Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbaikan Postur Kerja Aktivitas Manual Material Handling Industri Kecil Tahu Dengan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) Budianto Budianto; Dian Eko Adi Prasetio; Herlina Kuntjoro Nurtjahyo
Baut Dan Manufaktur Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Baut Dan Manufaktur Vol. 2 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/bautdanmanufaktur.v2i1.963

Abstract

Penggunaan Manusia pada industri kecil masih cukup dominan. Manual Material Handling (MMH) masih terjadi pada proses produksi pembuatan tahu yang berlokasi di clieungsi, Bogor. Aktivitas MMH diidentifikasi beresiko menyebabkan penyakit tulang belakang dikarenakan material berat, posisi dan postur kerja yang salah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja berbahaya bagi pekerja serta merekomendasikan perbaikan dalam pembuatan tahu. Data postur kerja diambil meliputi punggung, bagian lengan dan kaki. Pengolahan data dilakukan dengan metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) dan didapat nilai action categories. Tiga stasiun kerja diamati yaitu perendaman, pemasakan dan penyaringan, serta pemotongan. Terdapat 34 postur kerja, dari jumlah tersebut teridentifikasi 11 postur kerja masuk kategori 1 yang berarti aman, tidak perlu perbaikan. 7 postur kerja masuk kategori 2 berarti berbahaya, perlu perbaikan. 8 postur masuk kategori 3 yang berarti berbahaya, perlu perbaikan segera mungkin. 8 postur masuk kategori 4 berarti berbahaya, perlu perbaikan langsung. Rekomendasi perbaikan pada stasiun perendaman adalah mengubah tempat penampungan air, semula drum kemudian diganti bak yang posisinya ditempatkan di atas yang diberi kran, sehingga postur punggung menjadi lurus serta postur kaki menjadi berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus. Perbaikan pada stasiun pemasakan dan perendaman dilakukan dengan mengubah beban, semula diatas lantai menjadi di atas rak setinggi lutut. Postur punggung menjadi lurus dan kaki berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus. Perbaikan pada stasiun pemotongan dilakukan dengan mengubah alas tempat meletakkan ember dengan menambahkan ketinggian alas setinggi 15 cm. Sehingga postur kaki menjadi berdiri bertumpu pada satu kaki lurus.
ANALISIS POSTUR KERJA OPERATOR SEWING DENGAN METODE RULA DI TARA TOYS MART Fakhrur Rozi; Herlina K Nurtjahyo
Baut Dan Manufaktur Vol 3 No 02 (2021): Jurnal Baut Dan Manufaktur Vol. 3 No. 2 Tahun 2021 | Oktober 2021
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/bautdanmanufaktur.v3i02.1608

Abstract

Tara Toys Mart merupakan perusahaan berdiri sejak tahun 2012 dan bergerak di industri dibidang kebutuhan mainan anak seperti boneka. Tara Toys Mart memiliki 5 pengerajin dimana pekerja menjahit bonekanya adalah wanita yang mana pekerjaannya dilakukan dimeja jahit. Pekerjaan menjahit yang intens dan membutuhkan fokus dalam pengerjaannya, membuat postur tubuh mengalami tegang dan nyeri akibat postur kerja yang tidak baik. Maka dari itu perlu adanya analisis dengan tujuan mengetahui postur kerja operator melalui metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) yang akan di bandingkan dengan metode Nordic Body Map. Analisis yang dapat dilakukan dengan metode Nordic Body Map dan Rapid upper Limb Assessment (RULA), didukung dengan kondisi pengrajin saat bekerja pasti merasakan keluhan sakit pada tubuh, Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan menunjukan bahwa skor dengan metode Nordic Body Map (NBM) mendapatkan skor rata-rata dibawah 20 dan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) mendapatkan skor 5, artinya berdasarkan jawaban skor Nordic Body Map memperoleh skor yang rendah dikarenakan apa yang pekerja rasakan dengan postur kerja saat ini tidak mengganggu aktivitasnya namun investigasi dan perubahan postur kerja harus dilakukan secepatnya didapatkan pada skor penilaian Rapid upper Limb Assessment (RULA). Perubahan yang harus segara dilakukan untuk mencegah terjadinya kelelahan postur tubuh yang bekerpanjangan maka perlu adanya dibuatkan alat bantu kursi dan meja yang ergonomis untuk meminimalisir terjadinya cedera.