Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader puskesmas dalam penerapan standar pemantauan pertumbuhan balita di Kota Bitung Dewanti Evita; Abdillah Mursyid; Tri Siswati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.058 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2013.1(1).15-21

Abstract

ABSTRACT Background: Growth monitoring is one of major program of nutrition improvement that emphasizes on efforts to maintain and improve nutritional status of underfi ves. Technically, some errors often occur such as the use of inappropriate and non-calibrated scale, errors in placing the scale, and in reading the result of weighing. To improve knowledge, skills, and compliance of cadres, it is necessary to conduct training on growth monitoring standard of underfi ves in order that cadres can improve the capacity in evaluating growth and improve their effectiveness and effi ciency in working at the integrated post (posyandu).Objective: To identify the effect of training to the improvement of knowledge, skills, and compliance of cadres in implementing growth monitoring standard of underfi ves at Bitung Municipality, North Sulawesi. Method: The study was a quasi experiment which used non-equivalent control group design. It was carried out at Bitung Barat and Aer Tembaga Health Center of Bitung Municipality, North Sulawesi to the two groups of cadres. The experiment group consisted of 44 cadres who got training twice, each was carried out a month before the evaluation on knowledge, skills, and compliance. The control group consisted of 46 cadres that got modul of growth monitoring standard of underfi ves. Research instruments used were questionnaire/checklist of knowledge, skills, and compliance. The result was analyzed using Chi-Square.Result: Training improved knowledge and skills of cadres in implementing growth standard of underfi ves. This was indicated from average knowledge of the experiment group during pre test as much as 0.328+0.086, post-test 1 as much as 0.335+0.554, post-test 2 as much as 0.328+0.106. Average skills of experiment group during pre-test were 0.446+0.067, post-test 1 was 0.549+0.544, post-test 2 was 0.873±0.106. Average compliance of the experiment group during pre-test was 0.457+1.08, post-test 1 was 0.548+0.321, post-test 2 was 0.542±0.365. This was indicated from average knowledge of the control group during pre- test as much as 0.122+0.155, post-test 1 as much as 0.154+0.856, post-test 2 as much as 0.195+0.235. Average skills of control group during pre-test was 0.366+0.103, post-test 1 was 0.431+0.856, post-test 2 was 0.426+0.235. Average compliance of the control group during pre-test was 0.352+0.363, post-test 1 was 0.362+0.363, post-test 2 was 0.365±0.368. The result of statistical analysis in average difference was p=0.000 for knowledge, p=0.000 for skills and p=0.004 for compliance in post-test 2, showing that the improvement was signifi cant (p<0.05).Conclusion: There was signifi cant improvement in knowledge skills and compliance of cadres who got training on the implementation of growth monitoring standard of underfi ves at Posyandu. KEYWORDS: training, cadres, posyandu, growth standard of underfi vesABSTRAKLatar Belakang: Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi yang menitik beratkan pada upaya pencegahan dan peningkatan keadaan gizi balita. Secara teknis, sering ditemui beberapa kesalahan antara lain dalam menggunakan timbangan yang tidak layak dan tidak dikalibrasi dan dalam pemasangan timbangan dan pembacaan hasil. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kepatuhan kader, perlu diadakan pelatihan standar pemantauan pertumbuhan balita agar kader dapat meningkatkan kemampuan dalam menilai pertumbuhan, serta meningkatkan efektivitas dan efi siensi kerjanya di posyandu.Tujuan: Mengetahui pengaruh pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kepatuhan kader dalam menerapkan standar pemantauan pertumbuhan balita di Kota Bitung, Sulawesi Utara.Metode:Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan non-equivalent control group design, berlokasi di Puskesmas Bitung Barat dan Puskesmas Aertembaga, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Kelompok perlakuan adalah kader Puskesmas Aertembaga yang berjumlah 44 orang yang mendapat pelatihan standar pemantauan pertumbuhan balita 2 kali. Setiap pelatihan dilaksanakan 2 hari dan evaluasi pengetahuan, keterampilan, dan kepatuhan 1 bulan setelah pelatihan. Kelompok pembanding kader adalah Puskesmas Bitung Barat berjumlah 46 orang yang mendapat modul standar pemantauan pertumbuhan balita. Hasil penelitian dianalisis dengan T-test,Chi-Square dan uji multivariat. Alat penelitian adalah kuesioner/Cheklist pengetahuan, daftar tilik keterampilan, dan kepatuhan.Hasil: Pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader untuk menerapkan standar pertumbuhan balita. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata pengetahuan kelompok perlakuan pada pretest sebesar 0,328±0,086, post-test 1 sebesar 0,335±0,554, post-test 2 sebesar 0,328±0,106 Nilai rerata keterampilan kelompok perlakuan pada pretest sebesar 0,446±0,067, post-test 1 sebesar 0,549±0,554, post-test 2 sebesar0,873±0,106. Nilai rerata kepatuhan kelompok perlakuan pada pretest sebesar 0,457±0,108, post-test 1 sebesar 0,548±0,321, post-test 2 sebesar 0,542±0,365. Pada kelompok pembanding, nilai rerata pengetahuan pretest sebesar 0,122±1.55, post-test 1 sebesar 0,154±856, post-test 2 sebesar 0,195±0,235. Nilai rerata keterampilan pretest sebesar0,366±0,103, post-test 1 sebesar 0,431±0,856, post-test 2 sebesar 0,426±0,235. Nilai rerata kepatuhan pretest sebesat 0,359± 0,108,post-test 1 sebesar 0,362±0,363, post-test 2 0,365±0,368. Hasil analisis statistik beda rerata antara kelompok perlakuan dan pembanding menunjukkan peningkatan yang bermakna (p<0.05). Beda rerata peningkatan kelompok perlakuan dari pretest ke post-test 2 pengetahuan dari 0,047 menjadi 0,364, keterampilan dari 0,103 menjadi 0,427 dan kepatuhan dari 0,091 menjadi -0,085Kesimpulan: Dengan pelatihan standar pemantauan pertumbuhan balita, pengetahuan, keterampilan, dan kepatuhan kader meningkat secara bermakna dibandingkan hanya diberikan modul.KATA KUNCI: pelatihan, kader posyandu, standar pertumbuhan balita
Pengaruh Penyuluhan Gizi Dengan Media Explosion Box dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Isi Piringku Pada Anak SD di Aceh Tri Siswati; Kasya Nabilah; Tjaronosari
Jurnal Teknologi Kesehatan (Journal of Health Technology) Vol. 19 No. 2 (2023): September
Publisher : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jtk.v19i2.1259

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan masalah gizi pada anak sekolah dasar yakni kurangnya pengetahuan mengenai gizi seimbang. Edukasi mengenai pendidikan gizi merupakan cara untuk meningkatkan pengetahuan. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan gizi dengan memberikan pendidikan gizi menggunakan media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian media explosion box dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan anak sekolah dasar. Penelitian ini menggungankan quasi experiment dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design/Nonrandomized pretest-posttes control group design. Intervensi yang diberikan adalah edukasi pengetahuan gizi isi piringku menggunakan media explosion box dan leaflet.  Sampel penelitian kali ini siswa kelas V SD Negeri di Lhokseumawe yang dipilih secara random dengan memperhatikan strata sekolah, dengan masing masing sebanyak 40 siswa. Pengetahuan diukur menggunakan kuisioner yang akan diberikan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Data perbedaan rata-rata nilai pengetahuan di analisis menggunakan uji Paired sample T-Test. Hasil penelitian menyatakan bahwa media explosion box meningkat 2,7 nilai probabilitas p=0,000. Sementara diketahui hasil nilai rerata pengetahuan menggunakan media leaflet meningkat 1,6 p=0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah media explosion box lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan mengenai gizi isi piringku dibandingkan media leaflet.
EKSPLORASI PEMILIHAN CURAHAN HATI PADA REMAJA: ORANG TERDEKAT VS MEDIA SOSIAL Iskandar, Yustiana Olfah; Tri Siswati; Syamsul Firdaus; Titik Endarwati
KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 13 No 1 (2025): KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/kjik.v13i1.348

Abstract

Dalam realitas penuh tekanan dan tantangan yang dihadapi remaja saat ini, curahan hati  menjadi saluran penting bagi mereka untuk mengatasi berbagai perasaan dan pengalaman emosional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemilihan curahan hati remaja dengan penggunaan media sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif survei dan dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dimana hanya dilakukan satu kali pengambilan data. Penelitian berlangsung di SMP N 1 dan SMP N 2 Sleman Yogyakarta pada bulan Juni-Agustus 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 60 siswa. Variabel yang diteliti adalah karakteristik responden dan kecenderungan pilihan tempat curahan hati (curhat) baik keluarga/teman maupun media sosial. Data dikumpulkan dengan kuesioner terstruktur dan dianalisis secara diskriptif melalui narasi, gambar maupun tabel. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan, dengan pendidikan bapak dan ibu adalah SMA. Sebagian besar remaja memilih ibu dan teman sebagai teman curhat (masing-masing sebesar 40% dan 37%), namun demikian mereka juga masih memilih media sosial sebagai tempat curhat (60%). Pilihan favorit media sosial untuk curhat adalah WhatsApp (37%). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel kategori pemilihan curahan hati dan variabel penggunaan media sosial mempunyai tingkat korelasi sebesar 0,28 yang signifikan pada tingkat confidence interval 95%. Kesimpulan: kategori pemilihan curahan hati dengan penggunaan media berkorelasi, remaja tetap memilih media sosial sebagai sarana curahan hati, meskipun memiliki seseorang untuk curahan hati. Kata kunci : curahan hati; ekspresi perasaan; media sosial; remaja Adolescence is a developmental phase where there are many changes, including emotional changes. During adolescence there is also a peak in emotionality, so teenagers must receive attention from parents, teachers and a good environment so that their emotions can be controlled. Emotional development that is not well controlled can trigger emotional mental problems in adolescents. To realize adolescent mental health, it cannot be separated from the role of family and community in developing adolescent mental health. In principle, teenagers in the household environment can consult with their parents as friends to confide in. However, nowadays quite a few people are turning to confiding in social media and teenagers are the highest users of social media with a percentage of 75.50%. The use of social media makes it easier for teenagers to express or vent their feelings. To understand the relationship between the type of friends to share feelings with the use of social media as a tool to vent emotions in teenagers, this study was conducted using a quantitative survey method and a cross-sectional approach, where data were collected only once. This study was conducted at SMP N 1 and SMP N 2 Sleman, Yogyakarta, involving 60 students aged 14 and 15 years as samples. The result of the research show that as many as 40% of teenagers chose Mother as their friend to confide in and as many as 60% of teenagers used social media as a means to confide in or express their feelings. The results of the correlation analysis show that the variable whoever the friend confides in and the variable social media use have a correlation level of 0.28 which is significant at the 95% confidence interval level. These two variables have a significant relationship. Keywords : adolescent , expression of feeling, social media
Pendidikan dan Pelatihan MPASI Anak Usia 6 – 24 Bulan pada Ibu Balita di Wilayah Puskesmas Tempel 1 Amalina Firdaus; Tri Asih; Tri Siswati
Jurnal Kesehatan Pengabdian Masyarakat (JKPM) Vol. 4 No. 2 (2023): 2
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jkpm.v4i2.2125

Abstract

Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 menyatakan bahwa prevalensi stunting nasional sebesar 21,6% dengan target nasional yaitu 14%. Penurunan prevalensi stunting difokuskan difokuskan pada masa sebelum kelahiran dan anak usia 6 – 23 bulan dengan intervensi spesifik seperti ASI Eksklusif dan Pemberian Makanan Pendamping ASI. Kejadian stunting berhubungan dengan masalah pemenuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhan menurut usia anak. Peran ibu sangat penting bagi anak dalam memantau pertumbuhan anak, sehingga perlu memahami pemberian makan yang baik pada saat anak sudah diberikan MPASI. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 14 Oktober 2023 di Aula Puskesmas Tempel 1 dengan peserta sebanyak 12 orang ibu balita. Tahapan kegiatan meliputi pendidikan dengan metode penyuluhan dan pelatihan dengan metode demonstrasi. Demonstrasi pembuatan MPASI sesuai anjuran Menu 4 Bintang meliputi makanan pokok, sayuran, protein nabati, dan protein hewani. Hasil kegiatan menyatakan bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan terkait MPASI dan akan menerapkan kepada anak.