Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Seorang Anak Perempuan Usia 16 Tahun dengan Demam Tifoid Haura, Jihan; Maghfirah, Maghfirah
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 2 No. 6 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i6.10562

Abstract

Demam Tifoid adalah penyakit infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C. Penularan demam tifoid melalui fekal dan oral yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Insiden tifoid tidak berbeda antara laki-laki dan wanita, umumnya didapatkan pada usia 5-30 tahun. Tatalaksana tepat pada anak diutamakan dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas demam tifoid di Indonesia.
Gambaran Klinis pada penderita Tinea Unguium, Penyuluhan di Puskesmas Syamtalira Bayu, Aceh Utara Fonna, Tischa Rahayu; Haura, Jihan
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan - Agustus 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v1i1.12610

Abstract

Onikomikosis merupakan infeksi jamur pada kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita, ragi, atau kapang. Sedangkan tinea unguium istilah untuk infeksi kuku akibat dermatofita. Secara umum, 80-90% penyebab kasus onikomikosis adalah dermatofita Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Di Indonesia, penyebab yang banyak dilaporkan adalah Candida spp., T. Rubrum dan T. Mentagrophytes. Insiden dari onikomikosis meningkat pada populasi geriatri, pada pasien imunokompromais seperti diabetes, peripheral arterial disease, kondisi imunosupresi seperti kondisi HIV dan agen imunosupresan. Onikomikosis juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup tertentu, misalnya penggunaan kaos kaki dan sepatu yang terus menerus, olahraga yang berlebihan dan trauma pada kuku yang terus menerus serta predisposisi genetik. Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap infeksi dermatofita antara lain iklim tropis, higienitas yang buruk, adanya sumber penularan, serta penyakit sistemik dan kronis yang meningkat. Tinea unguium menyebabkan masalah bagi pasien, berupa fisik dan psikologis. Permasalahan lain yang ada adalah pengobatan onikomikosis bersifat menahun dan resisten pada pengobatan. Kegiatan pengabdian ini terdiri dari anamnesis terhadap pasien, pemeriksaan fisik beserta penyuluhan tentang tinea unguium. Upaya pencegahan tinea unguium yang diberikan kepada pasien berupa edukasi pasien terkait Tinea Unguium yang terdiri dari pengertian, faktor resiko, manifestasi klinis, faktor yang dapat memperberat, tatalaksana farmakologis dan non farmakologis