Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENERAPAN STRATEGIC MANAGEMENT PADA PEMERINTAHAN DI INDONESIA Aliamin -
Jurnal Ilmiah Manajemen Muhammadiyah Aceh Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jimma.v2i2.340

Abstract

Penerapan Strategic Management (SM) di sektor publik, terutama pemerintahan tidak mungkin ditunda lagi. Memang terdapat perbedaan penerapan SM pada organisasi bisnis dengan publik, terutama dalam size dan complexity yang dihadapi. Republik Indonesia, meskipun relatif sudah lama merdeka, belum menampakkan bentuk penerapan SM modern. Perlu diadopsi dengan negara maju yang telah menerapkan MS modern, seperti AS, Inggris, Australia, atau New Zealand. Untuk memperoleh performance MS modern, salah satu cara yang dilakukan adalah pemanfaatan IT dan mengambil konsep Whittaker dengan President,s Management Agenda (PMA)  yang telah masuk dalam konstitusi GPRA Amerika Serikat. Keywords: Strategic Management (SM), Pemerintahan Indonesia  
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN PARA PETANI KOPI TERHADAP SISTEM PEMESARAN KOPI DI DESA BIES PENENTANAN KECAMATAN BIES KABUPATEN ACEH TENGAH Aliamin -; Yulia Ariyuni
Jurnal Ilmiah Manajemen Muhammadiyah Aceh Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jimma.v1i1.191

Abstract

The purpose of this research is to analyze the influence of education level to word coffee’s farmer in trading system in Desa Bies Penentanan Kecamatan Bies Kabupaten Central Aceh. Survey in this research is in Bies Penentanan village of Bies District Central Aceh. The object of these research are formal education, non-formal education, informal education, the quality coffee, and transportation. The samples are 50 respondents. Data are analyzed using multiple linear regression analysis method. Results show that formal education (X1), non-formal education (X2), informal education (X3), the quality of coffee (X4), transportation (X5), have significant effect toward marketing system of coffee in Bies Penentanan village of Bies District in Central Aceh Regency.Based on the results of this research is got coefficient of correlation (R) 0.457 or 45.7% and coefficient of determinant (R²) 0.209 that means 20.9% changing dependent variable can explain by independent variable. Therefore, the result of this research can be concluded that Ha is received, because F-test Ftable, while F-test 6.325F-table 2.427 both at significant of level 0,000.Keywords: influence of education, trading system, formal and non-formal education 
PENERAPAN MANAJEMEN STRATEGIK MODEL RBV PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Aliamin -
Jurnal Ilmiah Manajemen Muhammadiyah Aceh Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jimma.v1i2.330

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah unyuk menganalisis kemungkinan penerapan manajemen strategik model RBV pada pemerintahan, terutama  di daerah. Manajemen pemerintahan selama ini belum fokus. Undang Undang tentang pemerintahan selalu berubah-rubah sampai  pemberlakuan UU No.32 tahun 2004 hinggal sekarang. Akibatnya, meski sudah reformasi, tujuan bernegara  untuk mensejahterakan masyarakat masih jauh dari harapan dan malah korupsi berpindah dari pusat ke daerah. Untuk meluruskan kembali manajemen pemerintahan, salah satunya,  diperlukan penerapan model RBV manajemen strategik pada pemerintahan untuk kembali pada garis cita-cita bangsa. Key word:  Strategi,  RBV,  pemerintahan.   
PENGUNGKAPAN DALAM AUDIT PT. BUMI RESOURCES DAN PT. FREEPORT INDONESIA Aliamin -
Jurnal Akuntansi Muhammadiyah (JAM) Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : University Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jam.v2i2.272

Abstract

            Artikel ini mencoba menganalisa dan menjelaskan kepada public tentang pentingnya pengungkapan dalam audit perusahaan besar yang sudah go public kepemilikan sahamnya. Keberadaan PT. BUMI RESOURCES DAN  PT. FREEPORT INDONESIA yang selama ini menuai kontroversi dan pembicaraan dikalangan investor maupun media sebagian besar disebabkan tidak transparanya kedua perusahaan tersebut pada pengungkapan dalam audit, informasi yang kurang diungkapkan tersebut berkaitan dengan dengan  naik turunya hutang, naik turunnya harga saham, masalah pajak, rekayasa laporan keuangan, penjualan Obligasi Konversi (Convertible Bonds, CB), tidak dibayarnya dana ASR, tidak dibayarnya dana BHBP  dan terakhir, gagalnya penjualan CB.              Hal ini berpotensi merugikan Negara dan juga para investor pemegang saham kedua perusahaan raksasa tersebut yang telah mengeruk kekayaan alam Negara ini namun kurang memberikan kontribusi maksimal untuk masyarakatnya. Kata Kunci: Pengungkapan Dalam Audit, PT. Bumi Recources dan PT.Freeport Indonesia 
PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN PADA BAITUL QIRADH SURYA MADINAH BANDA ACEH Aliamin -
Jurnal Akuntansi Muhammadiyah (JAM) Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : University Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jam.v1i2.184

Abstract

Pengendalian intern dan pembiayaan sangat penting artinya bagi setiap lembaga keuangan termasuk baitul qiradh. Tanpa adanya pengendalian intern dan pembiayaan maka baitul qiradh akan dihadapkan pada risiko kegagalan dalam menjalankan usahanya. Apalagi penyaluran pembiayaan merupakan salah ujung tombak kegiatan operasional dan usaha baitul qiradh, sehingga kelangsungan usaha baitul qiradh sangat tergantung dari sejauhamana manajemen baitul qiradh mampu melakukan pengendalian dan pengawasan pembiayaan secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan struktur pengendalian intern pembiayaan pada Baitul Qiradh Surya Madinah Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan terdiri dari pengamatan (observasi) dan wawancara (interview) dengan karyawan baitul qiradh tersebut. Selanjutnya data dianalisis secara kualitatif mengacu pada teori-teori terkait.Penelitian menemukan bahwa pengendalian intern pada Baitul Qiradh Surya Madinah sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengendalian intern pada baitul qiradh tersebut diwujudkan dalam bentuk adanya struktur organisasi yang menggambarkan pemisahan fungsi pengawasan, pencatatan, dan fungsi penyimpanan. Selain itu dalam upaya pengendalian intern pada baitul qiradh tersebut juga terdapat sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan untuk mengendalian harta, utang pendapatan dan biaya. Dalam rangka pengendalian intern, Baitul Qiradh Surya Madinah Banda Aceh juga didukung oleh karyawan yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam bidang pekerjaan mereka masing-masing. Pengendalian pembiayaan pada Baitul Qiradh Surya Madinah sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengendalian pembiayaan pada baitul qiradh tersebut dimulai dari rencana pemberian pembiayaan, analisis permohonan pembiayaan, pengawasan pembiayaan dan pengumpulan pembiayaan. Keyword: CBIS, Kinerja Individual
CONVERTIBLE DEBT Aliamin -
Jurnal Akuntansi Muhammadiyah (JAM) Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : University Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jam.v3i2.282

Abstract

Permasalahan utama di dalam bisnis selalu berhubungan dengan modal, baik modal kerja (working capital) maupun modal tetap perusahaan. Modal tetap pada perusahaan perseroan (corporation) biasanya terdiri dari saham istimewa (preference stock) dan saham biasa (commons stock).  Saham istimewa, sesuai dengan namanya, diberikan kepada pemegangnya karena jasa-jasa tertentu kepada perusahaan. Pendapatan (return) dari saham istimewa ini diberikan dalam tetap (fix) sesuai dengan persentase yang telah ditetapkan. Biasanya sekitar 7%. Karena bersifat istimewa, walaupun rugi, pemegang saham istimewa akan mendapatkan return 7% dari jumlah nominal saham yang dipegang. Sebaliknya,  bagi pemegang saham biasa saham yang terbanyak beredar (outstanding) ini return dalam bentuk deviden baru diberikan apabila perusahaan memperoleh laba (profit) yang diumumkan oleh manajer. Apabila perusahaan menderita rugi, pemegang saham biasa akan ikut menanggung kerugian sehingga mempengaruhi modal yang ditanam dalam perusahaan.Modal kerja merupakan salah satu unsur penggerak utama dalam perusahaan. Di samping sebagai pengukur operasional perusahaan, modal kerja juga merupakan alat ukur untuk membiayai kewajiban jangka pendek (liquidity). Ukuran likuiditas minimal yang paling aman adalah 2 : 1. Artinya, setiap satu rupiah kewajiban dapat dibiayai dengan dua rupiah asset lancar. Meski ukuran ini mempunyai kelemahan, tetapi dalam praktik, terutama di perusahaan jasa perbankan, rasio likuiditas dijadikan salah satu ukuran kelayakan dalam pemberian pembiayaan (kredit) pada nasabahnya.  Bank mengasumsikan bahwa dengan ukuran ini nasabah akan mampu membiayai kewajiban jangka pendek dengan kepemilikan aktiva lancar yang dimiliki. Kata Kunci : Convertible debt 
CONVERTIBLE DEBT DAN DAMPAKNYA TERHADAP EPS Aliamin -
Jurnal Akuntansi Muhammadiyah (JAM) Vol 2, No 1 (2011)
Publisher : University Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jam.v2i1.260

Abstract

Permasalahan utama di dalam bisnis selalu berhubungan dengan modal, baik modal kerja (working capital) maupun modal tetap perusahaan. Modal tetap pada perusahaan perseroan (corporation) biasanya terdiri dari saham istimewa (preference stock) dan saham biasa (commons stock).  Saham istimewa, sesuai dengan namanya, diberikan kepada pemegangnya karena jasa-jasa tertentu kepada perusahaan. Pendapatan (return) dari saham istimewa ini diberikan dalam tetap (fix) sesuai dengan persentase yang telah ditetapkan. Biasanya sekitar 7%. Karena bersifat istimewa, walaupun rugi, pemegang saham istimewa akan mendapatkan return 7% dari jumlah nominal saham yang dipegang.Sebaliknya, bagi pemegang saham biasa saham yang terbanyak beredar (outstanding) ini return dalam bentuk deviden baru diberikan apabila perusahaan memperoleh laba (profit) yang diumumkan oleh manajer. Apabila perusahaan menderita kerugian, pemegang saham biasa akan ikut menanggung kerugian tersebut sehingga mempengaruhi modal yang ditanam dalam perusahaan.Modal kerja merupakan salah satu unsur penggerak utama dalam perusahaan. Di samping sebagai pengukur operasional perusahaan, modal kerja juga merupakan alat ukur untuk membiayai kewajiban jangka pendek (liquidity). Ukuran likuiditas minimal yang paling aman adalah 2 : 1. Artinya, setiap satu rupiah kewajiban dapat dibiayai dengan dua rupiah asset lancar.Meski ukuran ini mempunyai kelemahan, tetapi dalam praktik, terutama di perusahaan jasa perbankan, rasio likuiditas dijadikan salah satu ukuran kelayakan dalam pemberian pembiayaan (kredit) pada nasabahnya.  Bank mengasumsikan bahwa dengan ukuran ini nasabah akan mampu membiayai kewajiban jangka pendek dengan kepemilikan aktiva lancar yang dimiliki.Untuk memperbesar kemampuan operasional,  perusahaan juga lazim melakukan pinjaman dalam bentuk pembiayaan dengan pihak ketiga, baik lembaga keuangan bank maupun non-perbankan. Pinjaman yang dilakukan dapat dalam bentuk jangka pendek (kurang dari satu tahun) maupun jangka panjang (lebih dari satu tahun).Dalam praktik, batasan antara hutang jangka pendek dan jangka panjang sangat kabur. Karena, meskipun jangka pendek, tetapi karena adanya masalah kesulitan keuangan perusahaan, hutang tersebut dapat dijadwalkan kembali sehingga hutang jangka pendek dapat diperluas (extend)  dan berubah menjadi kewajiban jangka panjang.Dalam literatur akuntansi, dua pihak (kreditur dan investor) merupakan tujuan utama dalam pembuatan pelaporan keuangan. Konsep ini merupakan bagian dari peran akuntanasi, di mana akuntansi harus melayani siapa. Dalam konsep ini, peran kreditur relatif sama dengan investor meskipun dalam situasi likuidasi pelayanan pembayaran kewajiban (debt) lebih diutamakan daripada saham.Operasional perusahaan kadang-kadang tidak semulus yang diharapkan sehingga kewajiban kepada pihak ketiga terganggu. Kejadian ini mengharuskan perusahaan melakukan strukturisasi hutang yang diperlukan. Menurut Sjahdeini (Haryono, 2011) terdapat beberapa bentuk restrukturisasi hutang, di antaranya:Memasukkan modal baru oleh pemegang saham yang lama atau oleh pemegang saham yang baru melalui penempatan langsung (direct placement) atau melalui  bursa saham.2.         Melakukan konversi utang dengan convertible bond.Melakukan konversi utang menjadi modal perseroan (debt for equity conversion).Melakukan penjadwalan kembali pelunasan utang (rescheduling), termasuk  pemberian masa tenggang (grace period) yang baru atau pemberian moratorium  kepada debitur.Melakukan persyaratan kembali perjanjian utang (reconditioning)Melakukan pengurangan jumlah utang pokok (hair cut)Melakukan pengurangan tingkat suku bunga.Melakukan pengurangan jumlah bunga dan utang pokok yang tertunggak.Memberikan tambahan utang baru.Mengkonversi utang dengan surat utang yang dapat dipindah tangankan, baik suratutang jangka panjang menengah maupun jangka panjang.Melakukan penggabungan (merger) dengan perseroan lain.Melakukan peleburan (consolidation) dengan perseroan lain.Melakukan perjanjian akuisisi saham perseroan (aquisition of stock) oleh pihak lainMenjual aktiva yang tidak produktif atau yang tidak langsung diperlukan untukkegiatan usaha perseroan.Melakukan hal-hal lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.Dalam tulisan ini dibahas tentang huruf b dan c di atas yaitu melakukan   convertible debt menjadi equity.