The pursuit of sustainable environmental development requires active community participation that integrates both social and ecological dimensions. This study explores the collaborative efforts between university students participating in the Community Service Program (KKN) and 30 residents of Cijujung Village, including representatives from the village government and elementary school students, over a 30-day period. The initiatives focused on three main programs: waste bank, vertical garden, and communal work (kerja bakti). A qualitative approach was employed, with data collected through interviews and field documentation. Findings reveal that the waste bank initiative not only provided practical facilities for waste sorting but also raised early awareness of proper waste management among students and villagers. The vertical garden program enhanced green spaces, improved air quality, and added both aesthetic and educational value to the school environment. Meanwhile, communal work served as a medium to strengthen social capital, including solidarity, mutual care, and collective responsibility. The integration of these three initiatives generated dual impacts: improved ecological conditions and reinforced social cohesion, providing practical benefits for the community. Therefore, the socio-ecological collaboration in Cijujung Village serves as a model of innovative, participatory, and sustainable community empowerment practices.ABSTRAKUpaya mewujudkan pembangunan lingkungan berkelanjutan menuntut partisipasi aktif masyarakat dengan mengintegrasikan aspek sosial dan ekologis. Penelitian ini meneliti kolaborasi antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan 30 warga Desa Cijujung, termasuk perwakilan perangkat desa dan siswa sekolah dasar, selama 30 hari. Tiga program utama yang dijalankan adalah bank sampah, taman vertikal, dan kegiatan kerja bakti. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi lapangan. Hasil temuan menunjukkan bahwa program bank sampah menanamkan kesadaran pengelolaan sampah sejak dini sekaligus menyediakan fasilitas pemilahan yang aplikatif. Program taman vertikal berkontribusi pada peningkatan kualitas ruang hijau, perbaikan sirkulasi udara, serta menambah nilai estetika dan edukatif di lingkungan sekolah. Sementara itu, kerja bakti memperkuat modal sosial masyarakat, seperti solidaritas, kepedulian, dan rasa kebersamaan. Sinergi ketiga program tersebut menghasilkan manfaat ganda: perbaikan kualitas lingkungan fisik dan penguatan jaringan sosial masyarakat, serta memberikan dampak praktis langsung bagi komunitas. Dengan demikian, kolaborasi sosial-ekologis di Desa Cijujung dapat dijadikan model strategi pemberdayaan masyarakat yang inovatif, partisipatif, dan berkelanjutan.