Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur, Pasuruan, Jawa Timur, terletak dekat dengan kaki gunung Bromo. Masyarakatnya kebanyakan hidup bertani dan beternak sapi. Kebanyakan peternak memelihara sapi perah untuk menghasilkan susu. Permasalahan yang dihadapi oleh peternak adalah terkait limbah kotoran sapi. Kebanyakan kotoran sapi hanya dibuang ke lingkungan dan sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pupuk. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis teknologi tepat guna bertujuan untuk pembangunan berkelanjutan dan penguatan ekonomi berbasis biomassa dalam bentuk pengonversian limbah kotoran sapi menjadi biogas sebagai energi terbarukan sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa. Program ini dapat memfasilitasi keberlanjutan lingkungan dan sosial ekonomi yang mengarah pada pengurangan emisi gas metana dan pengurangan akumulasi limbah padat. Produksi biogas diperoleh melalui proses digestion kotoran sapi menggunakan digester fixed dome dengan volume sekitar 8 m3 terbuat dari konstruksi bangunan pasir, batu bata, dan semen. Di atas dome dipasang pipa gas yang terhubung ke kompor untuk keperluan memasak di dapur perumahan. Pipa gas juga dihubungkan dengan alat manometer, diletakkan di dapur untuk melihat dan mengontrol produksi biogas yang dihasilkan. Kotoran sapi sebanyak 80 kg dicampur dengan air (rasio 1:1) dan diaduk hingga homogen kemudian diumpankan ke dalam digester secara semikontinu. Setelah diinkubasikan selama 1 minggu, produksi biogas dapat diamati dengan melihat perbedaan tekanan yang ada pada manometer. Volume biogas yang dihasilkan setiap hari sebesar 500 liter dan dapat dimanfaatkan oleh 2 keluarga atau selama 8 jam untuk kegiatan memasak. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat berbasis produk adalah terutama peternak sapi dapat menghasilkan biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai sumber energi yang murah, bersih, dan mudah dikendalikan untuk berbagai keperluan dengan basis teknologi tepat guna.