Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

(The Effect of Fish Meat Tapioka Ratio and Drying Method on Quality of Eastern Little-Tunas (Euthynus Affinis) Cracker Produced by the Intermediate Technology) Supriatna, Dadang; Enie, A. Basrah; Moelyana, Betty D.S; Suhara, Otong
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 12, No 1-2 (1995)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2063.396 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v12i1-2.2428

Abstract

The effect of fish meat-tapioca ratios and drying methods on the quality of eastern-little-tunas (Euthynnus affinis)crakers produced by the intermediate tecnology has been studied.The ratio of fish meat and tapioca used were 30:70,40:60,50:50,60:40,70:30,while drying method was sun drying and oven driyng. The result showed that the 30:70 ratio with oven drying resulted in the highest mean value of acceptability (taste,aroma,apperance,crispiness,linear expansion) and the protein content met the requirement of the Indonesian Industrial Standard for fish crakers. 
Tepung kelapa Sebagai Hasil Sampingan VCO Supriatna, Dadang; Guring Pohan, Hitler; -, Solechan; Mahardini, Titin; Cendikia, Majesty; Kusmayadi, Dedi; Suryaseca, Yaya
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 30, No 02 (2013)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5553.966 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v30i02.2469

Abstract

Ampas kelapa hasil sampingan pembuatan VCO telah diteliti untuk diproses menjadi tepung kelapa sebagai bahan dasar dalam pembuatan kue kering. Tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan nilai kompetitif industri VCO melalui penggunaan hasil samping ampas kelapa menjadi suatu produk tepung kelapa yang bernilai ekonomi sebagai bahan pangan fungsional (tinggi serat pangan). Sementara itu bermaksud dari penelitian adalah untuk mempelajari karakteristik pengolahan ampas kelapa menjadi tepung kelapa dan penggunaanya dalam pembuatan kue kering kelapa. Proses pembuatan tepung kelapa dilakukan dengan cara merebus ampas kelapa, selama 20menit (perlakuan A), 30 menit (perlakuan B), dan 40menit (perlskuan C), kemudian keringkan dan ditepungkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan serat kasar terendah terdapat perlakuan B (33, 5%), sementara itu kandungan tertinggi terdapat pada perlakuan C (40,6%). Kandungan terendah serat pangan terlarut terdapat pada perlakuan A (28, 9%) dan kandungan tertinggi terdapat pada perlakuan C(3,11%). Sementara itu kandungan terendah untuk serat pangan tidak larut terdapat pada A (34, 8%) dan kandungan tertinggi pada perlakuan B (38, 4%). Hasil uji organoleptik dari kue kering kelapa yang dibuat dari tepung kelapa, perlakuan C mempunyai nilai tertinggi 5, 81 (suka) untuk parameter warna, 5,24 (suka) untuk aroma, dan 5,57 (suka) untuk rasa. Berdasarkan hasil analisis tekno-ekonomi bahwa pembuatan tepung kelapa dari ampas kelapa hasil samping pembuatan VCO adalah layak yang ditunjukan oleh nila IRR 26, 01%, nilai pay back periode 46, 14 bulan. Penggunaan tepung kelapa yang dibuat dengan proses perebusan 40menit ampas kelapa (perlakuan C) dalam pembuatan kue kering kelapa mempunyai biaya produksi Rp.24.500 per 1 resep untuk 2 toples setara 500g. Apabila margarin keuntungan diasumsikan diset nilai 25%, maka kue kering kelapa harus dijual dengan harga Rp.15.313/toples setara 250g. Hasil dari penelitian siap diaplikasikan kepada IKM pengolahan VCO.