Mainan anak tradisional berbahan limbah kayu merupakan salah satu produk unggulan Kota Magelang. Terdapat dua sentra industri mainan anak tradisional di Kota Magelang, yaitu di Kalurahan Jurangombo Selatan dan Kalurahan Jurangombo Utara. Namun demikian, kapasitas produksi mainan anak ini termasuk rendah. Tidak setiap permintaan konsumen dapat dipenuhi. Konsumen harus menunggu cukup lama untuk memperoleh produk mainan anak. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bahan baku yang tidak tersedia setiap saat, peralatan kerja masih semi manual, dan lingkungan kerja yang kurang kondusif untuk kenyamanan bekerja. Guna memastikan apakah dugaan tersebut merupakan penyebab dari kapasitas produksi yang rendah, maka perlu dilakukan penelitian yang difokuskan pada identifikasi potensi-potensi bahaya di lingkungan kerja industri mainan anak tersebut. Potensi bahaya lingkungan kerja beresiko menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang akhirnya berpengaruh pada produktivitas kerja. Produktivitas kerja yang rendah berdampak terhadap kapasitas produksi. Identifikasi potensi bahaya menggunakan metode Job Hazard Analysis (JHA) pada setiap tahapan proses produksi mainan anak yang meliputi kegiatan pemotongan, perakitan, pengecatan, dan penempelan stiker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pemotongan terdapat 4 potensi bahaya sedang dan tinggi; pada proses perakitan memiliki 4 potensi bahaya sedang dan 3 potensi bahaya tinggi; dan pada proses pengecatan dan penempelan stiker memiliki 4 potensi bahaya sedang dan 2 potensi bahaya tinggi. Pengendalian potensi bahaya ini agar tidak menimbulkan risiko dengan menggunakan pendekatan Hierarki Pengendalian Risiko yang meliputi eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik, administratif, dan penggunaan Alat Pelindung Diri. Selanjutnya untuk mengidentifikasi postur kerja para pekerja dengan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Skor REBA pada proses pemotongan sebesar 6, pada proses perakitan sebesar 5, pada proses pengecatan 6, dan pada proses penempelan stiker sebesar 6. Skor berada di antara 5-6, sehingga termasuk level sedang yang perlu tindakan lebih lanjut. Hasil kuesioner NBM menunjukkan bahwa keluhan yang banyak dialami pekerja yaitu pinggang, leher bagian bawah, bahu kiri, paha kiri, punggung, lengan atas kanan, pergelangan tangan kanan, bahu kanan, dan lengan bawah.