Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi Kasus Dermatitis Eksfoliatifa Generalisata karena Skabies Norwegian (Krustosa) pada Pasien Disabilitas di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Ramadhani, Rizqa; Topik, Mohamad Mimbar
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 1 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Februari 2
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i1.19635

Abstract

Dermatitis Eksfoliatifa (DE) atau dikenal juga dengan eritroderma adalah kelainan pada kulit yang ditandai dengan eritem dan skuama difusa yang melibatkan lebih 90% luas permukaan tubuh, penyebabnya berupa dermatosis, sistemik, keganasan, kongenital dan infeksi dimana salah satunya ialah skabies Norwegian. Seorang pasien perempuan usia 31 tahun datang ke IGD RSU Cut Meutia dengan keluhan bercak kemerahan keropeng bersisik di seluruh tubuh sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan ini awalnya dimulai dengan terdapat bintil-bintil kemerahan yang terasa sangat gatal di area sela-sela jari tangan dan kaki, gatal memberat pada malam hari, kemudian bintil kemerahan  menyebar ke seluruh tubuh sehingga berkembang menjadi bercak tebal berkerak dan juga merasakan gatal. Pemeriksaan status dermatologis tampak makula eritematosa, krusta hiperkeratosis  generalisata di seluruh regio tubuh. Pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis dan hipoalbuminemia, hasil pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10% didapatkan hasil tungau scabies (+). Penatalaksanaan dengan pengobatan yang dilakukan berupa terapi medikamentosa berupa antibiotik, kortikosteroid, antihistamin dan krim permetrin 5% dan terapi non medikamentosa yaitu pemberian edukasi seputar penyakit pasien. Dermatitis Eksfoliatifa terjadi dari proses inflamasi yang menyebabkan vasodilatasi, pada kasus ini DE disebabkan oleh skabies Norwegian ditandai dengan papula, plak, dan nodul hiperkeratotik berkerak yang luas. Pasien dengan disabilitas biasanya dapat terkena skabies dikarenakan mengalami penurunan respon imunitas seluler akibat kelemahan fisik atau mental.