukasi Cerdik Pada Masyarakat Desa Moyag Kotamobagu Hamzah B; Hairil Akbar; Sarman Sarman
Abdimas Universal Vol. 3 No. 1 (2021): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Balikpapan (LPPM UNIBA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/abdimasuniversal.v3i1.94

Abstract

Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. World Health Organization melaporkan bahwa 40 juta penduduk di dunia menderita penyakit tidak menular tahun 2016. Penyakit tidak menular telah berkontribusi pada 73% kematian di Indonesia dimana 26% terjadi pada usia dewasa. Kasus penyakit tidak menular di Sulawesi Utara masih menunjukkan masalah yang cukup serius. Prevalensi Hipertensi sebesar 13,2%, stroke sebesar angka 13%, prevalensi diabetes mellitus sebesar 5,3%. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit tidak menular di Desa. Matode yang digunakan adalah ceramah interaktif secara door to door dengan menggunakan media leaflet. Jumlah peserta pada kegiatan ini adalah 28 orang yang masuk kelompok rentan penyakit tidak menular. Hasil penyuluhan menunjukkan ada peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penyakit tidak menular dengan perbedaan rata-rata skor pengetahuan pada saat pre-test dan post-test adalah 4,71. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan penyakit menular dapat terwujudkan dengan menggunakan edukasi yang tepat dan metode yang kreatif.
Analisis Hubungan Penggunaan Air Bersih dan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare Pada Balita Hamzah B; Sudirman
KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7 No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/kujkm.v7i1.1172

Abstract

Background: Diarrhea is still a health problem in the world, there are about 2 million cases of diarrhea worldwide every year, and 1,9 million children under five die from diarrhea every year. Diarrheal disease in Indonesia is an endemic disease and has the potential for extraordinary events. Diarrhea is the 3 highest infectious disease in North Sulawesi in 2016 with a total of 23.881 cases. Objectives: His study aims to analyze the relationship between the use of clean water and the use of latrines with the incidence of diarrhea in children under five in Gogagoman Village, Kotamobagu in 2020. Research methods: This type of research is observational analytic with cross sectional design with a total sample of 43 respondents. The sampling technique used is accidental sampling. Data were collected by direct interviews with respondents and analyzed univariately and bivariately using the chi square test. Results: The results showed that 44,6% of respondents who had children under five suffered from diarrhea, 40,8% of respondents who used clean water did not meet the requirements, 41,5% of respondents who used latrines did not meet health requirements. The statistical test results showed that there was a relationship between the use of stick water and the incidence of diarrhea in children under five (p=0,023<0,05) and there was a relationship between latrine use and the incidence of diarrhea among children under five (p=0,000<0,05) in Gogagoman Village, Kotamobagu. Conclusion: here is a relationship between the use of clean water and the use of latrines with the incidence of diarrhea in children under five in Gogagoman Village, Kotamobagu in 2020.