Khodijah -
Jl. Darmapala No. I A, Bukit Besar, Palembang 30139. Tel. +081271349520

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kelimpahan Serangga Predator kutudaun Aphis gossypii di Sentra Tanaman Sayuran di Sumatera Selatan -, Khodijah
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 6, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v6i2.3100

Abstract

Aphis gossypii sebagai vektor penyakit virus keriting yang dapat menyebabkan kerugian hingga 35% sebagai hama sebagai vektor dapat menyebabkan kerugian hingga 90%. Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi serangga predator yang ditemukan di Sumatera Selatan. Survei serangga predator dilakukan pada tanaman cabai, tomat, dan mentimun. Hasil survei di Sumatera Selatan, yaitu daerah Sukarami, Inderalaya, Tanjung Raja, Gelumbang, Kenten, dan Talang Buruk telah ditemukan dua belas (12) spesies serangga predator A. gossypii yang yaitu, 10 spesies dari famili Coccinellidae, dan satu spesies dari famili Syrphidae dan Chamaemyiidae. Dua belas (12) spesies serangga predator yang ditemukan adalah Coccinella arcuata Fabricius, Coccinella repanda Thunberg, Menochilus sexmaculatus (Fabricius), Coelophora maculata Thunberg, Coelophora pupillata Swartz, Verania lineata Thunberg, Verania discolor Fabricius, Chilocorus ruber Weise, Coelophora reniplagiata Mulsant, Chilocorus sp., Ischidion sp., dan spesies yang tidak dapat diidentifikasikan Chamaemyiidae. Yang paling dominan dari spesies serangga predator ditemukan adalah M. sexmaculatus. Kelimpahan tertinggi dari predator ditemukan pada cabai.Aphis gossypii as the vector of mosaic virus disease have caused loss of up to 35% as pest and up to 90% as vector. The aim of the research was to explore and identify the predatory insects found in vegetable plants around South Sumatera. The survey was carried out on chilies, tomatoes and cucumbers. Result showed that in South Sumatera, particularly in regions of Sukarami, Inderalaya, Tanjung Raja, Gelumbang, Kenten, and Talang Buruk it have been found twelve (12) species of predatory insects against A. gossypii, in which 10 species were from Coccinellidae family, and one species each were from Syrphidae and Chamaemyiidae families.. The twelve (12) species were Coccinella arcuata Fabricius, Coccinella repanda Thunberg, Menochilus sexmaculatus (Fabricius), Coelophora maculata Thunberg, Coelophora pupillata Swartz, Verania lineata Thunberg, Verania discolor Fabricius, Chilocorus ruber Weise, Coelophora reniplagiata Mulsant, Chilocorus sp., Ischidion sp., and one unidentified species from Chamaemyiidae family. The most dominant species was M. sexmaculatus. The highest abudance of predators was found in chilies.
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MELALUI WORKSHOP -, Khodijah
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Vol 4, No 1 (2019): Edisi Januari 2019
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru masih kurang memenuhi syarat dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Terbukti dari 10 guru tersebut hanya 3 guru (30 %) yang mampu menetapkan KKM. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru. Secara khusus, meningkatkan kompetensi guru dalam menetapkan KKM melalui workshop oleh Kepala Sekolah. Penelitian  menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Sekolah dengan subjeknya guru sejumlah 10 orang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa setelah diadakan workshop maka guru dapat meningkatkan kompetensinya. Peningkatan pengetahuan tentang KKM dari 0% menjadi 60% pada siklus I dan siklus II meningkat lagi menjadi 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan mengadakan workshop, Kepala Sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru  dalam menetapkan Kreteria Ketuntasan Minimal, serta diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru khususnya dalam menetapkan KKM.