Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN CARA PEMENFAATAN DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) UNTUK MENGATASI MASALAH KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA KAUM PEREMPUAN Suratiah, Suratiah; Hartati, Nyoman; Gama, I Ketut; Tamam, Badrut
Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat Vol 7, No 1 (2025): JANUARI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jpms.v7i1.3803

Abstract

Keputihan (Flour Albus) adalah hal yang biasa dan fisologis terjadi pada setiap perempuan, namun hampir 50% dari seluruh populasi perempuan terkena keputihan patologis yang mengakibatkan masalah ketidaknyaman pada alat kelamin luar. Keputihan yang patologis akan mengganggu kenyaman para perempuan. Rasa gatal yang dirasakan cendrung menyebabkan perempuan gelisah dan menggaruk yang akan berdampak pada perlukaan atau perlecetan sehingga berdampak pada infeksi yang lebih lanjut. Selain itu juga akan berdampak pada hubungan suami istri dimana seorang perempuan merasa tidak nyaman karena gatal dan berbau. Hasil penelitian Suratiah, dkk (2018), menyatakan bahwa ekstrak rendaman daun salam muda efektif dalam menghambat pertumbuhan candida albicans. Dimana candida albicans diketahui salah satu penyebab terbanyak keputihan menjadi patologis. Daun salam sangat dikenal oleh para perempuan dan sangat mudah untuk didapatkannya, namun belum banyak para perempuan mengetahui bahwa daun salam dapat dimanfaatkan untuk mencegah infeksi oleh jamur pada keputihan. Dalam pengabdian kepada masyarakat ini, pengabdi ingin memberikan penyuluhan dan pendampingan cara pemanfaatan daun salam untuk mengatasi masalah keputihan seperti gatal dan basah pada kaum perempuan. Dari pengabdian ini para perempuan dapat memahami tentang keputihan dan hal yang mengakibtakan keputihan menjadi gatal dan produksi yang berleihan serta para perempuan juga mampu mengetahui dan mampu membuat rendaman daun salam muda. Hasil pengabdian ini menunjukkan pengetahuan para perempuan ilmu tentang keputihan dan penyebab gatalnya bertambah serta mampu membuat rendaman duan salam yang digunakan untuk cebok. Para perempuan juga mengatakan setelah 2 minggu menggunakan rasa gatal hilang dan adanya tambahan sensasi keset saat berhubungan dengan suami.
PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN CARA PEMENFAATAN DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) UNTUK MENGATASI MASALAH KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA KAUM PEREMPUAN Suratiah, Suratiah; Hartati, Nyoman; Gama, I Ketut; Tamam, Badrut
Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat Vol 7, No 1 (2025): JANUARI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jpms.v7i1.3803

Abstract

Keputihan (Flour Albus) adalah hal yang biasa dan fisologis terjadi pada setiap perempuan, namun hampir 50% dari seluruh populasi perempuan terkena keputihan patologis yang mengakibatkan masalah ketidaknyaman pada alat kelamin luar. Keputihan yang patologis akan mengganggu kenyaman para perempuan. Rasa gatal yang dirasakan cendrung menyebabkan perempuan gelisah dan menggaruk yang akan berdampak pada perlukaan atau perlecetan sehingga berdampak pada infeksi yang lebih lanjut. Selain itu juga akan berdampak pada hubungan suami istri dimana seorang perempuan merasa tidak nyaman karena gatal dan berbau. Hasil penelitian Suratiah, dkk (2018), menyatakan bahwa ekstrak rendaman daun salam muda efektif dalam menghambat pertumbuhan candida albicans. Dimana candida albicans diketahui salah satu penyebab terbanyak keputihan menjadi patologis. Daun salam sangat dikenal oleh para perempuan dan sangat mudah untuk didapatkannya, namun belum banyak para perempuan mengetahui bahwa daun salam dapat dimanfaatkan untuk mencegah infeksi oleh jamur pada keputihan. Dalam pengabdian kepada masyarakat ini, pengabdi ingin memberikan penyuluhan dan pendampingan cara pemanfaatan daun salam untuk mengatasi masalah keputihan seperti gatal dan basah pada kaum perempuan. Dari pengabdian ini para perempuan dapat memahami tentang keputihan dan hal yang mengakibtakan keputihan menjadi gatal dan produksi yang berleihan serta para perempuan juga mampu mengetahui dan mampu membuat rendaman daun salam muda. Hasil pengabdian ini menunjukkan pengetahuan para perempuan ilmu tentang keputihan dan penyebab gatalnya bertambah serta mampu membuat rendaman duan salam yang digunakan untuk cebok. Para perempuan juga mengatakan setelah 2 minggu menggunakan rasa gatal hilang dan adanya tambahan sensasi keset saat berhubungan dengan suami.
Edukasi Kesehatan Reproduksi: Pencegahan dan Perawatan Keputihan pada Ibu-Ibu Majelis Taklim Salimah Bali Suratiah, Suratiah; Runiari, Nengah; Hartati, Nyoman; Surinati, Dewa Ayu Ketut
Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat Vol 7, No 3 (2025): JULI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Leukorrhea (vaginal discharge) is one of the most common gynecological complaints experienced by women of various age groups. While physiological discharge is a normal part of the female reproductive system's defense mechanism, pathological discharge may indicate underlying health issues such as infections caused by bacteria, fungi, or parasites. Lack of knowledge among women, particularly those of reproductive age, often leads to delayed detection and improper treatment. This community service activity aimed to improve knowledge, attitudes, and behaviors related to leukorrhea through direct education. The activity was conducted by the Poltekkes Kemenkes Denpasar team in collaboration with the Salimah Bali Regional Leadership (PW Salimah Bali), using lectures, interactive discussions, distribution of educational leaflets, and pre- and post-tests. The results showed a100% increase in participants' knowledge after the education session, along with positive behavioral changes toward personal hygiene and reproductive health practices. Furthermore, 32 participants expressed willingness to undergo Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) screening as a preventive measure against cervical cancer. This program demonstrates that community-based health education is effective in empowering women and promoting early preventive action. Continued collaboration and broader outreach are recommended to sustain and expand the impact of reproductive health education initiatives.