Mujiyono -
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Surakarta Jalan R.W. Monginsidi No.36-38, Margoyudan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS SENI RUPA POSMODERN DI INDONESIA MELALUI POSSTRUKTURALIS DERRIDA -, Mujiyono
Imajinasi Vol 1, No 2 (2005): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menyikapi seni posmodern yang menyajikan beragam warna, beragam bentuk, dan berbagai idiom estetik adalah persoalan yang penuh kontradiksi terutama dalam bahasa simbol yang dipergunakan sehingga memunculkan indeterminasi, ketidakpastian, dan kegalauan kode. Secara semiotika, khususnya dari kacamata postrukturalisnya Derrida, lewat pintu dekonstruksinya, kita akan bisa menerawang, bahwa fenomena seni posmodern dengan melimpahruahnya simbol adalah sebuah upaya untuk menghadirkan ruang berpikir yang lebih luas, yang mampu membuka cakrawala penafsiran secara tidak terbatas dengan berbagai dimensi perspektif. Terjadi demikian karena hubungan penanda dan petanda tidak akan pernah stabil atau absolut yang terjadi adalah jejak-jejak dari makna yang sebenarnya yang tidak akan pernah ketemu. Kode kultural yang digunakan untuk memaknai karya seni posmodern itu sendiri juga harus bersifat lentur sehingga seni itu sendiri tidak terjebak pada era posmodernitas. Ini adalah sebuah strategi adaptif seni posmodern agar tidak mengalami kematian seperti yang terjadi pada seni modern. Kata kunci: posmodern, penanda, petanda, dan kode kultural
WARAK NGENDOG: SIMBOL AKULTURASI BUDAYA PADA KARYA SENI RUPA -, Triyanto; Rokhmat, Nur; -, Mujiyono
Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa
Publisher : Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakWarak Ngendog merupakan kreativitas budaya lokal yang menjadi maskot dalam tradisi ritual Dugderan masyarakat Kota Semarang.  Penelitian ini bertujuan  mengkaji masalah maskot seni rupa  tersebut  sebagai simbol akulturasi budaya  melalui analisis intra estetik dan ekstra estetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek intra estetik, perwujudan Warak Ngendog sebagai maskot Dugderan merepresentasikan hewan rekaan berkaki empat yang bersifat enigmatik, unik, eksotik, dan ekspresif. Dari aspek  ekstra estetik, maskot tersebut  secara simbolik mencerminkan  akulturasi budaya Jawa, Arab, dan Cina yang merefleksikan pesan-pesan edukatif ajaran moral Islami serta nilai harmoni kehidupan masyarakat multikultur. Interaksi sistemik unsur-unsur ulama, pemerintah, masyarakat,  ritual Dugderan, dan maskot seni rupa Warak Ngendog sebagai simbol akulturasi budaya dapat berperan secara sinergis sebagai model dalam membangun integrasi budaya.AbstractWarak Ngendog, a mascot of Semarang City in Dugderan ritual tradition, is a symbolically laden cultural creativity. This research aims to study visual artwork of a mascot as a symbol of cultural accuturation through intra-aesthetic and extra-aesthetic analysis. The result of the research showed that, from intra-aesthetic aspect, the actualization of Warak Ngendog as Dugderan mascot presents fictional four-legged animal which were enigmatic, unique, exotic, and expressive. In addition, from extra-aesthetic aspects, the mascot symbolically mirrors Javanese, Arabic, and Chinese cultural acculturation reflecting educational messages of Islamic morals and invitation for harmony in a multicultural society. Creating systemic interaction between ulama, government, society, Dugderan ritual and its mascot plays important roles as a model for developing harmony and cultural integrity.© 2013 Universitas Negeri Semarang
PENGARUH LEVERAGE, SAHAM PUBLIK, SIZE DAN KOMITE AUDIT TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA -, Mujiyono; Nany, Magdalena
Jurnal Dinamika Akuntansi Vol 2, No 2 (2010): September 2010
Publisher : Jurnal Dinamika Akuntansi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jda.v2i2.1936

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai efek leverage, saham publik, size, proporsi komite audit independen pada pengungkapan sukarela baik secara partial maupun simultan. 74 perusahaan telah dianalisis dengan menggunakan analisis multiple regression. Hasilnya menunjukkan bahwa leverage secara tidak signifikan mempunyai efek negatif pada pengungkapan sukarela begitu juga dengan saham publik, size dan proporsi komite audit independen yang tidak signifikan pada pengungkapan sukarela. The objective of this research is to give empirical evidence about the effects of leverage, public ownership, size, and independent audit committee proportion on voluntary disclosure both partially and simultaneously. Seventy four companies were analyzed by using multiple regression analysis. The results show that leverage insignificantly has negative effect on voluntary disclosure. Public ownership also insignificantly has negative effect on voluntary disclosure. But size significantly has positive effect on voluntary disclosure. Independent audit committee proportion insignificantly has negative effect on voluntary disclosure. The result also shows that leverage, public ownership, size and independent audit committee proportion simultaneously have insignificant effect on voluntary disclosure.
WARAK NGENDOG: SIMBOL AKULTURASI BUDAYA PADA KARYA SENI RUPA -, Triyanto; Rokhmat, Nur; -, Mujiyono
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v5i2.2735

Abstract

AbstrakWarak Ngendog merupakan kreativitas budaya lokal yang menjadi maskot dalam tradisi ritual Dugderan masyarakat Kota Semarang.  Penelitian ini bertujuan  mengkaji masalah maskot seni rupa  tersebut  sebagai simbol akulturasi budaya  melalui analisis intra estetik dan ekstra estetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek intra estetik, perwujudan Warak Ngendog sebagai maskot Dugderan merepresentasikan hewan rekaan berkaki empat yang bersifat enigmatik, unik, eksotik, dan ekspresif. Dari aspek  ekstra estetik, maskot tersebut  secara simbolik mencerminkan  akulturasi budaya Jawa, Arab, dan Cina yang merefleksikan pesan-pesan edukatif ajaran moral Islami serta nilai harmoni kehidupan masyarakat multikultur. Interaksi sistemik unsur-unsur ulama, pemerintah, masyarakat,  ritual Dugderan, dan maskot seni rupa Warak Ngendog sebagai simbol akulturasi budaya dapat berperan secara sinergis sebagai model dalam membangun integrasi budaya.AbstractWarak Ngendog, a mascot of Semarang City in Dugderan ritual tradition, is a symbolically laden cultural creativity. This research aims to study visual artwork of a mascot as a symbol of cultural accuturation through intra-aesthetic and extra-aesthetic analysis. The result of the research showed that, from intra-aesthetic aspect, the actualization of Warak Ngendog as Dugderan mascot presents fictional four-legged animal which were enigmatic, unique, exotic, and expressive. In addition, from extra-aesthetic aspects, the mascot symbolically mirrors Javanese, Arabic, and Chinese cultural acculturation reflecting educational messages of Islamic morals and invitation for harmony in a multicultural society. Creating systemic interaction between ulama, government, society, Dugderan ritual and its mascot plays important roles as a model for developing harmony and cultural integrity.© 2013 Universitas Negeri Semarang
UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI GURU DALAM KEGIATAN KKG MELALUI PENERAPAN KARTU KENDALI -, Mujiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter Vol 6, No 1 (2021): Edisi Januari - April 2021
Publisher : Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewi Sartika merupakan salah satu gugus di Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Selama ini, kegiatan KKG di Dewi Sartika sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi tampak adanya kekurangan sehingga kemampuan guru tidak dapat meningkat secara tajam. Kekurangan tersebut menurut pengamatan karena kehadiran guru yang kurang maksimal. Kehadiran guru yang kurang maksimal tersebut dapat dilihat dari beberapa pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan  kehadiran dan partisipasi  guru  dalam kegiatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan. Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan ini adalah sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu planning, acting, observing, reflecting. Berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan kartu kendali mampu meningkatkan kehadiran dan partisipasi guru dalam kegiatan di Gugus Dewi Sartika. Dibuktikan pada siklus II, diperoleh rata-rata peningkatan kehadiran guru sebesar 91,7%, lebih tinggi 1,7 dari 90% yang diharapkan. Jadi, penggunaan kartu kendali yang dilakukan cukup memberikan pengaruh pada peningkatan kehadiran dan partisipasi guru dalam kegiatan.
PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF MELALUI MODEL SUPERVISI OBSERVASI KELAS -, Mujiyono
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Vol 6, No 1 (2021): Januari - April 2021
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi  di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk melaksanakan supervisi observasi kelas secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar yang dilakukan melalui pembinaan supervisi observasi kelas kepala sekolah. Tujuan dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif di SDN Kedungjati 01 melalui supervisi observasi kelas. Dalam penelitian tindakan ini dilakukan dalam 3 siklus. Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Pada siklus 1 tingkat kinerja guru menduduki angka 57,5%. Kemudian meningkat menjadi 67,5% pada siklus 2 dan terjadi peningkatan kembali pada siklus 3 yang mencapai 78,75%. Hasil penelitian tindakan sekolah ini menunjukkan bahwa penerapan supervisi observasi kelas kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dengan ketuntasan mencapai 100%. Tanggapan guru adalah sangat positif terhadap pembinaan yang dilakukan kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas.   © 2021 Jurnal P 
WARAK NGENDOG: SIMBOL AKULTURASI BUDAYA PADA KARYA SENI RUPA -, Triyanto; Rokhmat, Nur; -, Mujiyono
Komunitas Vol 5, No 2 (2013): September 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v5i2.2735

Abstract

AbstrakWarak Ngendog merupakan kreativitas budaya lokal yang menjadi maskot dalam tradisi ritual Dugderan masyarakat Kota Semarang.  Penelitian ini bertujuan  mengkaji masalah maskot seni rupa  tersebut  sebagai simbol akulturasi budaya  melalui analisis intra estetik dan ekstra estetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek intra estetik, perwujudan Warak Ngendog sebagai maskot Dugderan merepresentasikan hewan rekaan berkaki empat yang bersifat enigmatik, unik, eksotik, dan ekspresif. Dari aspek  ekstra estetik, maskot tersebut  secara simbolik mencerminkan  akulturasi budaya Jawa, Arab, dan Cina yang merefleksikan pesan-pesan edukatif ajaran moral Islami serta nilai harmoni kehidupan masyarakat multikultur. Interaksi sistemik unsur-unsur ulama, pemerintah, masyarakat,  ritual Dugderan, dan maskot seni rupa Warak Ngendog sebagai simbol akulturasi budaya dapat berperan secara sinergis sebagai model dalam membangun integrasi budaya.AbstractWarak Ngendog, a mascot of Semarang City in Dugderan ritual tradition, is a symbolically laden cultural creativity. This research aims to study visual artwork of a mascot as a symbol of cultural accuturation through intra-aesthetic and extra-aesthetic analysis. The result of the research showed that, from intra-aesthetic aspect, the actualization of Warak Ngendog as Dugderan mascot presents fictional four-legged animal which were enigmatic, unique, exotic, and expressive. In addition, from extra-aesthetic aspects, the mascot symbolically mirrors Javanese, Arabic, and Chinese cultural acculturation reflecting educational messages of Islamic morals and invitation for harmony in a multicultural society. Creating systemic interaction between ulama, government, society, Dugderan ritual and its mascot plays important roles as a model for developing harmony and cultural integrity.© 2013 Universitas Negeri Semarang