Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Profil Komponen Sindroma Metabolik pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Usia Lanjut di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Wahyuni, Tri; Hastuti, Murni Sri; Chahyani, Wiwit Ida; Shabrina, Fida' Alia; Tubarad, Gladys Dwiani Tinovella
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 4, No 1 (2023): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mujg.4.1.23-34

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi diabetes mellitus (DM) global pada tahun 2021 diperkirakan lebih dari setengah miliar orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Prevalensi diabetes tertinggi pada usia 75-79 tahun. Mortalitas DM berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Komplikasi DM terjadi karena kadar glukosa yang tidak terkontrol dengan baik sehingga menimbulkan komplikasi makro dan mikrovaskuler. Tujuan: Mengetahui kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, HDL, asam urat dan gula darah sewaktu pada pasien geriatri dengan DM. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini merupakan kelompok usia 45-90 tahun dan dilakukan pemeriksaan trigliserida, kolesterol total, LDL, HDL, asam urat dan gula darah sewaktu. Hasil: Dari 30 subjek penelitian yang diperiksa, ditemukan dominan dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 60%. Usia subjek penelitian, dominan pada kategori lansia akhir (56-64 tahun) sebanyak 46.7%. Kadar gula darah sewaktu sebagian besar pada kategori normal sebanyak 60%. Kadar trigliserida dominan pada kategori tinggi (≥150 mg/dl) sebanyak 70%. Kadar kolesterol total paling banyak ditemukan pada kategori yang diinginkan (200 mg/dL) sebesar 66.7%. Kadar LDL dominan pada kategori optimal (100 mg/dL) sebanyak 46.7%. Kadar HDL sebagian besar pada kategori rendah (40 mg/dL) sebanyak 50%. Asam urat sebagian besar pada kadar tinggi sebanyak 63.3%. Simpulan: Peningkatan kadar gula darah sewaktu, kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, asam urat dan penurunan kadar HDL subjek penelitian ditemukan sebagian besar pada usia lansia akhir.
Efektivitas Insersi Penyangga Sepatu dan Terapi Laser Intensitas Tinggi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Nyeri Myofascial Piriformis dengan Disparitas Panjang Tungkai Fungsional Rachmawati, Maria Regina; Chahyani, Wiwit Ida; Hartati, Nirwana Tri
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 74 No 6 (2024): Journal of The Indonesian Medical Association - Majalah Kedokteran Indonesia, Vo
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47830/jinma-vol.74.6-2024-1181

Abstract

Introduction: Myofascial pain in the piriformis muscle associated with functional leg length disparities (LLD) in patients with non-specific low back pain (NSLBP) is often undetected, resulting in inappropriate management. High-intensity laser therapy (HILT) is a noninvasive modality for treating piriformis syndrome. However, correction of leg length with the insertion of a shoe lift is also necessary as an adjunctive treatment. This study aims to assess the effectiveness of HILT with and without the use of shoe-lift inserts in reducing myofascial pain in NSLBP patients with LLD. Methods: This single-blind, randomized clinical trial was conducted at the Medical Rehabilitation Clinic of Pasar Minggu General Hospital, Jakarta, from December 2022 to August 2023. Inclusion criteria were adult age, who endured NSLBP for 3-6 months, have LLD, and have myofascial pain in the piriformis muscle with a numerical rating scale (NRS). The Pelvic tilt was measured using an inclinometer. NRS scores in the treatment and control groups were calculated from week 1 to week 4.Results: This study involved 26 subjects assigned to intervention and control groups. The average age was 49.8 years, and 69% of them were female. There was no significant difference in pelvic tilt between groups (p=0.39). The decreasing NRS scores were lower in the intervention than in the control group during the first and second weeks (p=0.015 and p less than 0.001). There was no significant difference in NRS scores between the second and third weeks in intervention and control groups (p=0.157 and p=0.06 ), however, the control group showed a tendency to increase NRS scores in the third week.Conclusion: HILT combined with shoe lift insertion is more effective in reducing the intensity of piriformis myofascial pain in patients with NSLBP and LLD.
Hubungan Insomnia Dengan Fungsi Kognitif Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Kota Tangerang Khotimah, Adilah Hana; Farhan, Fanny Septiani; Chahyani, Wiwit Ida; Larasati, Rahma Ayu
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 8 (2025): Volume 12 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i8.19464

Abstract

Remaja memerlukan 8 hingga 10 jam tidur setiap hari untuk menjaga fungsi fisik dan kognitif yang optimal. Namun, sebagian besar remaja tidak memenuhi kebutuhan tidur ini, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan tidur, salah satunya adalah insomnia. Insomnia dapat memiliki dampak serius, termasuk gangguan dalam aktivitas sehari-hari, penurunan produktivitas, dan dampak negatif pada kualitas hidup serta fungsi kognitif. Tujuan studi ini adalah untuk mengkaji hubungan antara insomnia dan fungsi kognitif di kalangan siswa SMA di Tangerang. Studi ini merupakan penelitian observasional analitis dengan desain cross-sectional, menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) dan tes Digit Symbol Substitution Test (DSST). Penelitian ini melibatkan 283 responden, dengan hasil menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak mengalami insomnia (59,7%). Skor fungsi kognitif yang paling sering adalah 50 (7,4%). Analisis bivariat menggunakan uji korelasi peringkat Spearman menghasilkan nilai Sig. (dua ekor) sebesar 0,563, yang lebih besar dari 0,05, menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara insomnia dan fungsi kognitif di kalangan remaja dalam studi ini. Hal ini menyarankan bahwa, dalam lingkup penelitian ini, insomnia tidak secara signifikan mempengaruhi fungsi kognitif di kalangan siswa SMA di Tangerang.