Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search
Journal : Innofarm : Jurnal Inovasi Pertanian

PENGARUH PESTISIDA ORGANIK DAN JUMLAH BIBIT PERLUBANG PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) Sartono Joko Santoso & Sumarmi
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 1 (2008): Innofarm
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The aim of this research was to know the influence of organic pesticide and number of seedling per hole to the disease intensity of Brown Spot (Drechslera oryzae) on Rice Plant. "This research have been conducted on Apryl 26th until July 30th 2008 in Kateguhan village, Tawangsari subdistrik, Sukoharjo Regency, with the place hight 90 meters above the sea level and latosol of soil type. This research used factorial method bassed on Randomized Completely Block Design (RCBD), consisted of two treatment factors and three replications. The first factor were kind of organic pesticide (M), consisted of four kind (M0= without of organic pesticide, M1 = using organic pesticide from leaf sirih, M2 = using organic pesticide from cayenne fruit and M3 = using organic pesticide from clove leaf). The second factor were number of see per hole (J) consisted of three level (J1 = 1 seedling/hole,        J2 = 2 seedling/hole and J3 = 3 seedling/ hole). Parameters observed are the disease intensity Brown Spot, height of plant, fresh weight of biomass, dry weight of biomass, weight of grain per stool and weight of grain per plot. Kind of organic pesticide treatment influence for the all parameters. Number of seedling per hole treatment influence for the all parameters. The are no interactions between kind of organic pesticide and Number of seedling per hole treatment for the all parameters. Disease intensity Brown Spot (Drechslera oryzae) lowest at treatment combination M3J2 (organic pesticide from clove flower and 2 seedling per hole), 3,33%. Weight of grain highest 1.77 g/plot (14,74 ton/ha), rached from treatment combination M3J2 (organic pesticide from clove flower and 2 seedling per hole).
UJI ANTAGONISME MIKROBA FILOPLEN TERHADAP HELMINTHOSPORIUM SOROKINIANUM PENYEBAB BERCAK DAUN TANAMAN GANDUM Sartono Joko Santoso & Sumarmi
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 1 (2008): Innofarm
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARI Budidaya gandum di Indonesia masih terbatas. Suhu dan kelembaban tinggi memicu berkembangnya Helminthosporium sorokinianum penyebab penyakit  bercak daun pada tanaman gandum. Pengendalian hayati dicoba menggunakan  mikroba filoplen yang bersifat antagonis terhadap Helminthosporium sorokinianum. Isolat patogen diambil dari daun gandum yang terinfeksi. Isolat mikroba filoplen dibiakkan dari daun yang sehat pada tanaman yang sakit. Uji antagonisme dilakukan dengan menumbuhkan isolat patogen dan isolat mikroba antagonis dalam media Potato Dextrose Agar (PDA). Ada 4 macam mikroba filopen yang berasal dari daun gandum yaitu : Trichoderma sp, Alternaria sp, Tilletia sp dan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma sp dapat menekan intensitas penyakit bercak daun dan lebih efektif dibandingkan bakteri. Kata kunci: Helminthosporium sorokinianum, antagonis, filoplen
Pengendalian Hayati Patogen Karat Daun dan Antraknosa Pada Tanaman Kedelai (Glicyne max, Merr) Dengan Mikrobia Filoplen Sartono Joko Santoso; Sumarmi - -
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 11 No. 1 (2013): INNOFARM
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini merupakan kajian untuk menemukan mikrobia filoplen pada tanaman kedelai sebagai agens pengendali hayati terhadap patogen Karat daun dan Antraknosa. Mikrobia filoplen yang diuji berasal dari daun kedelai yang diperoleh dari pertanaman kedelai  yaitu Trichoderma sp., Alternaria sp., Fusariumsp., dan Bakteri fluorecense. Penelitian  menggunakan Rancangan Acak Lengkap dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta untuk  mengamati intensitas penyakit karat daun dan antraknosa tanaman kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua mikrobia filoplen  mampu mengendalikan penyakit karat daun dan antraknosa pada kedelai.   Kata kunci : kedelai, mikrobia Filoplen, jamur antagonis, patogen   Biological controle pathogen Leaf Rust and Antracnose on soybean (Glicynemax,Merr)  with microbial phyloplane Sartono Joko Santoso1 and  Sumarmi1 Agriculture Faculty Slamet Riyadi University Surakarta Jl. Sumpah Pemuda 16 Surakarta, sumarmi_mp@yahoo.com   ABSTRACT The research was evaluate effectiveneses of phylloplane microbia on soy bean plant was agens biological controle on attact pathogen Leaf Rust and Antracnose. Microbia phylloplen tested were isolate from leaf soy bean collected from fields. There are Trichoderma sp., Alternaria sp., Fusarium sp., and  fluorecense bacterie. The research arranged using Completely Randomized Design, is conducted in Green House agriculture Faculty of Slamet Riyadi University for observed are disease intensity Leaf Rust  and antracnose soybean. The result of the research showed that all microbia phylloplane can controle disease intensity Leaf Rust and antraknose soybean. Keywords : Soybean, phylloplane microbial, antagonist fungi,pathogen,sanitation
HASIL PENANAMAN KEDELAI (Glycine max L, Merill) Dalam TANAH YANG DIBERI ABU VULKANIK MERAPI dan EFFECTIVE MICROORGANISM (EM 4) Sumarmi -
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 13 No. 2 (2014): Innofarm
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abu vulkanik dari letusan gunung Merapi merupakan material yangmengandung unsur Silika (Si O2) 54,56%, beserta mineral lain, dan bersifat asam.EM 4 atau Effective Microorganism 4 mengandung 26 species bakteri berperandalam menguraikan dan mempersubur tanah. Tanaman kedelai dicobakan dalampenelitian ini karena memiliki beberapa keunggulan. Penelitian menggunakan abuvulkanik 50, 75 dan 100 gram tiap polibag dikombinasi dengan EffectiveMicroorganism 4 volume 10 ml, 20 ml dan 30 ml dan perlakuan tanpa EM 4. Hasilpengamatan menunjukkan bahwa tanaman kedelai tumbuh terus hingga umur 8minggu, tetapi pemberian abu vulkanik 100 gram menghambat pertumbuhan.Kedelai mulai berbunga pada umur 45-52 hari, normalnya umur 30-32 hari. Abuvulkanik lebih dari 75 gram akan mengganggu terbentuknya buah polong. Semakinbanyak EM 4 yang diberikan menyebabkan buah polong yang terbentuk lebih berat.Abu vulkanik 50 gram sudah mengurangi hasil biji. Rendahnya hasil karena pHmedia tanam 5,0-5,6. Kadar air biji kedelai pada saat panen masih menunjukkanbatas normal yaitu 17-28%.Kata kunci: abu vulkanik, Effective Microorganism 4, kedelai
PENGARUH DOSIS PUPUK HAYATI TERHADAP INTENSITAS KERUSAKAN HAMA Spodoptera litura DAN PATOGEN Cercopora sp PADA TANAMAN JAGUNG SEMI Sartono Joko Santosa & Sumarmi
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 15 No. 2 (2015): innofarm
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan bulan Oktober 2014 sampai Desember 2014 di Desa Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah dengan ketinggian tempat 800 meter diatas permukaan laut. . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemakaian dosis pupuk hayati terhadap intensitas kerusakan hama Spdoptera litura dan Patogen Cercospora sp pada tanaman jagung semi, serta mengetahui besarnya intensitas serangan hama dan patogen. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga kali ulangan. Peubah yang digunakan yaitu Pengamatan Intensitas kerusakan hama dan patogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk hayati berpengaruh terhadap intensitas kerusakan hama Spodoptera litura dengan intensitas kerusakan terendah pada perlakuan Pupuk Custom bio dengan dosis pupuk 58,05 gr/ha namun tidak memberikan pengaruh pada intensitas patogen Cercospora sp serta pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi.Kata kunci : Pupuk Hayati, Intensitas Kerusakan, Hama, Jagung semi
GROWTH OF TARO PLANTS ( Colocasia esculenta L. shott) DUE TO THE TREATMENT OF COW URINE SAPI DOSES AND PLANTING SPACING Rahmad Hidayat, Sumarmi & Endang Sri Sudalmi
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 20 No. 2 (2018): INNOFARM
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang “Pertumbuhan tanaman talas (colocasia esculenta l. Shott) akibat perlakuan dosis urine sapi dan jarak tanam” telah dilaksanakan mulai bulan Oktober 2017 sampai bulan Februari 2018 bertempat di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk Mengamati pengaruh dosis urine sapi terhadap pertumbuhan tanaman talas, pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan tanaman talas, serta pengaruh interaksi terhadap pertumbuhan tanaman talas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial. Perlakuan terdiri dari 2 faktor dan masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Adapun kedua faktor tersebut adalah :1. Dosis pupuk urine sapi (D) dengan 5 taraf, yaitu : D0 = 0 l/ha, D1 = 4000 l/ha, D2 = 8000 l/ha, D3 = 12000 l/ha, D4 = 16000 l/ha.2. Jarak tanam (J), terdiri dari 3 taraf, yaitu : J1 = 50 x 40 cm, J2 = 50 x 50 cm, J3 = 50 x 60 cmKedua faktor perlakuan tersebut dikombinasikan sehingga diperoleh 15 kombinasi perlakuan. Data dianalisis menggunakan Analisis Ragam, yang dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) perlakuan dosis pupuk urine sapi berpengaruh terhadap panjang daun, luas daun, berat segar brangkasan, dan berat keringbrangkasan. Pengaruh terbaik diperoleh pada dosis 1600 l/ha karena dapat menghasilkan daun terpanjang yaitu 35,42 cm, daun terluas yaitu 667,82 cm2, berat segar brangkasan terberat yaitu1287,78 g, dan berat kering brangkasan terberat yaitu 59,42 g, (2) perlakuan jarak tanam berpengaruh terhadap panjang daun, luas daun, berat segar brangkasan, dan berat kering brangkasan. Pengaruh terbaik diperoleh pada jarak tanam 50 x 50 cm karena dapat menghasilkan daun terpanjang yaitu 35,09 cm, daun terluas yaitu 638,74 cm2, dan berat segar brangkasan terberat yaitu 1186,00 g, (3) interaksi antara dosis pupuk urine sapi dan jarak tanam berpengaruh terhadap parameter luas daun yang diamati.
PERTUMBUHAN DAN HASIL PENANANAM KEDELAI (Glycine max L. Merrill) VARIETAS GROBOGAN DAN ANJASMORO AKIBAT KEKERINGAN DI SIDOHARJO, KABUPATENWONOGIRI Sumarmi & Kharis Triyono
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 20 No. 2 (2018): INNOFARM
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penghasil kedelai di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Sidoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk membuat analisis pertumbuhan dan hasil penanaman kedelai kultivar Grobogan dan Anjasmoro akibat kekeringan di desa Mojoreno, Kecamatan Sidoharjo. Penanaman dilakukan di lahan sawah luas 300 meter persegi, sesudah selesai bertanam padi. Selama kedelai tumbuh, bulan Juni sampai panen September 2018 tidak pernah terjadi hujan dan tidak ada hujan kiriman. Hasil pertumbuhan kedelai berdasarkan tinggi tanaman yang diukur mulai umur 3 minggu sampai 9 minggu menunjukkan rerata 34,83 cm untuk kultivar Grobogan dan 32,48 cm untuk kultivar Anjasmoro. Pada kondisi normal kedelai bisa tumbuh hingga 50-60 cm. Jumlah anak daun kedelai hanya 18 lembar pada kultivar Grobogan dan 17 lembar pada kultivar Anjasmoro. Bunga kedelai tetap terbentuk, meskipun tumbuh dalam kondisi tanah kering dan jumlahnya mencapai 26 pada kultivar Grobogan dan 35 pada kultivar Anjasmoro. Akibat kekeringan menyebabkan banyak bunga gugur dan gagal menjadi buah polong. Penyusutan hasil panen dihitung dari berat awal benih yang ditanam: Grobogan susut hingga 52%, sedangkan Anjasmoro turun hingga 39%. Kedelai kultivar Anjasmoro lebih tahan kekeringan dibandingkan kultivar Grobogan.Kata kunci: kedelai, kekeringan, kultivar Grobogan, Anjasmoro
PENERAPAN MACAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.) Prasetyo Bowo; sumarmi sumarmi; Sri Hardiatmi
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 21 No. 1 (2019): Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian   tentang  “Penerapan   macam  dan   dosis  pupuk   organik   terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Gandum (Triticum aestivum L.)’’ telah dilaksanakan tanggal 08 November 2018 sampai 31 januari 2019 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap  yang terdiri dari 7 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan : 1) MD0 = tanpa pupk (kontrol), 2) MD1= pupuk kandang dosis 200 g/polybag, 3) MD2 = pupuk  kandang  dosis  400  g/polybag  ,  4)  MD3  =  pupuk  guano  dosis  200 g/polybag, 5) MD4    =  pupuk  guano  dosis  400  g/polybag,  6)  MD5  =  pupuk kascing dosis 200 g/polybag, 7) MD6 = pupuk kascing dosis 400 g/polybag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) penerapan macam dan dosis pupuk organik berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan, 2) penerapan macam dan dosis pupuk organik tidak berpengaruh terhadaap berat segar brangkasan, berat kering brangkasan, jumlah biji, berat biji, dan berat 100 biji, 3) macam dan dosis pupuk terbaik adalah MD2 (pupuk kandang dosis 400 g/polybag) karena dapat meningkatkan jumlah daun dan jumlah anakan.
KAJIAN MACAM PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) haris asrori; Siswadi Siswadi; Sumarmi Sumarmi
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 21 No. 1 (2019): Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang “Kajian Macam Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine max L.Merr)” telah dilaksanakan mulai tanggal 29 September 2018 sampai 3 Januari 2019 di Desa Hargosari, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk kandang sapi, ayam dan kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai yaitu Wilis, Anjasmoro, dan Grobogan. Polybag yang digunakan berukuran 15x30 cm dan tanah masing-masing polybag 4 kg. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari dua faktor dengan jumlah kombinasi 12 perlakuan dan masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam, dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas maupun pupuk kandang tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong dan jumlah biji. Namun terjadi interaksi antara varietas dan pupuk kandang dalam parameter jumlah biji. Perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu penanaman kedelai varietas Anjasmoro, karena memiliki rata-rata tinggi tanaman 42,83 cm, jumlah daun 25,04 lembar, umur berbunga 43,62 hari, jumlah polong 13,00 buah, jumlah biji terbanyak sebesar 20,16 buah dan berat per 100 biji kedelai sebesar 12,78 g. Penggunaan pupuk kandang terbaik yaitu dengan menggunakan pupuk kandang kambing 400 g tiap polybag, karena mampu menghasilkan tanaman dengan tinggi rata-rata 48,11 cm, jumlah daun 26,22 lembar, umur berbunga 43,16 hari , jumlah polong 13,89 buah, jumlah biji terbanyak sebesar 17,66 tiap polybag dan berat per 100 biji kedelai sebesar 12,56 g.
INVENTARISASI HAMA AKIBAT PERLAKUAN MACAM JARAK TANAM TERHADAP TIGA VARIETAS KEDELAI Glycine max (L) Merill Lulus Fitriyani; Sartono Joko Santosa; Sumarmi Sumarmi
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 21 No. 2 (2019): Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research was to investory the types of pest from the symptoms and signs of damage from variouse types of planting distance on there of soybean. This research was conducted in April 2019 until Juli 2019, a research site in Gatak Hamlet, Senting Village, Sambi Subdistrict, Boyolalai Regency with Grumosol soil types and altitude ± 200 meters above sea level. This study uses a Complete Randomized Block Design (CRBD) arranged in Split Plots consisting of 2 treatment factors, namely the type of soybean (V) as the main plot an planting distance (J) as a sub plot, so 9 treatment combinations were obtained and each was repeated 3 times. The results showed (1) The types of pest found at the time of the study were green grasshopper pest with the highest attack intensity in the treatment Grobogan of varieties  with planting distance 30 cm x 40 cm (V1J3), wich was an average 0f 29.79%. Caterpillar leaves pest with the highest attack intensity in the treatment Grobogan of varieties with planting distance 30 cm x 40 cm (V1J3), wich was an average 0f 30%, Anjasmoro of varieties with planting distance 30 cm x 20 cm (V2J1), wich was an average 0f 30%, Grobogan of varieties with planting distance 30 cm x 30 cm (V2J2), wich was an average of 30%. Pod borer pest with the highest attack intensity in the treatment Anjasmoro of varieties with planting distance 30 cm x 30 cm wich was an average of 29,97% (2) The provision of spasing 30 cm x 40 cm does  significantly affect the intensity of pest attacks on three types of soybean (3) Grobogan of varieties and spasing 30 cm x 40 cm (V1J3) had the highest the number of pods yields which was an average of 88 pods, the pod weight 60,11 gram/m2, and yield of seed weight 16,95 gram/m2. And the highest the number of seeds yields had the highest on Grobogan of varieties and spasing 30 cm x 40 cm which was an average 143,56 seeds, and on Grobogan varieties  with planting distance 30 cm x 30 cm of was an average 13,60 gram/m2.