Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENAGIHAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK BADAN PERSEROAN TERBATAS DALAM PROSES PAILIT Deandra, Christabella; Wibowo, Irwan
Educoretax Vol 1 No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.538 KB)

Abstract

ABSTRACT Tax debt is the basis for collection actions that arise because of the laws that regulate and bind taxpayers. In the bankruptcy process that occurs in Limited Liability Company (PT) corporate taxpayers, the act of collecting tax debts has many challenges. The position of the tax payable in the bankruptcy process should have prior rights as the preferred creditor. The main problem that forms the basis of this research is the act of collecting taxes by the tax bailiff against the corporate taxpayer of PT Bankruptcy. The main issues will be analyzed using regulations and literature related to the bankruptcy process. The purpose of this study was to determine the process of billing corporate taxpayers of PT Bankruptcy in KPP Besar Satu Taxpayers, the obstacles that occur, and the position of the tax debt in the bankruptcy process. The methods used in the research are literature review, interviews, and case studies. In this study there are also suggestions that are expected to be implemented and have an impact on billing actions against corporate taxpayers who experience bankruptcy. Keywords: Tax Payable, Limited Liability Company, Bankruptcy, Tax Collection. ABSTRAK Utang pajak merupakan dasar tindakan penagihan yang timbul karena adanya undang-undang yang mengatur dan mengikat wajib pajak. Pada proses pailit yang terjadi pada wajib pajak badan Perseroan Terbatas (PT), tindakan penagihan terhadap utang pajak memiliki banyak tantangan. Posisi utang pajak dalam proses kepailitan seharusnya memiliki hak mendahulu sebagai kreditur preferen. Pokok permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini adalah tindakan penagihan pajak yang dilakukan jurusita pajak terhadap wajib pajak badan PT pailit. Pokok permasalahan akan dianalisa menggunakan peraturan-peraturan dan literatur yang berkaitan dengan proses pailit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses tindakan penagihan wajib pajak badan PT pailit di KPP Wajib Pajak Besar Satu, hambatan yang terjadi, dan posisi utang pajak dalam proses pailit. Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah tinjauan pustaka, wawancara, dan studi kasus. Dalam penelitian ini terdapat pula saran-saran yang diharapkan dapat terlaksana dan memberikan dampak pada tindakan penagihan terhadap wajib pajak badan PT yang mengalami pailit. Kata kunci: Utang Pajak, Perseroan Terbatas, Kepailitan, Penagihan Pajak.
Peranan Hiperventilasi terhadap Penurunan Tekanan Intrakranial dalam Kasus Bedah Saraf Wibowo, Irwan; Harahap, M Sofyan
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.07 KB) | DOI: 10.24244/jni.v9i1.258

Abstract

AbstrakHiperventilasi telah ditemukan sebagai salah satu cara untuk menurunkan aliran darah otak (cerebral blood flow) (CBF) sejak tahun 1920-an. Pada saat itu telah dilaporkan bahwa penggunaan hiperventilasi dapat mengurangi peningkatan tekanan intrakranial (intracranial pressure/ICP) dengan vasokonstriksi serebral sehingga mampu menurunkan volume darah di daerah serebral. Secara teoritis, manfaat hiperventilasi mungkin lebih khusus diharapkan pada pasien di mana peningkatan ICP terjadi terutama karena peningkatan volume darah otak akibat mekanisme vasodilatasi. Efek vasokonstriksi tersebut akan menghilang setelah pH pada ruang perivaskular kembali normal setelah 24 jam. Yang menjadi perhatian utama dalam metode ini adalah tindakan tersebut mampu menginduksi terjadinya iskemia serebral baik secara regional maupun global. Risiko kerusakan iskemik tersebut bergantung pada sejauh mana dan seberapa lama otak mengalami aliran darah yang rendah. Masih terdapat data yang kontroversial antara yang mendukung ataupun menentang penggunaan terapi hiperventilasi, namun menurut penelitian yang telah dilakukan, tindakan ini mampu menurunkan ICP jika dilakukan dalam jangka pendek. Pemantauan multimodalitas terhadap pasien tetap diperlukan untuk memantau keberhasilan dalam tindakan ini.Hyperventilation Management for Decrease Intracranial Pressure in Neurosurgery CasesAbstractHyperventilation has been found as a way to reduce cerebral blood flow (CBF) since 1920s. At that time it was reported that the use of hyperventilation can reduce the increase in intracranial pressure (ICP) by causing cerebral vasoconstriction and decreasing cerebral blood volume. Theoretically, the benefits of hyperventilation may be more specifically expected in patients which has increasing ICP because of an increasing in blood volume and vasodilation mechanism. The vasoconstriction effect disappears after the pH in the perivascular space returns to normal after 24 hours. The main concern in treating patients with increased ICP using hyperventilation is to induce cerebral ischemia both regionally and globally. As with a stroke, the risk of ischemic damage depends on the extent and how long the brain experiences low blood flow. Controversial data still exists between those that support or oppose the use of hyperventilation therapy, but if hypocapnia monitoring is done to control the increase in ICP in the short term, hyperventilation therapy remains beneficial. Multimodality monitoring is needed so that hyperventilation therapy can be used safely in certain patients who may need this therapy.