MURTEDJO
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERSPEKTIF MAKRO PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN , SUHARNINGSIH; , MURTEDJO
Pendidikan Geografi Vol 8, No 16 (2009): Volume 8 Nomor 16, Desember 2009
Publisher : Pendidikan Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERSPEKTIF MAKRO PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN   Suharningsih *) Murtedjo *)   Abstrak: Pembangunan wilayah secara konvensional lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Asumsi dasar pembangunan wilayah tersebut bahwa proses pembangunan berlangsung dalam keseimbangan matrik wilayah yang terdiri dari pusat pusat pertumbuhan dan daerah penyangga. Pusat pusat pertumbuhan mendorong terjadinya efisiensi lokasi dan menimbulkan akselerasi pada daerah daerah penyangga. Untuk itu dibutuhkan paradigma pembangunan wilayah yang lebih fungsional. Paradigma pembangunan wilayah  menyangkut community empowerment yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan masarakat untuk mengendalikan live-space-nya dan peningkatan kinerja .pembangunan wilayah dan penanggulangan kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia merupakan fenomena multidimensional. Memahami atas kompleksitas pembangunan wilayah dan penanggulangan kemiskinan maka sejak awal Indonesia menganut strategi pertumbuhan sekaligus pemerataan dan penanggulangan kemiskinan secara langsung. Melalui tahapan tahapan konsolidasi-rehabilitasi dan stabilisasi  ekonomi kebijakan pembangunan wilayah dan penanggulangan kemiskan serta pemerataan hasil pembangunan semakin manifest. Manifestasi itu nampak pada penurunan jumlah penduduk miskin  di Indonesia sejak periode tahun 1970-an  sampai dengan sekarang.   Kata-Kata Kunci : kemiskinan, keruangan, kinerja, pembangunan wilayah
KAJIAN EKSISTENSI PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL KRIAN KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL KRIAN) KHUSNUL KHOTIMAH, SUCIAWATI; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 5 (2018): Volume 5 Nomer 5 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekerjaan dalam sektor informal yang menjadi fenomena di perkotaan yakni Pedagang Kaki Lima (PKL) yang banyak dijumpai ditempat keramaian atau fasilitas publik seperti dipinggir jalan, taman-taman kota, stasiun, terminal, emperan toko, jalur transportasi dan sebagainya yang dapat menganggu keamanan dan ketertiban umum. Keberadaan PKL di Terminal Krian yang letaknya berdekatan dengan Pasar Krian dan Pasar Baru Krian sehingga tujuan peneliti mengkaji mengenai faktor-faktor yang menyebabkan keberadaan PKL di Terminal Krian yang meliputi motivasi pedagang, interaksi antar pedagang, paguyuban, kenyamanan dan keamanan, omzet, biaya retribusi, dan aksesibilitas.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor penyebab eksistensi PKL di Terminal Krian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan di Terminal Krian Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Teknik analisis data dilakukan dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab eksistensi PKL Terminal Krian adalah regulasi pihak Terminal Krian yang mengizinkan PKL untuk berjualan di kawasan Terminal Krian. Motivasi dari pedagang yang melihat Terminal Krian strategis untuk berdagang, interaksi yang baik dilakukan dengan cara saling membantu antar pedagang, adanya paguyuban pedagang dalam membantu ketertiban dan keamanan PKL, pedagang tidak pernah terdampak kasus pencurian sehingga membuat mereka nyaman dan aman. Pendapatan pedagang yang berbeda-beda tergantung dari jenis dagangan, besar-kecilnya bedak dan kondisi ramai atau sepinya pembeli dengan rata-rata Rp. 300.000,00 hingga Rp. 100.000,00 setiap harinya. Biaya pengeluaran retribusi yang tergantung dari jenis dagangan, besar kecilnya bedak yang berpengaruh terhadap sampah yang dihasilkan dan kebutuhan lain seperti lampu, jasa angkut bedak dan parkir bedak dengan biaya Rp. 13.000,00 hingga Rp. 22.000,00 per harinya. Faktor aksesibilitas yakni kemudahan pedagang dalam menjangkau pembeli dengan akses yang mudah karena dekat jalan raya dan memiliki lahan yang luas sehingga mempermudah untuk parkir kendaraan, dan mudah mendapatkan angkot bagi pembeli yang mengendarai kendaraan umum membuat Terminal Krian menjadi ramai oleh pembeli.Kata Kunci : eksistensi, sektor informal, PKL, terminal krian
KAJIAN TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI PENYEBAB PEDAGANG MEMILIH TETAP BERDAGANG DI PASAR KEDUNGREJO KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS TENTANG DAMPAK RELOKASI PEDAGANG PASAR KEDUNGREJO) VINTA ASPRILLA, DELLA; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 5 (2018): Volume 5 Nomer 5 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan Pasar Kedengrejo diharapkan dapat memberikan fasilitas tempat yang bersih, nyaman, serta layak untuk menampung ratusan pedagang Pasar Waru. Relokasi pedagang tersebut dikatakan tidak berhasil, karena masih sepinya stan yang ada di Pasar Kedungrejo. Pedagang yang tetap memilih berdagang di Pasar Kedengrejo menjadi fenomena menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi penyebab pedagang memilih tetap berdagang di Pasar Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan informan menggunakan teknik bola salju. Analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, sedangkan untuk keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa pedagang yang bertahan di Pasar Kedungrejo sebagian besar adalah pedagang yang berkaitan dengan bakso seperti pedagang gilingan daging, bahan bakso, tahu, dan daging. Faktor penyebab pedagang memilih tetap berdagang di Pasar Kedungrejo adalah tidak adanya lahan untuk berjualan di Pasar Waru, barang dagangan yang membutuhkan ruang atau kios, mengikuti pedagang yang lain, serta bertahan karena pelanggan. Kondisi sosial pedagang Pasar Kedungrejo terjadi interaksi sosial antar pedagang diawali dengan saling mengenal hingga terjalin kekompakan antar pedagang. Terjadi persaingan antar pedagang dengan pedagang hasil relokasi maupun dengan pedagang baru. Pedagang Pasar Kedungrejo merasa nyaman berdagang di pasar tersebut. Keamanan di Pasar Kedungrejo telah terjadi dua kali kasus pencurian sepeda motor dan pencurian barang dagangan. Kondisi ekonomi pedagang Pasar Kedungrejo pedagang yang berjualan kaitannya dengan bakso mengalami peningkatan jumlah pelanggan. Kemudahan peminjaman modal dari pihak Pasar Kedungrejo dalam bentuk surat keterangan los atau kios yang dapat digunakan sebagai jaminan meminjam modal di Bank. Omzet pedagang menurun apabila dibandingkan saat berdagang di Pasar Waru. Aksesibilitas untuk menuju Pasar Kedungrejo mudah, pedagang menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju pasar.Kata kunci: relokasi, pedagang, pasar kedungrejo, sosial, ekonomi
PENGARUH KEPEMILIKAN LUAS LAHAN PERTANIAN DAN PENDAPATAN PETANI TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI DI KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN SIDOARJO KHUSNUL QULUK, ASMAUL; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 6 (2018): Volume 5 Nomer 6 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPada akhir tahun 2016 penduduk Kecamatan Prambon sebesar 81.541 jiwa yang telah menempuh pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi masih minim sekali yaitu sebesar 6%, tingkat pendidikan SD sampai dengan SMP sebanyak 44,77%, lulusan SMA 42,68% dan yang belum tamat SD sebanyak 6,5%. Kecamatan Prambon salah satu dari empat Kecamatan penyumbang terbesar hampir seluruh jenis pertanian di Kabupaten Sidoarjo karena jenis tanah yang subur sehingga penduduk setempat lebih tertarik bidang pertanian. Pemilik lahan pertanian menganggap pendidikan belum tentu membawa keuntungan bagi kondisi perekonomian keluarga. Biaya pendidikan yang mahal bagi para petani untuk enggan menyekolahkan anaknya hingga tingkat pendidikan tinggi dan fasilitas pendidikan rendah jika dibandingkan dengan Kecamatan lain di Kabupaten Sidoarjo.Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif, populasinya seluruh petani di Kecamatan Prambon yang memiliki lahan pertanian, memiliki anak pada tingkat pendidikan dan atau telah menamatkan pendidikan pada tingkat tertentu di 20 desa. Sampel yang digunakan adalah random sampling frame dengan jumlah 10 desa kemudian dihitung dengan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan penentuan responden dengan menggunakan accidental sampling serta data sekunder dari pemerintah Desa dan Kecamatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan Uji Parsial.Hasil analisis data dengan Uji Regresi Linier bahwa Koefisien regresi variabel pendapatan usaha tani dengan nilai ? (Beta) sebesar 0.581, jika pendapatan petani naik satu tingkat maka pendidikan anak petani juga akan naik sebesar 58,1%. Pendapatan petani memiliki nilai p(sig.) = 0,000 < 0,05(?), secara parsial variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y.Kata Kunci: kepemilikan luas lahan pertanian, pendapatan petani, tingkat pendidikan anak petani
DAMPAK PABRIK GULA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA NGROMBOT KECAMATAN PATIANROWO KABUPATEN NGANJUK (STUDI KASUS KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI GULA) ALFIATU ROCHMATIN, SITI; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 6 (2018): Volume 5 Nomer 6 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSaat ini perindustrian Indonesia banyak berkembang di daerah pedesaan. Salah satunya adalah di wilayah Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk yang bergerak dibidang industri gula yaitu Pabrik Gula Lestari. Keberadaan Pabrik Gula Lestari di Desa Ngrombot ini dianggap memberikan dampak positif karena mengakibatkan terjadinya perubahan, khususnya dalam aspek perekonomian masyarakat. Keberadaan Pabrik Gula di Desa Ngrombot ini dianggap dapat memberikan peluang untuk terciptanya lapangan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dengan keberadaan pabrik gula terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Ngrombot.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian studi kasus. Lokasi penelitian ini berada di Desa Ngrombot Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan subyek penelitian masyarakat sekitar dan karyawan perusahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, serta wawancara. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian mengenai dampak pabrik gula terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Ngrombot Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk memiliki pengaruh yang besar dan positif bagi masyarakat yakni berupa nilai kekeluargaan yang masih terjalin dengan baik, serta meningkatnya sosial ekonomi keluarga. Selain itu, keberadaan industri mengakibatkan munculnya peluang usaha di sekitar lokasi pabrik.Kata kunci: pabrik gula, dampak sosial dan ekonomi masyarakat.
KAJIAN KESESUAIAN FUNGSI TAMAN KOTA SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (STUDI MULTISITUS PADA TIGA TAMAN KOTA DI KEDIRI) DEA PAULINA, PARAMITA; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 6 (2018): Volume 5 Nomer 6 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBerdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas wilayah, dengan ketentuan 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau privat. Pada tahun 2017, luas RTH publik di Kota Kediri masih mencapai 8% atau 507,2 ha dari seluruh luas wilayah. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah setempat melakukan penambahan jumlah ruang terbuka hijau dan salah satunya dalam bentuk taman kota. Taman kota memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi ekologis, sosial, estetika dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian fungsi taman kota sebagai ruang terbuka hijau pada tiga taman di Kota Kediri yaitu Taman Sekartaji, Taman Memorial Park dan Taman Ngronggo.Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenalogi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Penentuan narasumber menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Data Model Interaktif dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik penilaian menggunakan Key Performance Index (KPI).Hasil analisis data menunjukkan bahwa, Sekartaji merupakan taman yang paling sesuai untuk dijadikan ruang terbuka hijau. Secara ekologis dengan nilai KPI 0,96, taman ini mampu mengurangi suhu udara, meningkatkan kelembaban, dan mengontrol kecepatan angin. Kontrol tingkat kebisingan masih kurang karena lebih dari 50dBA. Nilai KPI fungsi sosial adalah 0,93 artinya taman ini memiliki aksesibilitas dan tingkat keamanan yang baik. fungsi Estetika dengan nilai KPI mencapai 0,96 desain bangunan taman ini telah mencangkup lima prinsip dasar arsitektur, posisi tanaman menyesuaikan jenis,ukuran dan warna dan memiliki eleman penghias sebagai ciri khas taman. Namun ada beberapa fasilitas yang kurang terawat sehingga dapat membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Nilai KPI untuk fungsi ekonomi telah mencapai angka tertinggi yaitu 1, artinya taman ini memiliki ruang kegiatan ekonomi dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi yang memadai.Kata kunci : taman kota, kesesuaian fungsi, key performance index
STRATEGI PENGHIDUPAN PENGRAJIN DALAM MEMPERTAHANKAN KERAJINAN MANIK-MANIK KACA (STUDI KASUS TENTANG PENGRAJIN HOME INDUSTRI DI DESA PLUMBON GAMBANG KECAMATAN GUDO KABUPATEN JOMBANG) HERMAWAN, WHILDA; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 7 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakJombang memiliki industri unggulan yang mampu merambah pasar luar negeri, salah satunya adalah industri kerajinan manik-manik kaca. Kerajinan tersebut juga menjadi ciri khas Kabupaten Jombang. Industri kerajinan manik-manik kaca terletak di Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. Seiring berjalannya waktu pengrajin manikmanik kaca mengalami penurunan jumlah pengrajin. Hal ini membuat para pengrajin yang masih bertahan melakukan upaya strategi penghidupan agar dapat mempertahankan usaha manik-manik kaca. Tujuan penelitian adalah: 1) Untuk mengetahui strategi penghidupan yang dilakukan oleh pengrajin dalam mempertahankan kerajinan manik-manik kaca dengan sub fokus modal manusia, modal alam, modal finansial, modal sosial dan modal fisik. 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengrajin tetap bertahan menjalankan industri manik-manik kaca. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penghidupan pengrajin masuk kedalam strategi akumulasi (accumulatiaon strategy) karena pengrajin mampu membuka lapangan pekerjaan guna membantu sanak saudara maupun tetangga. Beberapa pengrajin pernah mempunyai pinjaman ke bank untuk keperluan usaha kini mereka tidak lagi memilikinya. Faktor-faktor yang membuat pengrajin manik-manik kaca tetap bertahan menjalankan usahanya adalah faktor modal dan pemasaran. Para pengrajin yang memiliki modal yang besar serta memiliki pemasaran yang luas dapat mempertahankan usahanya sampai sekarang. Kata kunci : strategi penghidupan, kerajinan manik-manik kaca
DAMPAK INDUSTRI SARANG BURUNG WALET TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DUSUN TUNGGUN DESA TUNGGUNJAGIR KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN SAS BUDIARTA, SIGMI; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 8 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakIndustri Sarang Burung Walet PT.Perdana Jaya merupakan satu-satunya industri yang cukup besar dalam pengelolaan sarang Burung Walet di Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Industri Sarang Burung Walet berlokasi di Kecamatan Mantup yang merupakan daerah dengan hutan yang luas dimana menjadi habitat dari Burung Walet atau Swallow Bird?s.Adanya industri Burung Walet ini berdampak pada kehidupan masyarakat di Desa Tanggunjagir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang terjadi pada keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Tanggunjagir dengan menggunakan teori Talcot Parsons, William Ogburn dan Neil Smelser.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Lokasi penelitian ini adalah Desa Tanggunjagir Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak industri sarang burung walet di Dusun Tunggun Desa Tanggunjagir memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat. Dari segi ekonomi industri sarang burung walet memberikan kontribusi terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain terjadi suatu perubahan sosial seperti merenggangnya hubungan sosial dan lunturnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh adanya industri sarang burung walet di Desa Tunggunjagir.Kata kunci: dampak industri, sarang burung walet, perubahan sosial, perubahan ekonomi.
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PENAMBANG BATU KAPUR DI KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN (STUDI KASUS TENTANG PERUBAHAN DARI BURUH TANI KE PENAMBANG BATU KAPUR) RIFAI, AHMAD; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 5, No 8 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKecamatan Palang merupakan daerah perbukitan kapur kendeng utara dengan jumlah sumber daya batu kapur sebesar 331.757.428 ton, dengan adanya sumberdaya batu kapur yang melimpah, membuat pertambangan batu kapur untuk membuat batu kumbung sejenis batu bata putih berkembang pesat, dalam 20 tahun terakhir masyarakat sekitar yang awalnya buruh tani beralih pekerjaan menjadi penambang batu kapur. Beralihnya buruh tani menjadi penambang batu kapur menjadi fenomena menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi penambang batu kapur di Kecamatan Palang setelah beralih pekerjaan dari buruh tani.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan informan menggunakan teknik bola salju. Analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, sedangkan untuk keabsahan data menggunakan uji kredibilitas.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat beralih pekerjaan dari buruh tani menjadi penambang batu kapur karena bertambahnya jam kerja, yang awalnya jam kerja tidak menentu menjadi pasti, yaitu tujuh jam setiap hari dan enam hari kerja dalam satu minggu, sehingga kondisi sosial ekonomi masyarakat mengalami perubahan, antara lain : pendapatan masyarakat mengalami peningkatan cukup signifikan, dari Rp 60.000,00/hari menjadi Rp 80.000,00/hari dan dalam satu bulan mendapatkan pendapatan Rp 2.080.000,00/bulan, pemenuhan kebutuhan keluarga menjadi tercukupi karena memiliki pendapatan pasti, pendidikan anak semakin diperhatikan dan mengalami meningkatan, hubungan sosial lebih intensif karena sering bertemu di tempat kerja, kedudukan dalam masyarakat tetap menjadi masyarakat biasa hanya berubah status pekerjaannya, keadaan tempat tinggal mengalami perubahan dari rumah berdinding anyaman bambu menjadi rumah berdinding batu bata.Kata kunci: perubahan pekerjaan, penambang batu kapur, buruh tani, sosial ekonomi
KAJIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MIGRAN MADURA MASUK DI KELURAHAN TANAH KALI KEDINDING KECAMATAN KENJERAN KOTA SURABAYA OKSA RIYANTA, RIDZAL; , MURTEDJO
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractTanah Kali Kedinding village is one areas in Kenjeran District, from the data on incoming migrationthe village has a total of 1460 Madura migrations. The number of incoming migrants is influenced by variousfaktors not only from migrants origin area and destination area. Therefore, the researcher was interested to findout The Study of The Socio- Economic Condition of Incoming Madura Migrant In Tanah Kali KedindingVillage of Kenjeran Dirstrict. This study was aimed (1) to find out the socio-economic condition of incomingMadura migrant in Tanah Kali Kedinding Sub-District of Kenjeran District Surabaya, (2) to know the factorsinfluenced Madura migrant in Tanah Kali Kedinding Sub-District of Kenjeran District of Surabaya.This type of reseaerch is a survey by observing and collecting facts based on variables and it presentedin the form of quantitative descriptive. The sampling used in determining respondents of this study was randomsampling, it is taking the sample randomly, the calculation of sample quantity used Slovin formula so thesample was 94, while the method to determine respondents as quantitative descriptive analysis technique withpercentages.Based on this study, the result indicated that the socio-economic of Madura Migrants in Tanah KaliKedinding Sub-Dirstrict of Kenjeran District of Surabaya were dominated by the age between 25-29 or as muchas 24.47% of 23 respondents, the gender was dominated men with 43 or 45.74% respondents, the largest maitalstatus was married ith the number 67 or 71.27% out of 94 respondents, the migrants education level wasdominated by Senior high School migrant with the total of 32.98% or 31 out of 94 respondent.Keywords : Social Condition, Economic Condition, Madura Migrant.