Rusman (Rusman)
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN KONSENTRASI BUMBU SERTA LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN BUMBU TERHADAP KUALITAS FISIK DAN SENSORI DENDENG BABI Marcus Veerman; Setiyono (Setiyono); Rusman (Rusman)
Buletin Peternakan Vol 37, No 1 (2013): Buletin Peternakan Vol. 37 (1) Februari 2013
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v37i1.1957

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan dan konsentrasi bumbu serta lama perendaman terhadap pH dan sensori dendeng daging babi. Irisan daging direndam dalam larutan bumbu dengan konsentrasi 40, 20, 13,3, dan 10%. Lamanya perendaman adalah 1, 3, 5, dan 7 jam, kemudian dilakukan pengeringan dengan sinar matahari dan oven. Parameter yang diamati meliputi pH dan parameter sensori. Data pH dianalisis dengan analisis variansi Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2×4×4 dengan tiga kali ulangan, dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Data uji sensori dianalisis dengan analisis non parametrik  menggunakan uji Hedonik menurut Kruskal-Wallis, dilanjutkan  analisis deskriptif kuantitatif (jaring labalaba) pada program MS Excel. Metode pengeringan dan konsentrasi bumbu serta lama perendaman, dan interaksi ketiga perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dendeng daging babi. Berdasarkan diagram jaring laba-laba, uji sensori meliputi parameter warna menunjukkan coklat sampai coklat keemasan, rasa menunjukkan agar suka sampai sangat suka dan daya terima menunjukkan agak suka sampai sangat suka. Metode pengeringan matahari menghasilkan tekstur kasar sampai agak kasar dan keempukan menunjukkan keras sampai agak keras. Metode pengeringan oven menunjukkan parameter warna agak coklat sampai coklat keemasan dan rasa agak suka sampai sangat suka, sedangkan daya terima tidak suka sampai agak suka, tekstur kasar sampai agak kasar dan keempukan keras sampai agak keras.(Kata kunci: Dendeng babi, Kualitas pH, Uji sensori, Metode pengeringan, Konsentrasi bumbu)
PENGARUH LAMA PEMBAKARAN DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KUALITAS SENSORIS DAN KADAR BENZO(A)PIREN SATE DAGING KAMBING Bayu Etti Tri Adiyastiti; Edi Suryanto; Rusman (Rusman)
Buletin Peternakan Vol 38, No 3 (2014): BULETIN PETERNAKAN VOL. 38 (3) OKTOBER 2014
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v38i3.5255

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pembakaran dan jenis bahan bakar terhadap kualitas sensoris dan kadar benzo(a)piren sate daging kambing. Persiapan awal daging dipisahkan dari jaringan lemak kemudian direndam dalam bumbu dan dibakar sesuai dengan perlakuan. Perlakuan lama pembakaran adalah 3, 5 dan 7 menit dengan masing-masing dibakar menggunakan arang dan gas. Parameter yang diamati adalah kualitas sensoris dan kadar benzo(a)piren. Data kualitas sensoris dianalisis dengan analisis non parametrik metode Kruskal-Wallis dan kadar benzo(a)piren secara deskriptif. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa lama pembakaran berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap warna, rasa, juiciness dan daya terima, akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap bau (aroma) dan tekstur. Jenis bahan bakar berpengaruh tidak nyata terhadap kualitas sensoris. Kadar benzo(a)piren sate daging kambing dengan lama pembakaran 3, 5, dan 7 menit menggunakan arang berturut-turut adalah 2,55 ppb; 4,16 ppb dan 5,02 ppb, sedangkan menggunakan gas adalah 0,68 ppb; 2,71 ppb dan 1,65 ppb. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lamapembakaran menghasilkan perubahan warna, rasa, juiciness, daya terima dan kadar benzo(a)piren sate daging kambing. Jenis bahan bakar arang menghasilkan kadar benzo(a)piren lebih tinggi pada sate daging kambing.(Kata kunci: Sate daging kambing, Benzo(a)piren, Kualitas sensoris)
KARAKTERISTIK MIKROBA DAN KIMIA SOSIS AYAM DENGAN PENAMBAHAN KHITOSAN DAN ANGKAK YANG DISIMPAN PADA REFRIGERATOR Nia Vergiyana; Rusman (Rusman); Supadmo (Supadmo)
Buletin Peternakan Vol 38, No 3 (2014): BULETIN PETERNAKAN VOL. 38 (3) OKTOBER 2014
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v38i3.5256

Abstract

Zat pengawet dan pewarna alami yang ditambahkan pada produk olahan daging aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan khitosan dan angkak ke dalam sosis ayam sebagai zat antibakteri berdasarkan karakteristik mikrobiologi dan kimia sosis ayam sampai penyimpanan 21 hari pada refrigerator. Rasio penambahan angkak (w/w) dan khitosan (w/v) masing-masing 0; 0,5 ;1; 1,5; 2%. Khitosan dilarutkan dalam asam asetat 1%. Penyimpanan dilakukan sampai 21 hari pada refrigerator dengan pengamatan 0, 7, 14, dan 21 hari. Variabel yang diamati meliputi aktivitas antibakteri, karakteristik mikroba (Enterobactericeae, dan Salmonella) dan kimia (kadar air, protein, lemak, dan aktivitas antioksidan). Data aktivitas antibakteri dianalisis dengan Randomized Completely Block Design (RCBD), Enterobacteriaceae dengan One-Way ANOVA, karakteristik kimia dan mikrobiologi dianalisis menggunakan analisis variansi pola faktorial 4 × 5 dengan faktor lama penyimpanan dan kombinasi konsentrasikhitosan:angkak dan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Penambahan khitosan dan angkak sampai 2% dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dan antibakteri khitosan yaitu 1,92% dan 3,06 mm, tetapi menurunkan kadar air 2,54%. Lama penyimpanan sosis sampai 21 hari pada refrigerator meningkatkan aktivitas antioksidan yaitu 6,25%. Penambahan khitosan:angkak dan lama penyimpanan sampai 21 hari tidak mengubah kadar protein dan lemak. Total Enterobacteriaceae terdeteksi pada hari ke-21 tetapi populasi masih sangat rendah (<30,0×101 CFU/g), Salmonella tidak menunjukkan adanya populasi sampai 21 hari. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa lama penyimpanan sosis ayam yang ditambah khitosan dan angkak pada refrigerator sampai 21 hari masih layak untuk dikonsumsi.(Kata kunci: Sosis, Khitosan, Angkak, Refrigerator, Kimia, Mikrobiologi)
PENGARUH PROTEKSI CPO DENGAN FORMALDEHID TERHADAP KECERNAAN DAN PERFORMA DOMBA EKOR TIPIS Nafly Comilo Tiven; Lies Mira Yusiati; Rusman (Rusman); Umar Santoso
Buletin Peternakan Vol 39, No 2 (2015): BULETIN PETERNAKAN VOL. 39 (2) JUNI 2015
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v39i2.6711

Abstract

The experiment was conducted to determine the effect of CPO protected with formaldehyde on digestibility and performance of thin tail sheeps. Fifteen local male lambs aged 9-12 months, were divided into 3 groups of ration treatment. The first group received only the basal ration (R0), the second group received the basal ration and 3% CPO (R1), while the third group received the basal ration and 3% CPO protected with 2% formaldehyde (R2). The data were analyzed by Completely Randomized Design with oneway pattern. The different of treatments were tested by Duncan’s New Multiple Range Test. The results showed that addition CPO protected with formaldehid (R2) in the sheeps diet did not affect dry matter and organic matter intake, dry matter and organic matter digestibility, average daily gain (ADG), but significantly (P<0.01) increase feed conversion rate. It can be concluded that CPO protected with formaldehyde gives more advantage on feed conversion aspect.(Key words: Thin tail sheeps, Crude palm oil (CPO) protected with formaldehyde, Digestibility, Performance)