Artikel ini bertujuan untuk menguraikan Strategi peningkatan minat belajar SD Negri 20 Cimpu dalam Pelajaran salat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui media modul Praktek Shalat.  Artikel ini adalah bagian dari sebuah penelitian besar tentang upaya mengatasi kesulitan dalam memahami materi PAI khusunya shalat melalui pengembangan media modul praktek shalat. Modul pembelajaran yang memudahkan guru dalam melakukan proses belajar mengajar dan bertujuan untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik dengan media atau modul yang kreatif dan inovatif. Penelitian ini menggunakan kombinasi analisis kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat memberikan pemahaman yang holistik dan mendalam tentang strategi yang tepat untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi pendidikan agama Islam dalam Implementasi penggunaan media pembelajaran berbasis audio visual berbahasa Toraja pada materi penyelenggaraan jenazah di kelas XI SMAN 2 Toraja Utara. Hal ini juga akan membantu guru dalam mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan selama penggunaan media berbasis audio visual dalam kelas PAI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi peningkatan minat belajar siswa melalui modul praktek shalat adalah dengan memanfaatkan modul praktik salat yang divisualisasikan melalui buku mewarnai yang berisi gambar gerakan salat dan bacaannya. Buku mewarnai ini diharapkan dapat menarik minat peserta didik dalam mengenal gerakan dengan bersentuhan langsung dengan media yang telah disiapkan. Selanjutnya Media pembelajaran wajib melibatkan gaya belajar kinestetik dan visual secara langsung kepada siswa melalui pemanfaatan media, serta memanfaatkan gaya belajar auditori melalui suara guru dalam membacakan bacaan-bacaan salat yang akan disertakan pada media pembelajaran. Hal ini agar tidak menghilangkan peran guru dalam proses belajar sehingga antara peserta didik dan guru masih memiliki jalan untuk berkomunikasi dengan baik. Selanjutnya, sarana pembantu yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah materi pelajaran salat, meja, kursi, pensil atau spidol untuk mewarna, buku bergambar atau buku mewarna, dan guru sebagai media yang menyampaikan penjelasan dan bacaan salat. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan Strategi peningkatan minat belajar SD Negri 20 Cimpu dalam Pelajaran salat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui media modul Praktek Shalat.  Artikel ini adalah bagian dari sebuah penelitian besar tentang upaya mengatasi kesulitan dalam memahami materi PAI khusunya shalat melalui pengembangan media modul praktek shalat. Modul pembelajaran yang memudahkan guru dalam melakukan proses belajar mengajar dan bertujuan untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik dengan media atau modul yang kreatif dan inovatif. Penelitian ini menggunakan kombinasi analisis kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat memberikan pemahaman yang holistik dan mendalam tentang strategi yang tepat untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi pendidikan agama Islam dalam Implementasi penggunaan media pembelajaran berbasis audio visual berbahasa Toraja pada materi penyelenggaraan jenazah di kelas XI SMAN 2 Toraja Utara. Hal ini juga akan membantu guru dalam mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan selama penggunaan media berbasis audio visual dalam kelas PAI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi peningkatan minat belajar siswa melalui modul praktek shalat adalah dengan memanfaatkan modul praktik salat yang divisualisasikan melalui buku mewarnai yang berisi gambar gerakan salat dan bacaannya. Buku mewarnai ini diharapkan dapat menarik minat peserta didik dalam mengenal gerakan dengan bersentuhan langsung dengan media yang telah disiapkan. Selanjutnya Media pembelajaran wajib melibatkan gaya belajar kinestetik dan visual secara langsung kepada siswa melalui pemanfaatan media, serta memanfaatkan gaya belajar auditori melalui suara guru dalam membacakan bacaan-bacaan salat yang akan disertakan pada media pembelajaran. Hal ini agar tidak menghilangkan peran guru dalam proses belajar sehingga antara peserta didik dan guru masih memiliki jalan untuk berkomunikasi dengan baik. Selanjutnya, sarana pembantu yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah materi pelajaran salat, meja, kursi, pensil atau spidol untuk mewarna, buku bergambar atau buku mewarna, dan guru sebagai media yang menyampaikan penjelasan dan bacaan salat.Â