Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Percaya Diri Siswa kelas IV SDN 6 Mataram Nurhairunnisa, Nurhairunnisa; Darmiany, Darmiany
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.467

Abstract

Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan yakin akan kemampuannya. Namun berdasarkan observasi dan wawancara, rasa percaya diri siswa terlihat sangat rendah. Padahal sebelumnya guru telah mencoba menerapkan model dalam proses pembelajaran. Hal ini juga terlihat ketika melakukan presentasi, rata-rata siswa masih kurang percaya diri saat mempresentasikan hasil disukusinya dan saling lempar ketika menanggapi pertanyaan dari teman-temannya. Model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah model PBL (Problem Based Learning), yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Skema Hopkins. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Mataram. Tindakan yang dilakakukan adalah penerapan model PBL (Problem Based Learning) dan dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitaif dan kualitatif. Berdasarkan pembahasan di atas, penerapan model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil pada siklus 1 sebesar 43% dengan kategori sedang dan pada siklus 2 sebesar 78% dengan kategori tinggi atau meningkat sebesar 11%.
Epistemology of Pundhen Telaga Sarangan: A Study of Sacred Rites as Cultural Identity in Magetan, Indonesia Setiyani, Wiwik; Nurhairunnisa, Nurhairunnisa; Holilah, Holilah
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : the Faculty of Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jw.v9i1.33790

Abstract

This qualitative research tried to look at the origin of Pundhen Telaga Serangan as the epistemology of Islamic studies and the systematic transformation process of local tradition into cultural identity. Pundhen, in Javanese philosophy, has sacred meaning and magical power. Indonesians have a unique way of honouring and respecting their history. One of them is by performing rituals. Ancestors carried out the oldest practice for generations, and it became a custom. This paper uses qualitative methods, where the data collection techniques include interviews, documentation, and data qualification. Moreover, the Sarangan community in Magetan Regency is the object of this study because they have experienced cultural transformation. J.G. Frazer and E.B. Taylor's animistic and magic theory become analytical tools in seeing the extent of the meaning of Pundhen ontologically and epistemologically. Furthermore, Rudolf Bultmann's hermeneutical approach will serve as a valuable addition to the comprehensive analysis of this research. The results section of this research paper shows that Pundhen Telaga Sarangan is a symbol of spirituality. It is a sacred place for the locals to establish interpersonal relationships with God, ancestors, and spirits (the others).
Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Percaya Diri Siswa kelas IV SDN 6 Mataram Nurhairunnisa, Nurhairunnisa; Darmiany, Darmiany
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.467

Abstract

Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan yakin akan kemampuannya. Namun berdasarkan observasi dan wawancara, rasa percaya diri siswa terlihat sangat rendah. Padahal sebelumnya guru telah mencoba menerapkan model dalam proses pembelajaran. Hal ini juga terlihat ketika melakukan presentasi, rata-rata siswa masih kurang percaya diri saat mempresentasikan hasil disukusinya dan saling lempar ketika menanggapi pertanyaan dari teman-temannya. Model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah model PBL (Problem Based Learning), yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Skema Hopkins. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Mataram. Tindakan yang dilakakukan adalah penerapan model PBL (Problem Based Learning) dan dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitaif dan kualitatif. Berdasarkan pembahasan di atas, penerapan model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil pada siklus 1 sebesar 43% dengan kategori sedang dan pada siklus 2 sebesar 78% dengan kategori tinggi atau meningkat sebesar 11%.
Preventing Water Crisis Through Local Wisdom Larung Sesaji in Sesaji in Siman, Kediri Nurhairunnisa, Nurhairunnisa
Proceedings of Sunan Ampel International Conference of Political and Social Sciences Vol. 2 (2024): Proceedings of the SAICoPSS
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/saicopss.2024.2..224-239

Abstract

This qualitative research aims to analyze how the local practice of the Siman community in Kediri, called Larung sesaji becomes an instrument for maintaining and conserving the existence of water sources in Siman reservoir. Larung sesaji or Larungan is a series of rituals performed by the community every month of suro’ and Hindu melasti celebrations. The locals believe that these activities represent a form of sacrifice to the ancestral spirit so that, the ancestors will preserve nature and water availability in Siman. The research uses qualitative methods including interviews, documentation, data processing, and conclusions. Local community conservation theory of anthropologists Thomas Reuter and E.B. Tylor became an analytical point in the scope of environmental anthropology. The results showed that; [1], the tradition of the local community (Simanes) strongly relates to conservation issues. [2], Larungan became a conservation method to maintain the water crisis in Siman, and this local wisdom continues to this day