ISPA tertinggi kedua pada balita (62,90%) dari semua kasus di Puskesmas Moni berdasarkan 10 Patron penyakit di Kabupaten Ende. ISPA memproduksi secret yang dapat menghambat oxygenasi tubuh, sehingga menurunkan metabolisme sel, dan akan menyumbang angka kesakitan dan kematian pada balita, menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang anak,. Keluarga merupakan garda terdepan dalam mengasuh anak balita untuk mencegah penyakit infeksi seperti ISPA. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh mengenal masalah kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan terhadap kejadian ispa pada balita. Disain penelitian adalah Mix metode dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin sebanyak 164 responden. Pengambilan sampel menggunakan purposive dan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi. Menggunakan instrument baku. Analisis Bivariat Chi-Square untuk menguji pengaruh mengenal masalah kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan terhadap kejadian ispa pada balita. Uji Regresi logistic untuk menganalisis kekuatan pengaruh mengenal masalah kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan terhadap kejadian ispa pada pada tingkat kepercayaan 95% dan batas kemaknaan Pā¤0,05. Ada pengaruh keluarga mengenal sakit Ispa terhadap kejadian Ispa pada balita p - value = 0,000 ( p>0,05). keluarga mengenal masalah kesehatan OR=7,280 (95% CI: 3,205 -16,538; P=0,000), ada pengaruh keluarga mengenal sakit Ispa terhadap kejadian Ispa balita p - value = 0,000. Ada pengaruh keluarga menggunakan fasilitas kesehatan terhadap kejadian Ispa balita p - value = 0,000 ( p>0,05). ( p>0,05),penggunaan fasilitas kesehatan OR= 13,328 (95%CI:5.598 ā 31.735 p ā value = 0.000. Variabel paling dominan berpengaruh meningkatkan resiko ispa adalah penggunaan fasilitas kesehatan. Edukasi berkala tentang tugas keluarga dalam bidang kesehatan untuk menekan kejadian Ispa balita.