Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA Adi Ryanto; Rahmaya Nova Handayani; Murniati -
Viva Medika Vol 9 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.679 KB) | DOI: 10.35960/vm.v10i1.299

Abstract

Family is the most important part of social networking on teenagers that is in theapplication of parenting. Parenting is a method used in the continues interaction processbetween parents and children use in order to make a gin order to make a good relationshipwith care and rules as well as to keep the development and survival. A good relationshipbetween parents and teenager will help in coaching teenager on social skills withenvironment and surounding. The research aims to know the relationship betweenparenting with social skills on teenagers of class X in senior high school of state 1 Wanadadi in Banjarnegara Region. The research methodology is analytical surveymethode with cross-sectional approach. The respondents in this research were all studentsof class X in senior high school of state 1 Wanadadi that were 74 respondents, collectedwith simple random sampling technique. The statistical test was chi-square test. Theresearch results show that there is a relationship between parenting with social skills onteenager with ρ value=0.000 (p<0.05). It proves that parenting has relationship withsocial skills of teenagers in senior high school of state 1 Wanadadi. Keywords: parenting, social skills, teenager
PENGARUH TERAPI VISUAL TEKNIK PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION (PEC) TERHADAP KEMAMPUAN BAHASA RESEPTIF DAN EKSPRESIF PADA ANAK AUTISME DI SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA Rahmaya Nova Handayani; Murniati -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.56 KB)

Abstract

Autisme merupakan gangguan perkembangan berupa gangguan bahasa, komunikasi, perilaku dan interaksi sosial. Ada beberapa terapi yang dapat disarankan untuk mengatasi autisme antara lain adalah terapi visual.  Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh dan perbedaan antara anak autisme yang diberi dan tidak diberi terapi PEC. Rancangan penelitian adalahpre post test control group. Responden dibagi menjadi 2 kelompok dengan pembagian 8 responden sebagai kelompok intervensi terapi visual teknik PEC, dan 7 responden kelompok kontrol. Intervensi dilakukan setiap 1 minggutiga kali yaitu hari Senin, Rabu, Jumat dengan waktu 20-30 selama 2 bulan. Analisis data yang digunakanyaitupaired t-test design dan un-paired t-test (independent t-test). Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh dan perbedaan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif sebelum dan sesudah dilakukan terapi visual PEC pada anak autisme di SD Purba Adhi Suta Purbalingga.
ANALISIS USAHA TENUN IKAT BERBASIS PEWARNA ALAM DI KABUPATEN SUMBA TIMUR: Kasus di Kecamatan Kambera dan Umalulu Murniati -; Mariana Takandjandji
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.1063

Abstract

ABSTRAK Pembuatan kain tenun ikat Sumba Timur menggunakan pewarna alam dari bagian tumbuhan. Kerajinan tersebut sudah berkembang dari semula bersifat subsisten menjadi komersial. Namun pengembangannya belum optimal dan belum mendapat dukungan secara signifikan dari para pihak terkait. Penelitian bertujuan menganalisis usaha tenun ikat, meliputi  proses dan biaya produksi serta pendapatan pengrajin, jenis-jenis tumbuhan pewarna yang digunakan, permasalahan yang dihadapi pengrajin, para pihak terkait dan dukungan yang diperlukan untuk keberlanjutan dan pengembangan usaha. Penelitian dilakukan di tiga kelurahan/desa pada Bulan Februari dan Juni 2014 melalui metode wawancara, dialog dan pengamatan lapangan. Usaha kerajinan tenun ikat di Kabupaten Sumba Timur tergolong industri mikro. Tenaga kerja berasal dari anggota keluarga terutama ibu dan anak wanita. Biaya produksi dan harga jual produk (selendang, sarung dan kain) sangat bervariasi antar pengrajin. Rata-rata volume kerja pengrajin 7,91 unit benang per tahun dan rata-rata pendapatan pengrajin Rp1.133.122,- per bulan. Dua jenis tumbuhan yang digunakan sebagai sumber pewarna alam utama adalah Indigofera tinctoria L. dan Morinda citrifolia L. yang dipungut dari alam. Belum ada usaha budidaya jenis-jenis tersebut secara signifikan. Produktivitas kerja pengrajin belum optimal dan bahan baku sumber pewarna alam semakin sulit diperoleh. Produk kain tenun masih terpaku pada motif dan warna atau corak tradisional sehingga segmen pasarnya terbatas. Untuk menjamin keberlanjutan dan pengembangan usaha tenun ikat di Sumba Timur, budidaya jenis-jenis tumbuhan penghasil pewarna alam sudah sangat mendesak dilakukan. Perlu pula mengenalkan jenis-jenis tumbuhan penghasil warna alternatif.  Untuk memperluas segmen pasar diperlukan pengenalan motif dan warna atau corak alternatif sehingga produknya lebih bervariasi.         Kata kunci: Tenun ikat,  pewarna alam,  pengrajin, biaya produksi, volume kerja ABSTRACTManufacturing of East Sumba’s hand woven is using natural dye from parts of plant. This research aims to analyze business characteristics, covering process, production cost and handcrafters’ income, kinds of plants used as natural dye, handcrafters’ problems and supports needed to develop the business.  The research was conducted at three villages in February and June 2014 by using interview, dialogue and field observation method. The business is micro scale industry where labours are from family members. Production cost and selling price of the products vary among handcrafters. Average work volume of handcrafters was 7,91 of thread unit per year and generate income of Rp1.133.122,- per month. There are two plant species produce natural dye that are mainly used, i.e.  Indigofera tinctoria L. and Morinda citrifolia L., collected from nature. Work productivity of handcrafters has not optimal yet and raw materials of natural dye are more difficult to be obtained. Products of Sumba hand woven still use traditional motives and color, so that market segments are limited. To ensure the sustainability and development of the business, cultivation of plant species produce natural dye has to be done immediately.  To expand market segment, it is important to introduce alternatives motive and color.  Keywords: Hand woven, natural dye, handcrafter, production cost, work volume
SURVEI FOTOGRAMETRI DAN REAL TIME KINEMATIC UNTUK PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS : JALAN MANDUHARA- JALAN LINGKAR LUAR MAHIR MAHAR): Indonesia Gabriel, Theo; -, Murniati; Silitonga, Sutan Parasian
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 5 No 1 (2024): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/crane.v5i1.11550

Abstract

Survei fotogrametri dan survei real time kinematic merupakan salah satu metode pemetaan yang digunakan pada skala besar namun dengan waktu yang lebih cepat dan efisien sehingga mampu menghemat waktu dibanding dengan metode pemetaan lainnya. Penggunaan drone dan GPS Geodetik dapat menjadi sarana untuk melakukan pemetaan secara fotogrametri dengan mempertimbangkan ketelitian, jumlah GCP dan jumlah foto. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan DEM yang kemudian dilanjutkan dengan proses perencanaan geometrik jalan dan visualisasi secara 3 dimensi. Alat yang digunakan pada metode fotogrametri ini adalah drone tipe DJI Mavic Air 1. Jumlah foto udara sebanyak 1.835 foto. Ketinggian terbang drone 100 m dengan overlap/sidelap 75% dan angle camera 90̊. Sedangkan alat yang digunakan pada survei real time kinematic adalah GPS Geodetik Hi-Target V60 RTK. Benchmark dan GCP diambil menggunakan GPS Geodetik dengan jumlah 1 Benchmark sesuai titik alat didirikan dan 10 titik GCP. Proses pengolahan foto udara hingga menjadi DEM menggunakan software Agisoft Metashape Professional. Setelah menjadi DEM, dilanjutkan menjadi peta kontur menggunakan aplikasi ArcMap. Untuk proses perencanaan trase jalan menggunakan Software Autocad Civil 3D 2021. Peta DEM dan peta kontur dengan resolusi dan akurasi yang tinggi. Pada perencanaan geometrik menggunakan software Autocad Civil 3D dengan kriteria desain yang digunakan adalah A Policy on Geometric Design of Highway and Street 2011 sebagai acuan desain jalan. Jalan ini direncanakan sebagai jalan lingkungan kelas III (wilayah perumahan) dengan Panjang jalan 2,541 km, lebar perkerasan 2 x 2,75 m dengan kemiringan melintang jalan sebesar 3,91%, dan lebar bahu 2 x 1,5 m dan superelevasi bahu 6%. Tipe alinyemen horizontal sebanyak 2 tikungan yakni tikungan tipe SCS (Spiral Circle Spiral) sebanyak 1 tikungan, dan FC (Fulle Circle) sebanyak 1 tikungan sementara alinyemen vertikalnya diperoleh kelandaian sebesar 1,91% yang sudah memenuhi kriteria desain perencanaan geometrik jalan untuk kecepatan rencana 40 km/jam.Volume galian tanah dan timbunan sebesar 85.644,34 m3 dan 105.839,24 m3.
ANALISIS USAHA TENUN IKAT BERBASIS PEWARNA ALAM DI KABUPATEN SUMBA TIMUR: Kasus di Kecamatan Kambera dan Umalulu -, Murniati; Takandjandji, Mariana
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 33 No. 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.1063

Abstract

ABSTRAK Pembuatan kain tenun ikat Sumba Timur menggunakan pewarna alam dari bagian tumbuhan. Kerajinan tersebut sudah berkembang dari semula bersifat subsisten menjadi komersial. Namun pengembangannya belum optimal dan belum mendapat dukungan secara signifikan dari para pihak terkait. Penelitian bertujuan menganalisis usaha tenun ikat, meliputi  proses dan biaya produksi serta pendapatan pengrajin, jenis-jenis tumbuhan pewarna yang digunakan, permasalahan yang dihadapi pengrajin, para pihak terkait dan dukungan yang diperlukan untuk keberlanjutan dan pengembangan usaha. Penelitian dilakukan di tiga kelurahan/desa pada Bulan Februari dan Juni 2014 melalui metode wawancara, dialog dan pengamatan lapangan. Usaha kerajinan tenun ikat di Kabupaten Sumba Timur tergolong industri mikro. Tenaga kerja berasal dari anggota keluarga terutama ibu dan anak wanita. Biaya produksi dan harga jual produk (selendang, sarung dan kain) sangat bervariasi antar pengrajin. Rata-rata volume kerja pengrajin 7,91 unit benang per tahun dan rata-rata pendapatan pengrajin Rp1.133.122,- per bulan. Dua jenis tumbuhan yang digunakan sebagai sumber pewarna alam utama adalah Indigofera tinctoria L. dan Morinda citrifolia L. yang dipungut dari alam. Belum ada usaha budidaya jenis-jenis tersebut secara signifikan. Produktivitas kerja pengrajin belum optimal dan bahan baku sumber pewarna alam semakin sulit diperoleh. Produk kain tenun masih terpaku pada motif dan warna atau corak tradisional sehingga segmen pasarnya terbatas. Untuk menjamin keberlanjutan dan pengembangan usaha tenun ikat di Sumba Timur, budidaya jenis-jenis tumbuhan penghasil pewarna alam sudah sangat mendesak dilakukan. Perlu pula mengenalkan jenis-jenis tumbuhan penghasil warna alternatif.  Untuk memperluas segmen pasar diperlukan pengenalan motif dan warna atau corak alternatif sehingga produknya lebih bervariasi.         Kata kunci: Tenun ikat,  pewarna alam,  pengrajin, biaya produksi, volume kerja ABSTRACTManufacturing of East Sumba’s hand woven is using natural dye from parts of plant. This research aims to analyze business characteristics, covering process, production cost and handcrafters’ income, kinds of plants used as natural dye, handcrafters’ problems and supports needed to develop the business.  The research was conducted at three villages in February and June 2014 by using interview, dialogue and field observation method. The business is micro scale industry where labours are from family members. Production cost and selling price of the products vary among handcrafters. Average work volume of handcrafters was 7,91 of thread unit per year and generate income of Rp1.133.122,- per month. There are two plant species produce natural dye that are mainly used, i.e.  Indigofera tinctoria L. and Morinda citrifolia L., collected from nature. Work productivity of handcrafters has not optimal yet and raw materials of natural dye are more difficult to be obtained. Products of Sumba hand woven still use traditional motives and color, so that market segments are limited. To ensure the sustainability and development of the business, cultivation of plant species produce natural dye has to be done immediately.  To expand market segment, it is important to introduce alternatives motive and color.  Keywords: Hand woven, natural dye, handcrafter, production cost, work volume