Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Review Pengaruh Range Dan Approach Terhadap Efektivitas Cooling Tower di PT. IP Ahluriza, Pradipta; Sinaga, Nazaruddin
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.34899

Abstract

Saat ini sistem pembangkitan energi di dunia masih  didominasi  oleh  energi  fosil. Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, Cooling Tower digunakan untuk sirkulasi air pendingin yang dikontakkan dengan gas tak jenuh , sehingga sebagian dari zat cair itu akan menguap, dan suhu zat cair akan menurun. PT. Indonesia Power Kamojang dalam proses pembangkitan energi listrik menggunakan mesin Cooling Tower untuk melakukan pendinginan. Dalam upaya untuk menentukan performa sebuah mesin Cooling Tower, maka diperlukan pengukuran efektivitas. Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai efektivitas pendinginan dan  pengukuran  efektivitas dilakukan dengan nilai approach dan range. Dalam penelitian ini menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness, untuk mendapatkan nilai availability, performance efficiency, dan rate of quality. Maka pada saat musim kemarau memiliki efekvtivitas yang lebih baik dibandingkan dengan musim hujan. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, serta temperatur air kondensat yang masuk ke dalam Cooling Tower. Semakin tinggi temperatur air kondensat yang masuk, maka efektivitas pendinginan di dalam Cooling Tower semakin rendah karena proses pendinginan tidak maksimal. Hal ini menyebabkan temperature yang dihasilkan oleh Cooling Tower tidak mencapai temperature yang diinginkan.Kata kunci: Cooling Tower; Efektivikasi; PerformansiCurrently, the energy generation system in the world is still dominated by fossil energy. In geothermal power plants, Cooling Tower is used to circulate cooling water that is contacted with unsaturated gases, so that some of the liquid will evaporate, and the temperature of the liquid will decrease. PT. Indonesia Power Kamojang, in the process of generating electrical energy, uses a Cooling Tower engine for cooling. In an effort to determine the performance of a Cooling Tower engine, it is necessary to measure its effectiveness. In this study, an analysis of the effectiveness of cooling was carried out and the measurement of its effectiveness was carried out using the approach and range values. In this study using the Overall Equipment Effectiveness method, to get the value of availability, performance efficiency, and rate of quality. So during the dry season it has better effectiveness than the rainy season. This is due to environmental factors, as well as the temperature of the condensate water that enters the Cooling Tower. The higher the temperature of the incoming condensate water, the lower the cooling effectiveness in the Cooling Tower because the cooling process is not optimal. This causes the temperature produced by the cooling tower to not reach the desired temperature.Keywords : Cooling Tower, Effectiveness; PerformanceDAFTAR RUJUKANAwwaluddin, M., & Santosa, P. (2012). Perhitungan Kebutuhan Cooling Tower Pada Rancang Bangun Untai Uji Sistem Kendali Reaktor Riset. Prima (Aplikasi Dan Rekayasa Dalam Bidang Iptek Nuklir), 9(1), 34–41.Dewan Energi Nasional. (2020). Bauran Energi Nasional.Elok nurul Faizah. (2020). Analisa Performa Kinerja Cooling Tower Induced Draft Counter Flow Dengan Bahan Pengisi Aluminium Semicircular ARC.Kasbani, K. (2009). Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia Dan Estimasi Potensi Energinya. Buletin Sumber Daya Geologi, 4(3). https://doi.org/10.47599/bsdg.v4i3.184Muhsin, A., & Pratama, Z. (2018). Analisis Efektivitas Mesin Cooling Tower Menggunakan Range and Approach. Opsi, 11(2), 119. https://doi.org/10.31315/opsi.v11i2.2552Triyansah, O., & Witanto, Y. (2020). Efektivitas cooling tower fan 6p - 4051 – gb. di pt. pupuk sriwidjaja sektor stg – bb, palembang, sumatera selatan. Rekayasa Mekanik, 4 No 1, 9–12.Widyaningsih, G. A. (2017). Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 4(1). https://doi.org/10.38011/jhli.v4i1.53Gunawan, Y., Setiadanu, G. T., Zuhaidi., Ahadi, K., & Didi Sukaryadi, S. N. (2020). Karakteristik Operasi Sistem Orc Di Sumur Pad 29a Pt . Geodipa Energi Dieng Operating Characteristics Of Orc System. 19(1), 1–12.
Analisis Energi dan Eksergi pada Siklus Rankine Organik Terintergerasi untuk Pemulihan Panas Limbah dari Sistem AC AHLURIZA, PRADIPTA; KIONO, BERKAH FAJAR TAMTOMO; UTOMO, MOHAMAD SAID KARTONO TONY SURYO
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 11, No 3: Published July 2023
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v11i3.567

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa energi dan eksergi sistem gabungan AC dan ORC dengan parameter jenis refrigeran yang berbeda. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dimana limbah panas dari sistem AC menjadi salah satu penyebab rusaknya lingkungan. Penelitian dilakukan dengan cara simulasi menggunakan software EES (Engineering Equation Program). Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan perbedaan nilai performa subsistem AC dan ORC terhadap jenis refrigeran yang berbeda. Berdasarkan analisis termodinamika (energi dan eksergetik), R600a-R227ea dipilih sebagai pasangan fluida untuk siklus rankine organik dan AC terintegerasi. Koefisien kinerja kombinasi (COP Kombinasi) sistem terintegerasi dapat ditingkatkan dari 3,65 hingga 5,37. Sistem siklus rankine organik dapat menghasilkan 4,14 kW energi listrik bersih dengan efisiensi termal 5,129%. Sistem siklus gabungan AC-ORC terintegerasi beroperasi dengan efisiensi exergi 25,37%.Kata kunci: EES, Energy, Exergy, AC, ORC ABSTRACTThis study aims to analyze the energy and exergy of ac and ORC combined systems with different refrigerant type parameters. This research is motivated by a problem where waste heat from the air conditioning system is one of the causes of environmental damage. The research was conducted by simulation using EES (Engineering Equation Program) software. The data analysis used is quantitative data analysis with differences in the performance values of the AC and ORC subsystems against different types of refrigerants. Based on thermodynamic analysis (energy and exergetic), R600a-R227ea was selected as the fluid pair for the organic rankine cycle and integrated AC. The combined performance coefficient (COP Combination) of integrated systems can be increased from 3.65 to 5.37. The organic rankine cycle system can produce 4.14 kW of clean electrical energy with a thermal efficiency of 5.129%. The integrated AC-ORC combined cycle system operates with an exergical efficiency of 25.37%.Keywords: EES, Energy, Exergy, AC, ORC
Review Pengaruh Range Dan Approach Terhadap Efektivitas Cooling Tower di PT. IP Ahluriza, Pradipta; Sinaga, Nazaruddin
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.34899

Abstract

Saat ini sistem pembangkitan energi di dunia masih  didominasi  oleh  energi  fosil. Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, Cooling Tower digunakan untuk sirkulasi air pendingin yang dikontakkan dengan gas tak jenuh , sehingga sebagian dari zat cair itu akan menguap, dan suhu zat cair akan menurun. PT. Indonesia Power Kamojang dalam proses pembangkitan energi listrik menggunakan mesin Cooling Tower untuk melakukan pendinginan. Dalam upaya untuk menentukan performa sebuah mesin Cooling Tower, maka diperlukan pengukuran efektivitas. Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai efektivitas pendinginan dan  pengukuran  efektivitas dilakukan dengan nilai approach dan range. Dalam penelitian ini menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness, untuk mendapatkan nilai availability, performance efficiency, dan rate of quality. Maka pada saat musim kemarau memiliki efekvtivitas yang lebih baik dibandingkan dengan musim hujan. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, serta temperatur air kondensat yang masuk ke dalam Cooling Tower. Semakin tinggi temperatur air kondensat yang masuk, maka efektivitas pendinginan di dalam Cooling Tower semakin rendah karena proses pendinginan tidak maksimal. Hal ini menyebabkan temperature yang dihasilkan oleh Cooling Tower tidak mencapai temperature yang diinginkan.Kata kunci: Cooling Tower; Efektivikasi; PerformansiCurrently, the energy generation system in the world is still dominated by fossil energy. In geothermal power plants, Cooling Tower is used to circulate cooling water that is contacted with unsaturated gases, so that some of the liquid will evaporate, and the temperature of the liquid will decrease. PT. Indonesia Power Kamojang, in the process of generating electrical energy, uses a Cooling Tower engine for cooling. In an effort to determine the performance of a Cooling Tower engine, it is necessary to measure its effectiveness. In this study, an analysis of the effectiveness of cooling was carried out and the measurement of its effectiveness was carried out using the approach and range values. In this study using the Overall Equipment Effectiveness method, to get the value of availability, performance efficiency, and rate of quality. So during the dry season it has better effectiveness than the rainy season. This is due to environmental factors, as well as the temperature of the condensate water that enters the Cooling Tower. The higher the temperature of the incoming condensate water, the lower the cooling effectiveness in the Cooling Tower because the cooling process is not optimal. This causes the temperature produced by the cooling tower to not reach the desired temperature.Keywords : Cooling Tower, Effectiveness; PerformanceDAFTAR RUJUKANAwwaluddin, M., & Santosa, P. (2012). Perhitungan Kebutuhan Cooling Tower Pada Rancang Bangun Untai Uji Sistem Kendali Reaktor Riset. Prima (Aplikasi Dan Rekayasa Dalam Bidang Iptek Nuklir), 9(1), 34–41.Dewan Energi Nasional. (2020). Bauran Energi Nasional.Elok nurul Faizah. (2020). Analisa Performa Kinerja Cooling Tower Induced Draft Counter Flow Dengan Bahan Pengisi Aluminium Semicircular ARC.Kasbani, K. (2009). Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia Dan Estimasi Potensi Energinya. Buletin Sumber Daya Geologi, 4(3). https://doi.org/10.47599/bsdg.v4i3.184Muhsin, A., & Pratama, Z. (2018). Analisis Efektivitas Mesin Cooling Tower Menggunakan Range and Approach. Opsi, 11(2), 119. https://doi.org/10.31315/opsi.v11i2.2552Triyansah, O., & Witanto, Y. (2020). Efektivitas cooling tower fan 6p - 4051 – gb. di pt. pupuk sriwidjaja sektor stg – bb, palembang, sumatera selatan. Rekayasa Mekanik, 4 No 1, 9–12.Widyaningsih, G. A. (2017). Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 4(1). https://doi.org/10.38011/jhli.v4i1.53Gunawan, Y., Setiadanu, G. T., Zuhaidi., Ahadi, K., & Didi Sukaryadi, S. N. (2020). Karakteristik Operasi Sistem Orc Di Sumur Pad 29a Pt . Geodipa Energi Dieng Operating Characteristics Of Orc System. 19(1), 1–12.
REVIEW PENGARUH RANGE DAN APPROACH TERHADAP EFEKTIVITAS COOLING TOWER UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER KAMOJANG Ahluriza, Pradipta; Sinaga, Nazaruddin
Eksergi Vol. 17 No. 3 (2021): SEPTEMBER 2021
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.634 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v17i3.2625

Abstract

Cooling tower tenaga di industri pembangkit tenaga panas bumi untuk udara gunung udara pendingin dengan cara mengontakkan dengan gas tak jenuh sehingga sebagian zat cair itu mau dan zat suhu cair turun. PT. Indonesia Power Kamojang menggunakan mesin Cooling tower untuk pendinginan. Untuk tahu performansi sepatu pendinginan yang mana mampu maka maka dugaan besarnya. Penelitian ini menjadi kata bagi para pemain apalagi beragam gaya hidup, rentang dan rentang pendekatan rentang ganda rentang ganda. Kisaran adaakan atau jarak antar temperatur udara masuk dan keluar menara dingin. Pendekatannya ada suhu udara dingin menara dingin dan suhu wetbulb ambient. Metode yang digunakan untuk mengukur performansi Cooling Tower menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness untuk ketersediaan nilai, efisiensi kinerja, dan tingkat kualitas. Hasilnya pada saat ini musim kemarau memiliki efekvtivitas yang lebih baik di atas dengan musim kemarau. Hal ini menyebabkan oleh faktor lingkungan, serta temperatur udara kondensat yang masuk ke dalam Cooling Tower. Semakin tinggi temperatur udara kondensat yang masuk, maka sejuk proses pendinginan semakin rendah sehingga kerennya prosesan tak maksimal. Hal ini menyebabkan temperatur keluar menara pendingin tak mencapai suhu yang mungkin.