Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengendalian Hayati Layu Fusarium Pada Tanaman Pisang dengan Pseudomonas fluorescens dan Gliocladium sp. Djatnika, Ika; Hermanto, Catur; -, Eliza
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh F. oxysporum f.sp. cubense merupakan kendala yang amat besar dalam memproduksi pisang, bukan hanya di Indonesia tetapi hampir di seluruh pusat pertanaman pisang di dunia. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh P. fluorescens dan Gliocladium sp. terhadap perkembangan intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman pisang, dan menentukan cara aplikasi agens hayati tersebut yang efektif. Percobaan dilakukan di lahan petani di Desa Selayo Kabupaten Solok yang dilaporkan sebagai lahan endemik layu fusarium, mulai April 2000 sampai dengan Maret 2001. Percobaan dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan P. fluorescens atau Gliocladium sp. yang  diaplikasikan dengan cara penyiraman pada tanah di sekitar bibit tanaman pisang dapat menekan perkembangan penyakit layu di lapang. Tampaknya penyiraman tanaman dengan mikrobe antagonis tersebut tidak cukup satu kali, melainkan perlu beberapa kali  supaya hasilnya lebih baik. Kata kunci: Pisang; Fusarium oxysporum; Pseudomonas fluorescens; Gliocladium sp.; Pengendalian hayati. ABSTRACT. Fusarium wilt caused by F. oxysporum f.sp. cubense is a main constrain in bananas plantation throughout the world, including in Indonesia. The objectives of this research were to study the effect of P. fluorescens and Gliocladium sp. in the development of wilt disease intensity on banana plants, and to know the application methods of the biological agents to control the disease. The experiment was conducted in the farmer’s area where the disease was reported in endemics level in Selayo district Solok country from April 2000 until March 2001. Randomized block design with seven treatments and three replications were used. The result showed that application by pour   P. fluorescens or Gliocladium sp. suspension to soil around banana seedling rhizosfeer reduced the diseased plants in the field. It seems that the antagonistic microbes should be applicated several times to reduce the diseased plants perfectly.
Peranan Pseudomonas fluorescens MR 96 pada Penyakit Layu Fusarium Tanaman Pisang Djatnika, Ika; -, Sunyoto; -, Eliza
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pseudomonas fluorescens dilaporkan dapat menekan layu fusarium pada tanaman pisang, tetapi mekanisme kerja bakteri itu dalam mengendalikan penyakit belum diketahui. Penelitian bertujuan  mempelajari mekanisme kerja P. fluorescens strain MR 96 dalam menekan perkembangan layu fusarium pada tanaman pisang. Percobaan dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, mulai Januari sampai dengan Desember 2001. Hasil percobaan menunjukkan bahwa P. fluorescens dapat menekan serangan penyebab layu fusarium dengan cara induksi resistensi tanaman pisang dan antibiosis, serta bakteri antagonis itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang. Di samping itu, keefektifan bakteri antagonistik tersebut dalam menekan F. oxysporum f.sp. cubense tidak dipengaruhi oleh jenis tanah di sekitar rizosfer, tetapi perkembangan penyakit layu dan pertumbuhan tanaman pisang dipengaruhi oleh jenis tanah. Kata kunci : Musa sp.; Fusarium oxysporum f.sp. cubense; Pseudomonas fluorescens strain MR 96; Mekanisme antagonis ABSTRACT. Pseudomonas fluorescens MR 96 was reported of its ability to suppress fusarium wilt on banana plants, but the mechanism of the disease suppresion was not known. The aim of this research was to know the mechanism of P. fluorescens in controlling the disease on banana plants. The research was held in greenhouse of Indo- nesian Fruit Research Institute in Solok, from January  until December 2001. The results of the research showed that P. fluorescens controlled the disease with resistance induction in banana plant and antibiosis mechanism, and the an- tagonistic bacteria affected the plant development. Beside that, effectiveness of the bacteria to control F. oxysporum f.sp. cubense was not affected by soil type in rizosphere, but wilt disease and banana plants growth were affected by soil type.
Peranan Pseudomonas fluorescens MR 96 pada Penyakit Layu Fusarium Tanaman Pisang Djatnika, Ika; -, Sunyoto; -, Eliza
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n3.2003.p212-218

Abstract

Pseudomonas fluorescens dilaporkan dapat menekan layu fusarium pada tanaman pisang, tetapi mekanisme kerja bakteri itu dalam mengendalikan penyakit belum diketahui. Penelitian bertujuan  mempelajari mekanisme kerja P. fluorescens strain MR 96 dalam menekan perkembangan layu fusarium pada tanaman pisang. Percobaan dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, mulai Januari sampai dengan Desember 2001. Hasil percobaan menunjukkan bahwa P. fluorescens dapat menekan serangan penyebab layu fusarium dengan cara induksi resistensi tanaman pisang dan antibiosis, serta bakteri antagonis itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman pisang. Di samping itu, keefektifan bakteri antagonistik tersebut dalam menekan F. oxysporum f.sp. cubense tidak dipengaruhi oleh jenis tanah di sekitar rizosfer, tetapi perkembangan penyakit layu dan pertumbuhan tanaman pisang dipengaruhi oleh jenis tanah. Kata kunci : Musa sp.; Fusarium oxysporum f.sp. cubense; Pseudomonas fluorescens strain MR 96; Mekanisme antagonis ABSTRACT. Pseudomonas fluorescens MR 96 was reported of its ability to suppress fusarium wilt on banana plants, but the mechanism of the disease suppresion was not known. The aim of this research was to know the mechanism of P. fluorescens in controlling the disease on banana plants. The research was held in greenhouse of Indo- nesian Fruit Research Institute in Solok, from January  until December 2001. The results of the research showed that P. fluorescens controlled the disease with resistance induction in banana plant and antibiosis mechanism, and the an- tagonistic bacteria affected the plant development. Beside that, effectiveness of the bacteria to control F. oxysporum f.sp. cubense was not affected by soil type in rizosphere, but wilt disease and banana plants growth were affected by soil type.
DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA SEI. TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR -, Eliza; Khaswarina, Shorea; Nasution, Melysari
Sistem Informasi Vol 4 No 2 (2014): Jurnal Photon
Publisher : Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.089 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi pendapatan rumah tangga dan ketimpangan pendapatan rumah tangga petani karet di Desa Sei. Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2012 sampai dengan Juni 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling terhadap 38 petani karet yang luas lahan 1-6 hektar dengan umur tanaman 20-25 tahun.Hasil Penelitian menunujukkan bahwa pendapatan petani karet di Desa Sei. Tonang dengan pendapatan diantara Rp. 2.095.913 – Rp. 15.429.336. Dengan rata-rata pendapatan Rp.6.042.585. yang terdiri dari pendapatan sektor pertanian 97,26 % dan di luar sektor pertanian 2,74 %. Angka Indeks Gini Rasio sebesar 0,20 menunjukkan distribusi pendapatan rumah tangga petani karet sudah cukup merata dengan tingkat ketimpangan pendapatan rendah dan Kurva Lorenz mendekati garis kemerataan sempurna
Pengendalian Hayati Layu Fusarium Pada Tanaman Pisang dengan Pseudomonas fluorescens dan Gliocladium sp. Ika Djatnika; Catur Hermanto; Eliza -
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 3 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n3.2003.p205-211

Abstract

Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh F. oxysporum f.sp. cubense merupakan kendala yang amat besar dalam memproduksi pisang, bukan hanya di Indonesia tetapi hampir di seluruh pusat pertanaman pisang di dunia. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh P. fluorescens dan Gliocladium sp. terhadap perkembangan intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman pisang, dan menentukan cara aplikasi agens hayati tersebut yang efektif. Percobaan dilakukan di lahan petani di Desa Selayo Kabupaten Solok yang dilaporkan sebagai lahan endemik layu fusarium, mulai April 2000 sampai dengan Maret 2001. Percobaan dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan P. fluorescens atau Gliocladium sp. yang  diaplikasikan dengan cara penyiraman pada tanah di sekitar bibit tanaman pisang dapat menekan perkembangan penyakit layu di lapang. Tampaknya penyiraman tanaman dengan mikrobe antagonis tersebut tidak cukup satu kali, melainkan perlu beberapa kali  supaya hasilnya lebih baik. Kata kunci: Pisang; Fusarium oxysporum; Pseudomonas fluorescens; Gliocladium sp.; Pengendalian hayati. ABSTRACT. Fusarium wilt caused by F. oxysporum f.sp. cubense is a main constrain in bananas plantation throughout the world, including in Indonesia. The objectives of this research were to study the effect of P. fluorescens and Gliocladium sp. in the development of wilt disease intensity on banana plants, and to know the application methods of the biological agents to control the disease. The experiment was conducted in the farmer’s area where the disease was reported in endemics level in Selayo district Solok country from April 2000 until March 2001. Randomized block design with seven treatments and three replications were used. The result showed that application by pour   P. fluorescens or Gliocladium sp. suspension to soil around banana seedling rhizosfeer reduced the diseased plants in the field. It seems that the antagonistic microbes should be applicated several times to reduce the diseased plants perfectly.