Agreni, Agreni
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM TARI LARIANGI DI DESA TAMPARA KECAMATAN KALEDUPA SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Agreni, Agreni; Hadara, Ali
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i3.15671

Abstract

ABSTRAK: Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah: (I) Untuk menjelaskan tahap dan proses pelaksanaa Tari Lariangi di Desa Tampara Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi. (2) Untuk menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Tari Lariangi di Desa Tampara Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi. Penelitian termasuk penelitian kualitatif jenis deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, kemudian data yang terkumpul berupa kata-kata yang di analisi dengan tekhnik analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelian menunjukan bahwa: (1) Dalam pelaksanaan Tari Lariangi ada tujuh tahap serta nilai terkandung di setiap tahapnya. Adapun tahap tersebut awali dengan, a). Hebindu (ukiran rambut) yang bermakna Fatimah anak nabi muhammad SAW, b). Tata rias wajah, c). Hepupu (gulungan rambut) bermakna bukit keraton, dan Kamba bermakna benteng Keraton Bau-bau. d) sarung Laka bermakna Ratu Wa kaaka, Lapi dan sarung Boloki bermakna baju kebesaran permaisuri raja Kaledupa. e). Baju Lariangi bermakna baju kebesaran permaisuri raja Kaledupa f). Panto bermakna payung raja Kaledupa dan Toboi bermakna meriam di Keraton. g). Gelang Sokori melambangkan derajat bangsawan. (2) Proses pelaksanaan Tari Lariangi di Desa Tampara Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi, dimulai dengan masuknya dua belas gadis remaja secara bersamaan yang berbentuk dua baris ke belakang sambil di iringi musik dan di awali dengan Sombaa’ dan kemudian mulai mengambil kedua atribut yakni Kambero kipas dan Tia-Tia (Lenso) sambil mulai bersenandung bersahut-sahutan dan memeragakan tari yang tampak seolah-olah hendak mempertahankan diri dengan kipas sebagai “tameng”nya. Kata Kunci: Tari Lariangi, Proses dan Tahap ABSTRACT: The research objectives in this study are: (I) To explain the Stage and Process of Lariangi Dance Implementation in Tampara Village, South Kaledupa District, Wakatobi Regency. (2) To Explain the Values contained in the Lariangi Dance in Tampara Village, South Kaledupa District, Wakatobi Regency. The research is descriptive qualitative research, data collection is done by using the method of observation, interviews, documentation, then the data collected in the form of words analyzed with qualitative descriptive analysis techniques. The results of the study show that: (1) In the Lariangi Dance there are seven stages and values contained in each stage. The stage begins with, a). Hebindu (hair carving) which means Fatimah, the son of Prophet Muhammad SAW, b). Facial makeup, c). Hepupu (roll of hair) means the hill of the palace, and Kamba means the fort of the Keraton Bau-bau. d) Laka sarong means Ratu Wa kaaka, Lapi and Boloki sarong mean the great empress of the king of Kaledupa. e). Baju Lariangi means the great dress of the empress of the king of Kaledupa f). Panto means umbrella of the Kaledupa king and Toboi means cannon in the palace. g). The Sokori bracelet symbolizes nobility. (2) The process of implementing Lariangi Dance in Tampara Village, South Kaledupa Subdistrict, Wakatobi Regency, begins with the entry of twelve teenage girls simultaneously in the form of two rows backwards accompanied by music and starting with Sombaa 'and then starting to take on the two attributes namely Kambero fan and Tia-Tia (Lenso) while starting to hum and shout and demonstrate a dance that looks as if it wants to defend itself with the fan as its "shield". Keywords: Lariangi Dance, Process and Stage