Dalam proses pendidikan, setiap individu memiliki gaya belajar sendiri. Gaya belajar bisa dikatakan kecenderungan seseorang untuk mengadaptasi suatu strategi belajar tertentu dengan mencari dan mencoba. Cara tersebut berbeda antar siswa yang satu dengan siswa yang lain. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan bagi seorang siswa dalam belajar dan mengatasi kesulitan belajar pada siswa. Fokus penelitian ini terletak pada cara mengatasi kesulitan belajar siswa dengan mengetahui gaya belajar siswa. Dalam mengetahui gaya belajar, peneliti menggunakan pendekatan Visual, Audio dan Kinestetik (VAK), Multiple Intellegence dan STIFIn. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan setting yang alami (natural) di MA Al-Ahsan Bareng Jombang. Data diambil dengan cara peneliti terjun langsung ke MA Al-Ahsan. Data dikumpulkan dengan melalui wawancara, mengamati proses belajar mengajar serta dokumentasi lainnya yang mendukung proses pengumpulan data. Tujuan utama, yaitu mengambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek atau subyek yang ditelti secara tepat. Dengan harapan menjadi sumbangsih dalam dalam dunia pendidikan. Khususnya terkait mengatasi kesulitan belajar siswa. Dalam mengetahui gaya belajar siswa, guru di MA Al-Ahsan tidak menggunakan teori tertentu melainkan menggabungkan beberapa teori seperti STIFIn dan Multiple Intelligence (kecerdasan majemuk). Guru masih menggunakan strategi pembelajaran model lama dan belum berpatokan pada gaya belajar siswa. Kesulitan belajar siswa Al-Ahsan karena proses pembelajaran tidak memperhatikan gaya belajar. Berdasarkan temuan, peneliti menyarankan: (1) Agar proses pembelajaran yang diselenggarakan dapat berjalan efektif dan diikuti oleh siswa maka guru perlu mengenali gaya belajar siswa, (2) madrasah perlu menjalin kerjasama dengan pihak lain yang mempunyai kemampuan untuk melakukan assement terkait gaya belajar siswa, (3) madrasah perlu membekali guru dengan pengetahuan dan ketrampilan praktis mengenai gaya belajar siswa, dan (4) guru Bimbingan Konseling (BK) perlu memfasilitasi pengenalan gaya belajar siswa.