Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERAN BP4 KUA MENCEGAH PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DI DESA TIMUR JANG-JANG KANGAYAN Ainurrasyid, Ainurrasyid; Alam, Suluh Mardika
JURNAL SETIA PANCASILA Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.67

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauhmana peran BP4 dalam melaksanakan perannya untuk mencegah terjadinya pernikahan di bawah umur di Desa Timur Jang-Jang Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep. Untuk mengetahui tantangan apa saja yang dihadapi oleh BP4 KUA Kecamatan Kangayan dalam mencegah terjadinya perkawinan di bawah umur. Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena dipandang mampu menganalisa realitas sosial secara lebih detail. Metode kualitatif dipakai untuk mengkaji, menguraikan, menggambarkan sesuatu dengan apa adanya. Baik dalam bentuk kata-kata maupun Bahasa, serta bertujuan untuk memahami fenomena yang ditemukan yang berada di lapangan berdasarkan bukti-bukti dan fakta sosial yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah pertama peran lembaga BP4 kecamatan Kangayan adalah : upaya preventif dan upaya kuratif. Upaya preventif adalah upaya yang dilakukan BP4 kecamatan Kangayan sebelum adanya perkawinan. Sedangkan upaya kuratif adalah kegiatan yang dilakukan oleh BP4 kecamatan Kangayan berupa pemberian nasehat kepada pasangan suami istri yang sedang mengalami perselisihan dan berupaya mencari jalan keluar yang terbaik atas persoalan yang mereka hadapi. Kedua Tantangan BP4 saat melaksanakan perannya pada waktu melakukan sosialisasi kepada masyarakat, ada perbedaan pemahaman terkait Undang-Undang Perkawinan terutama dengan masyarakat awam. Masyarakat awam banyak tidak setuju kepada Undang-Undang perkawinan, jauhnya rumah pengurus BP4 kepada kantor BP4 itu sendiri, jarangnya masuk kantor karena jarak rumah sangat jauh ke kantor BP4, tidak ada dana oprasional dan juga karena malas sendiri dari pengurus BP4 untuk masuk kantor. Jadi ini yang menjadi kesulitan bagi BP4 itu sendiri saat mau melakukan sosialisi kepada masyarakat.
DERADICALIZATION OF RELIGION IN SUMENEP DISTRICT: (The Gait of NU and Muhammadiyah Youth Organizations In Countering Religious Radicalism) Basri, Hasan; Alam, Suluh Mardika
JURNAL SETIA PANCASILA Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Setia Pancasila, Februari 2022
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v2i2.210

Abstract

Deradicalization is the main strategy of the Indonesian government in countering terrorism in Indonesia. This effort is embedded in the main task of the National Counterterrorism Agency (BNPT). Throughout 2017, there were 172 suspects in terrorism cases. This number is higher than in the previous two years, namely 163 in 2016 and 73 in 2015. Sumenep is one of the districts on the eastern tip of the island of Madura where the majority of its citizens are Muslims. members of Jamaah Islamiyah (JI) (Kompas daily 11 November 2021. The arrest of the alleged terrorists certainly captured a lot of public attention, including the largest religious organizations in Sumenep district, namely NU and Muhammadiyah. The purpose of this study was to find out how the progress of 2 religious organizations was This research uses qualitative research with a phenomenological approach, with primary and secondary data sources and uses data collection procedures of observation, interviews and documentation. The results obtained from the research are that the Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah social organization movements with their ideological basis and da'wah methods have a significant role in tackling radicalism movements, so that society in general can be protected from these movements, as well as structural and cultural forces that intensively guard social life.
STRATEGY OF RAUDHATUT THOLIBIN (ROBIN) ISLAMIC BOARDING SCHOOL SUMENEP IN FORTING RELIGIOUS RADICALISM IN THE 5.0 ERA Alam, Suluh Mardika; Arifin, Zainal
JURNAL SETIA PANCASILA Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Setia Pancasila, September 2023
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v4i1.416

Abstract

This research applies a qualitative research approach, aiming to delve into the phenomena experienced by subjects and generate descriptive information in the form of written or spoken words, pertaining to individuals and behaviors under observation. Therefore, this study can be classified as qualitative descriptive research. Pondok Pesantren Raudhatut Tholibin (ROBIN) in Sumenep integrates religious and scientific knowledge within its curriculum, while instilling values of tolerance, moderation, and balance in practicing faith. This Islamic boarding school also collaborates with other parties such as the community and other educational institutions,in order to expand its network and influence towards achieving peace and social harmony. Furthermore, this boarding school empowers its students to become agents of positive change in society by involving them in various social, humanitarian, and cultural activities. Through these strategies, the boarding school aims to anticipate and counteract the negative impacts of religious radicalism that could threaten the unity of the nation.
BUILDING HARMONY: STRATEGIES AGAINST RELIGIOUS INTOLERANCE FOR NATIONAL UNITY Alam, Suluh Mardika; Basri, Hasan; Syafi'i, Imam
JURNAL SETIA PANCASILA Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Setia Pancasila, Februari 2024
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v4i2.609

Abstract

The term harmony is synonymous with the term tolerance. Harmony is a term filled with good and peaceful meaning content. The point is to live together in society with unity of heart and agree not to create disputes and quarrels. Living in harmony is everyone's dream. Differences on the one hand can be a strength if managed well and professionally. However, if not, differences in worldviews between countries, will become a factor of national disintegration and prolonged conflict. This article aims to find out how strategies to fight religious intolerance in Indonesia. The method used in this research is library research, which traces books and findings from interfaith harmony studies. The results of this study explain that there are 6 strategies that can be done in building inter-religious harmony, namely internalizing tolerance, maintaining kinship (ukhuwah), respecting and appreciating each other, trusting each other and avoiding prejudice, clarifying and confirming information obtained and acting fairly.
NILAI-NILAI KEPRIBADIAN DALAM PERIBAHASA MADURA SEBAGAI TRANSFORMASI PENDIDIKAN KARAKTER Salamet, Salamet; Alam, Suluh Mardika; Tazam, Moh.
Jurnal Karaton Vol 3 No 1 (2023): Karaton: Jurnal Pembangunan Sumenep
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Madura tidak dapat meminggirkan diri dari nilai-nilai moral dan agamayang mereka anut. Hampir seluruh orang Madura adalah penganut agama Islam,yang oleh karena ketaatan pada nilai-nilai demikian itu terpatri menjadi jatidiri orangMadura. Demikian itu terurai dalam bahasa dan perilaku mereka. Wujud perilakuberbahasanya adalah penggunaan peribahasa Madura, di dalamnya terdapat nilainilaimoralitas dan Pendidikan karakter. Dalam penulisan ini, bertujuan untukmengetahui nilai-nilai moralitas dan Pendidikan karakter yang terdapat dalamperibahasa Madura. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena datanyabersifat deskriptif. Di samping menganalisis nilai-nilai Pendidikan karakter yangterdapat dalam peribahasa Madura, penulisan ini pun melihat kemungkinanpergeseran makna peribahasa Madura di era saat ini. Kesimpulan dalam penulisanini, adalah ungkapan peribahasa Madura memiliki nilai kepribadian yang tinggi,serta Pendidikan karakter, utamanya kehidupan beragama masyarakat Madura,hal itu direpresentasikan dalam bentuk sikap dan tingkah laku mereka, khususnyadalam menyampaikan pesan-pesan agama, sertadapat dijadikan pedoman bagimasyarakat Madura dalam menjalani kehidupan, baik sebagai fungsi sosial,maupun sebagai fungsi spiritual. Dalam tulisan ini dapat mereduksi pepatah Madurake dalam tiga kelompok utama, yaitu (1) nilai‐nilai yang perlu dilestarikan dandikembangkan, (2) nilai‐nilai yang perlu ditafsirkan kembali karena seringkalimenimbulkan kesalahpahaman dan cenderung menimbulkan ketakutan padamasyarakat non‐etnis Madura, dan (3) nilai‐nilai yang perlu ditanamkan untukmenumbuhkan nilai baru yang positif sejalan dengan perkembangan zaman.