Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Umur Pindah Tanam Bibit dan Populasi Tanaman terhadap Hasil dan Kualitas Sayuran Pakcoy (Brassica campestris L., Chinensis group) yang Ditanam dalam Naungan Kasa di Dataran Medium Ferry Firmansyah; Tino M. Onngo; Aos M. Akyas
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.424 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.963

Abstract

Di daerah tropis, intensitas cahaya dan suhu udara  tinggi adalah masalah yang dihadapi pada budidaya sayuran introduksi dari daerah subtropis sehingga sayuran tersebut harus ditanam di dataran tinggi. Dalam usaha penanaman tanaman sayuran dataran tinggi di dataran medium, penaungan adalah salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh interaksi dari naungan bahan ­kasa untuk memanipulasi faktor lingkungan  dengan kultur teknik (umur pindah tanam bibit dan populasi tanaman) terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil tanaman pakcoy.  Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi  dengan dua faktor dan tiga ulangan. Petak utama adalah penggunaan naungan  dan anak petak adalah kombinasi umur pindah tanam  dan populasi tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa interaksi antara penggunaan naungan dan  kombinasi teknik budidaya hanya terlihat pada luas daun saat panen. Penggunaan naungan pada populasi 50 tanaman m-2 dengan umur bibit 2 dan 3 minggu menghasilkan luas daun yang lebih lebar dibandingkan perlakuan lainnya. Naungan kasa mampu menurunkan intensitas cahaya matahari pada siang hari sampai sekitar 32 % dan berakibat pada penurunan suhu siang hari sekitar 2 OC – 3 OC.  kondisi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih tinggi, hasil panen lebih banyak, persentase jumlah tanaman layak pasar lebih besar, serta warna hijau daun yang lebih cerah. Kombinasi umur bibit 2 minggu dan populasi 50 tanaman m-2, menghasilkan tanaman dengan jumlah daun lebih banyak. Pada pertanaman dengan populasi 50 tanaman m-2, bobot kering pupus dan akar lebih tinggi sedangkan dengan populasi 100 tanaman m-2 hasil panen lebih tinggi.
Analisis Pemasaran Buah Nanas (Ananas Comosus L Merr) di Desa Sarireja Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang Ferry Firmansyah; Kuswarini Sulandjari; Suhaeni Suhaeni
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 7 No 4 (2021): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.731 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.5234629

Abstract

Pineapple is one of the horticultural plants that are very easy to cultivate in the tropics, including Indonesia, including in sarireja village, Jalancagak district, Subang Regency. The purpose of the research is to know the channels, functions and tasks of marketing, analyze farm revenues, profit marketing agencies, know the level of marketing efficiency of pineapple fruit. Method of determining farmer samples with Simple Random Sampling samples, traders / institutions involved (snowball sampling). Primary data was obtained through interviews using questionnaires, secondary data from the Ministry of Agriculture, Central Statistics Agency of West Java Province, Agriculture Office and Counseling Center. The data was analyzed with revenue analysis, farm R/C Ratio, profit, margin, farmer's share, and marketing efficiency. The results showed there are 2 (two) patterns of pineapple marketing channels, namely channel I (farmers-croupier-merchants retailers-consumers), channel II (farmers-merchants retailers-consumers). The marketing functions and duties of farmers conduct sales, harvesting, and distribution. croupier makes purchases, sales, harvesting, grading, distributing, risk insurers, conveying information, capital. Retailers make purchases, sales, grading, cleaning, risk insurers, bindings, and storage. Pineapple farming income Rp. 7.736.950/ha/16 months, R/C ratio 1.48 indicates the value of >1 which means it is worth trying. The profit of the institution on channel I farmers Rp. 2.550/kg, croupier Rp. 2.757,40/kg, retailers Rp. 2.088/kg, channel II farmers Rp. 4.787/kg, retailers Rp. 3.389/kg. Both marketing channels are efficient, but marketing channels II are more efficient with a margin of Rp. 4.000,-/kg, farmer's share of 55,56%, and marketing efficiency of 9,16%.