Salah satu sikap yang ditetapkan oleh Kemenristekdikti RI adalah menghormati keragaman budaya, pandangan, agama, serta kepercayaan orang lain, dengan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Puisi menjadi salah satu sarana efektif dalam pembentukan sikap ini karena menggunakan bahasa yang halus dan menyentuh, sehingga mampu menyampaikan pesan-pesan moral yang dalam dengan cara yang penuh makna. Dalam konteks ini, tujuh puisi karya Maya Angelou dipilih untuk dianalisis karena menonjolkan tema kemanusiaan yang relevan, terutama terkait diskriminasi dan rasisme yang menjadi isu penting dalam sejarah dan kehidupan sosial. Analisis terhadap puisi-puisi tersebut dilakukan dengan pendekatan semiotik dan sosiologi sastra, yang memungkinkan untuk mengeksplorasi simbol-simbol dan makna sosial yang terkandung dalam setiap karya. Pendekatan ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana puisi-puisi tersebut tidak hanya menjadi media ekspresi artistik, tetapi juga sebagai refleksi dari perjuangan manusia untuk memperoleh keadilan dan kesetaraan. Selain itu, analisis ini dikaitkan dengan pengembangan kompetensi sikap yang ditetapkan oleh Kemenristekdikti, menegaskan bahwa karya sastra, terutama puisi, dapat menjadi instrumen pembelajaran yang efektif dalam menumbuhkan sikap toleransi, empati, dan solidaritas di tengah masyarakat yang semakin plural dan kompleks. Penelitian ini menemukan bahwa karya-karya Maya Angelou mengandung pesan moral yang kuat dan mendalam, yang tidak hanya menggugah kesadaran tentang pentingnya kesetaraan, tetapi juga mendorong terciptanya solidaritas antar sesama manusia, tanpa memandang latar belakang budaya, ras, atau agama.