Claim Missing Document
Check
Articles

AKTIVTTAS ANTIOKSIDAN DAN KADAR ANTOSIANIN BERAS BERWARNA YAIYG BEREDAR DI DTY DAN SEKITARNYA Akhmad Mustofa, Nanik Suhartrtih, Merkuria Karyantina &
Joglo Vol 25, No 2 (2013): Joglo
Publisher : Joglo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan survey yang telah dilakukaD, jenis beras berwama yang beredar di DIY dan sekitarnya adalah: beras merah lx sosoh, beras meratr 2x sosoh, beras merah putih, beras ketan hitam lokal, dan beras hitam. Berdasarkan uji aktivitas antioksidan, beras merah lx sosoh mempunyai aktivitas antioksidan yang paling besar, yaitu 68,30% RSA DPPH (radical scavenging activity terhadap DPPH). Sedangkan yang mempunyai kemampuan untuk menangkap radikal berupa logamberat Fe adalah beras hitam, yaitu sebesar 2,42 o/oFRAP (Fenous radical activrty power). Kadar antosianin terbesar adalah beras ketan hitam varietas Setail, yaitu sebesar 11,23 mglg sampel dengan pH larutan ekstraksi 1,0.Kata unci: antioksidan, beras berwam4 antosianin
UJI KUALITATIF KANDUNGAN FORMALIN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH Karyantina, Merkuria -; Kurniawati, Linda -; Harimurti, Fadjar -
Joglo Vol 24, No 1 (2012): Joglo
Publisher : Joglo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTLately, we occured food product like tofu, meat ball, noodle and other junkfood for children with chemicals dangeruos, so people must be carefull toconsume that food. The food ubtainable sorrounding in schoolchild by grocer.That food was not durable, so we must add food preservative. A kind of foodpreservative is formaldehyde. Formaldehyde is a chemichal, but is’t in use forfood.This research to obtain qualitative utilization formaldehyde, on junk foodfor schoolchild on Elementary school in Tasikmadu district, Karanganyar.Sample comprised chicken nougat, meat ball, noodle, meat sausage and fish ball.Chemical for analysis are Kalium Permanganat (PK).Result shown that 45% junk food detected positive with formadehyde (forqualitative analysis), totaly sample are 60. 55% not detect negative withformaldehyde. Qualitative analysis with PK. Chicken nougat, meat ball, sausageand noodle are most junk food which sold in front of school by grocer. Main ofingredient are mixed of fluor and meat/chicken/fish for flavored. That food isdurable so that need food additive to preservative that food.Keyword : formaldehyde, junk food, schoolchild
KAJIAN KARAKTERISTIK FRUIT LEATHER DENGAN VARIASI JENIS PISANG (Musa paradisiaca) DAN SUHU PENGERINGAN Karyantina, Merkuria -; Kurniawati, Linda -; Wardana, Agung S
Joglo Vol 26, No 1 (2013): Joglo
Publisher : Joglo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandungan energy pisang penyedia energy dan kalori instan, yang mudah tersedia. Pisang merupakan buah yang mudah rusak dan perlu adanya upaya untuk mempertahankan daya simpan. Salah satu produk olahan pisang adalah fruit leather. Fruit leather berbentuk lembaran tipis (2-3 mm), kadar air 10-15%, konsistensi dan rasa yang spesifik seperti bahan mentahnya. Penelitian mengkaji jenis dan suhu yang optimal dalam pembuatan fruit leather pisang sehingga diperoleh produk yang baik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor, yaitu faktor 1 : jenis pisang (pisang ambon hijau, pisang raja nangka, pisang kapok putih) dan faktor 2 : suhu pengeringan (60oC, 70oC, 80oC, 90oC . Paramater yang diamati adalah kadar air, kadar abu dan kadar gula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pisang, suhu pengeringan dan kombinasinya menunjukkan tidak berbeda nyata. Kadar air tertinggi pada perlakuan menggunakan pisang raja nangka dengan suhu pengeringan 60oC. Kadar air terendah (25,85%) pada fruit leather pisang dengan pisang kapok putih dan suhu pengeringan 70oC. Hasil analisis kadar abu menunjukkan bahwa kadar abu tertinggi pada perlakukan dengan menggunakan pisang raja nangka dengan suhu pengeringan 60oC (4,57 gram per 100 gram). Kadar air terendah pada pisang kapok putih dengan suhu pengeringan 60oC (3,12 gram per 100 gram). Hasil analisis kadar gula menunjukkan tidka beda nyata pada semua jenis pisang, suhu pengeringan dan kombinasinya. Kadar gula tertinggi pada fruit leather dengan pisang ambon hijau dan suhu pengeringan 70oC (19,31 gram/100 gram).Kadar gula terdah pada fruit leather dengan menggunakan pisang kapok putih dan suhu pengeringan 60oC (5,97 gram/100 gram).   Kata kunci : fruit leather, pisang, suhu pengeringan
Kualitas Kerupuk Udang Goreng Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Selama Penyimpanan Quality Fried Shrimp Chips With Substitution of Sweet Potato Flour During Storage Linda Kurniawati, Merkuria Karyantina &
Exsplorasi Vol 23, No 1 (2011): Eksplorasi
Publisher : Eksplorasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4741.084 KB)

Abstract

ABSTRACTNutritions of fried shrimp chips can improve with sweet potato floursubstitution. Weakness the chips are lost of crispy during storage, it can inhibit with sweet potato flour substitution which can bind water content. Object this research are to observe quality of fried shrimp chip s during storage, which making from shrimp waste and sweet potato flour substitution . The product storage in room temperature. Research design was faktorial complete random sampling with 2 factor : sweet potato flour substitution level (0%, 10% and 20%) and days of storage (14, 21 and 28 days). Parameter research are moisture content, ash content and beta carotene level. Result showed moisture content during storage had tendency to increase; sweet potato flour substitution showed various tangible toward moisture content of fried shrimp chips. Increasing of sweet potato flour substitution, ash content would tangible effect toward ash content dan beta carotene level.Highest of beta carotene level on shrimp chips with sweet potato flour substitution 20% per gram of dough with 2 week storage, and so long storage beta carotene level had decrease. Fried shrimp chips can consume until 28 days of storage and beta carotene level are high.Keywords : shrimp chips, sweet potato, storage
PELATIHAN PEMBUATAN STIK DAN KERUPUK AMPAS TAHU DI PERUMNAS MOJOSONGO Kapti Rahayu K, Merkuria Karyantina &
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 1, No 1 (2017): ADIWIDYA
Publisher : ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.034 KB)

Abstract

Warga perumnas Mojosongo terdiri dari 26% usia sangat produktif (25-40 tahun) yaitu masih mampu untuk melakukan banyak hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kelompok usia produktif tersebut ternyata kurang produktif, sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Ibu-ibu rumah tangga di wilayah perumnas Mojosongo yang dipilih menjadi mitra dalam kegiatan ini sehingga diharapkan memiliki tambahan ketrampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Salah satu usaha yang berkembang di sekitar wilayah Perumnas Mojosongo adalah usaha pembuatan tahu. Usaha pembuatan tahu ini cukup prospektif, karena merupakan makanan favorit masyarakat. Permasalahan yang timbul adalah limbah dari usaha tahu, yaitu limbah sisa air perasan tahu dan ampas tahu, yang menimbulkan bau yang kurang sedap. Ampas tahu sering diolah menjadi tempe gembus, namun tidak semuanya yang terolah, sehingga masih ada limbah yang belum dimanfaatkan. Manfaat Pelatihan Pembuatan aneka olahan ampas tahu bagi warga adalah diharapkan mampu meningkatkan keterampilan para anggota dalam bidang pengolahan pangan, terutama dalam hal pembuatan olahan ampas tahu, sehingga mampu memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga. Ampas tahu masih mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga berpotensi diolah menjadi produk pangan yang bergizi. Olahan ampas tahu adalah stik, kerupuk, rengginan, kue kering dan lain-lain. Bahan dan cara pembuatan olahan ampas tahu mudah diperoleh dan dipraktekkan.Kata Kunci : ampas tahu, pengolahan, produk pangan, perumnas Mojosongo
Safety Assement of Jambal Roti Salted Fish in Solo City Nanik Suhartatik, Viandra Choirunissa, Merkuria Karyantina &
PROCEEDING ICTESS (Internasional Conference on Technology, Education and Social Sciences) 2018: PROCEEDING ICTESS
Publisher : PROCEEDING ICTESS (Internasional Conference on Technology, Education and Social Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.781 KB)

Abstract

Salted fish is one of the common processed fish, such as Ariidae Fish can be processedinto Jambal Roti. Salted fish which made by traditional processing will affect the qualityand safety of food. The criteria of safe food was the presence or absence of hazardouscomponents either physical, chemical and microbiological. This study aimed todetermine the water content, formalin content, salt content, total plate count,Escherichia coli, and Salmonella sp from salted fish jambal roti that sold in Solo City.The results of formalin test showed that 21 samples (87.5%) are containedformaldehyde. Salt content in salted fish are range from 4 to 16.9% and it was still lowerthan the SNI that was set salt content in salted fish by 20%. Water determination resultsshowed 23 samples (95.83%) have higher water content than SNI obligation which was40%. Total plate count showed that 1 sample was known upper than the SNI maximumstandard was 1. 105 CFU/g. Salmonella sp on Salted fish was negative whether E. colitest report that 25% of the samples were contain Escherichia coli.Keywords: E.coli, formaldehyde, salted fish, Salmonella sp, TPC
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR FERMENTASI NATA DE COCO DENGAN VARIASI NUTRISI GULA DAN AMMONIUM SULFAT Merkuria Karyantina, Linda Kurniawati
Joglo Vol 27, No 1 (2014): Joglo
Publisher : Joglo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.749 KB)

Abstract

Nata de coco adalah makanan hasil fermentasi dari limbah air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco berbentuk padat, sedikit kenyal, berwarna putih, rasanya seperti kolang kaling. Sekarang banyak bermunculan industri nata de coco sehingga kebutuhan air kelapa meningkat. Akibatnya air kelapa sulit diperoleh. Selain itu limbah cair fermentasi nata de coco yang bersifat asam merusak lingkungan. Nata de coco dapat dibuat dari berbagai jenis bahan lain yang mengandung nutrisi seperti gula, protein, dan mineral. Demikian pula limbah cair fermentasi nata de coco dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan nata de coco, dengan menambahkan sumber gula, protein, dan mineral karena di dalam limbah cair tersebut mengandung bakteri Acetobacter xylinum. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kembali limbah cair fermentasi nata de coco dengan variasi penambahan gula pasir dan Amonium Sulfat (ZA) sehingga diperoleh nata de coco berkualitas. Pada penelitian ini dipergunakan gula pasir dan Ammonium Sulfat (ZA) dengan variasi konsentrasi 0,5%; 0,7%; 0,9% dan 1,1%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa limbah cair fermentasi nata de coco masih dapat dipergunakan kembali sebagai bahan baku pembuatan nata de coco. Adapun perlakuan yang optimal adalah dengan penambahan kadar gula pasir dan Ammonium Sulfat (ZA) pada kadar 0,7%. Apabila dibandingkan dengan perlakuan kontrol yaitu nata de coco dari air kelapa murni maka efisiensi ketebalan nata adalah 20% sedangkan efisiensi berat nata de coco adalah 7,3%.Kata kunci : nata de coco, limbah cair fermentasi, gula pasir, ammonium sulfat
TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA MIE BASAH Linda Kurniawati, Merkuria Karyantina &
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol 8, No 1 (2009): Innofarm
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.088 KB)

Abstract

ABSTRACT Wet noodle is popular food in the world. Wet noodle has a sufficiently high water content, so wet noodle can’t storage a long time. Sometimes, people add a dangerous chemicals for preservative the wet noodle. But the dangerous chemicals maybe causes negative effect for we health. This watchfulness aims to look for alternative natural food addition ingredient safe for human and can the functional value increase, especially for noodle product. White curcuma is one of spices, which became alternative food-stuff for noodle product. These plants contain compound antioksidant and other compound that can to give added value for product even can depress growth microbiology in noodle product. Besides turmeric can  make coloring in the noodle. White curcuma extract (10 mg per kg ingredient) can to depress growth mikrobia if compared with white curcuma extract 0 mg and 5 mg per kg ingredient. Mount of total microbe in noodle with 10 mg curcuma extract, showed more less than the others. Water degrees analysis result, ash degrees, degrees protein, noodle elasticity shows that more increasing extract causes the water degree extract increasing, protein, ash and elsatisitas more increase. Analysis organoleptik result show that panelist prefers noodle without turmeric extract increasing and white tumeric. Although extract increasing until 10 mg per kg ingredient, still to liked by panelist. Keyword : Noodle, white curcuma, total microbe
KARAKTERISTIK BISKUIT DENGAN VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (SORGHUM BICOLOR L.) DAN EKSTRAK JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSCH) Nanik Suhartatik, Samuel Bayu Saputro, Merkuria Karyantina &
JITIPARI Vol 2, No 2 (2017): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.306 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v2i2.1894

Abstract

Biskuit merupakan produk kering dengan daya awet yang relatif tinggi dan salah satu produk makananyang popular di masyarakat. Bahan baku biskuit adalah tepung terigu, yang sampai saat ini masih impordari luar negeri, sehingga ketergantungan terhadap tepung terigu cukup besar. Pemanfaatan tepung sorgumsebagai substitusi dalam pembuatan produk pangan akan mengurangi impor tepung terigu dan menambahnilai fungsional sorgum, serta lebih membudayakan bahan baku lokal dengan maksimal. Penelitian inibertujuan untuk menentukan formulasi dan mengetahui karakteristik biskuit dengan substitusi tepungsorgum dan penambahan ekstrak jahe. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap(RAL) faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi tepung sorgum (10, 20, dan 30%) dan penambahanekstrak jahe (10, 15, dan 20 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi tepung sorgum20% dan penambahan ekstrak jahe 10 ml adalah yang paling disukai. Biskuit dengan perlakuan ini memilikikadar air 4,01%; kadar gula total 34,28%; kadar protein 6,39%; kadar lemak 21,33%; rasa terasa manis (2,8000);aroma jahe sedikit terasa (2,0000); kerenyahan terasa renyah (2,8000); dan kesukaan keseluruhan disukai(2,6000).Kata kunci: Biskuit, tepung sorgum, ekstrak jahe, substitusi.
KARAKTERISTIK COOKIES DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG GANYONG (CANNA EDULIS KER) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN PENDAHULUAN Merkuria Karyantina, Indriastuti Wiharto, Linda Kurniawati &
JITIPARI Vol 1, No 1 (2016): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.562 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v1i1.1508

Abstract

Cookies adalah jenis biskuit (kue kering) yang biasanya dibuat dari tepung terigu sehingga ketergantunganterhadap impor terigu sangat besar. Pemanfaatan tepung ganyong sebagai bahan substitusi tepungterigu dalam pembuatan cookies akan mengurangi impor tepung terigu dan mendayagunakan bahan panganlokal. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji karakteristik cookies dengan substitusitepung ganyong. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari2 faktor yaitu : kadar substitusi tepung ganyong (25%, 50%, 75% dan 100%) dan jenis perlakuan pendahuluan(tanpa perlakuan pendahuluan, perendaman Na bisulfit 0,2% selama 20 menit dan blanching uap selama 10menit). Data yang diperoleh dianalisis kimia dan fisika dengan Uji Sidik Ragam dan dilajutkan ke DMRT, untukmengetahui beda nyata antar perlakuan pada tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkanbahwa cookies yang paling disukai panelis dibuat dari substitusi tepung ganyong 25% dan jenis perlakuanpendahuluan perendaman Na bisulfit 0,2% selama 20 menit dan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia(SNI). Hasil analisis menunjukkan bahwa cookies tersebut mempunyai kadar air 3,6953%; kadar abu1,2972%; kadar gula total 20,9976%; dan kadar protein 6,1809%; volume pengembangan 0,7985%; warnacoklat muda (1,8333); rasa sedikit berasa ganyong (1,5833); renyah (2,0833); dan disukai panelis (3,000).Kata kunci : cookies, tepung ganyong, subsitusi, perlakuan pendahuluan.