Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH GROUTING TERHADAP NILAI LUGEON PADA BATUAN DASAR PONDASI BENDUNGAN TAPIN M. Amril asy'ari; Rachmat Hidayatullah; Dessy Lestari.S; Selo Bhuwono Kahar; Maharto Kristiyono
Jurnal Teknik Sipil Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v5i2.1186

Abstract

Bendungan merupakan bangunan air yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan elevasi muka air. Salah satu bangunan konstruksi Bendungan adalah Maindam, Fungsi dari konstruksi maindam adalah sebagai tempat penampungan air Bendungan. Oleh karena itu bendungan harus memiliki pondasi yang kedap air agar tidak terjadi rembesan atau kebocoran. Injeksi semen bertekanan (grouting) adalah proses di mana suatu cairan diinjeksikan dengan tekanan sesuai uji tekanan air ke dalam rongga, rekah dan retakan batuan/tanah, yang mana cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi. Setelah dilakukan test grouting kemudian dilakukan perhitungan nilai luegon untuk mengetahui efektifitas grouting yang dinyatakan dalam %. Pekerjaan pemboran dan grouting pada area maindam Bendungan Tapin dilaksanakan dengan jumlah titik sebanyak 1350 yang dibagi kedalam 12 blok. Dari hasil pekerjaan cek hole untuk pekerjaan grouting maindam kiri untuk 6 blok memiliki angka Lugeon rerata 2.46. Pada pekerjaan grouting di maindam kanan, setelah dilakukan pekerjaan Cek Hole 6 blok didapatkan angka Lugeon rerata 1.18. Hasil perhitungan efektifitas grouting pada zona inti di area maindam didapatkan nilai efektifitas grouting yang diperoleh pada angka 74.38. Angka tersebut dimasukkan kedalam tabel pengaruh Efektifitas grouting masuk kedalam kategoti baik. Kategori tersebut telah menunjukkan bahwa grouting telah berhasil dilaksanakan
GEOLOGI DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT MENGGUNAKAN METODE ORDINARY KRIGING DI PT. ANEKA TAMBANG, Tbk Muhammad Amril Asy’ari; Rachmat Hidayatullah; Aflan Zulfadli
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 13 No 1 (2013)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan dari batuan ultramafik berupa peridotit atau dunit sebagai pembawa unsur Ni, umumnya terjadi di daerah tropis sampai sub-tropis. Pembentukan endapan nikel laterit secara umum dikendalikan oleh beberapa fak-tor yakni; morfologi, litologi dan struktur geologi. Penelitian ini difokuskan pada geologi dan estimasi cadangan dengan metode ordinary kriging pada endapan nikel laterit. Dae-rah penelitian terletak di daerah Tambang Tengah Bukit TLC4 Pomalaa, wilayah konsesi penambangan PT. Aneka Tambang,Tbk. Kondisi daerah berupa perbukitan dengan ke-tinggian 205 m sampai 235 m dari permukaan laut. Secara megaskopis maupun petro-grafis satuan ini didominasi oleh batuan beku ultramafik berupa dunit dan peridotit dari je-nis harzburgite . Daerah penelitian seluas 300 x 325 m telah dibor secara reguler dengan spasi 25 m terdapat 112 blok, diantaranya ada 101 blok yang tersampel dan 11 blok tidak tersampel. Dengan menggunakan salah satu tools pada program ArcGIS 9.3, yakni geo-statistical analyst, data titik bor tersebut diestimasi menggunakan metode ordinary kriging yang bertujuan untuk mengoreksi kadar-kadar conto sampel titik bor, dan memprediksi nilai titik bor pada blok yang tidak tersampel. Hasil semivariogram kadar nikel menghasil-kan anisotropi geometri yang menggambarkan daerah pengaruh (range) sebaran endap-an nikel sepanjang 197, 6 m berarah N 296,4°, searah dengan struktur kekar pada lokasi penelitian yang berarah Tenggara-Barat Laut. Untuk ketebalan memiliki daerah pengaruh atau range sepanjang 172, 5 m berarah N 135°E. Kadar nikel mula-mula yang masuk dalam kategori cut off grade sebanyak 56 blok, namun setelah melalui estimasi dengan metode ordinary kriging jumlah blok yang masuk kategori cut off grade sebanyak 71 blok. Dalam hal ini nilai cut off grade yang ditetapkan adalah 1,4 %. Nilai simpangan baku dari data sampel titik bor sebesar 0,39, setelah proses kriging diperoleh simpangan baku sebesar 0,24. Sedangkan koefisien variasi dari sampel data titik bor sebelum proses kriging sebesar 0,26 dan setelah proses kriging sebesar 0,17. Jumlah cadangan atau tonase nikel yang diperoleh sebelum dilakukan kriging sebesar 4.279,006 ton dan sete-lah dilakukan kriging diperoleh tonase nikel sebesar 4.267,280 ton. Estimasi kriging me-rupakan metode pendekatan dari nilai sebenarnya dengan tujuan utama untuk menghin-dari kesalahan sistimatis dalam estimasi yang terlalu besar atau terlalu kecil dalam me-naksir cadangan.
THE INFLUENCE OF COAL WASTE DRAINAGE IN COAL STOCK PILE TOWARD CLAY LINER HYDRAULIC CONDUCTIVITY Rachmat Hidayatullah
Jurnal Teknologi Berkelanjutan Vol 5 No 01 (2016): Vol 05 No 01
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.039 KB)

Abstract

Salah satu masalah yang dapat timbul akibat kegiatan penambangan adalah air asam tambang (acid mine drainage) disingkat AAT, terutama pada tambang batubara yang mengandung material pirit (FeS2). Air asam tambang terjadi bila batuan yang telah digali berhubungan dengan lingkungan oksida secara alami terhadap mineral sulfida di dalam batuan tersebut yang terpapar ke udara dan air. Metode yang digunakan untuk mencegah merembesnya air asam tambang adalah clay liner.Clay liner dibuat pada tanah lempung yang ada di daerah lokasi pelabuhan batubara (stockpile)di Kecamatan Sungai Cuka Kabupaten Tanah Laut.Dari sampel didapatkan nilai LL 41,60%, PI 18,00% dan % butiran lolos ayakan # No. 200 adalah 39%, dari klasifikasi dapat digolongkan dengan menggunakan metode AASHTO, sampel termasuk dalam grup A-7-6, yaitu tanah berlempung. Hasil test falling head terhadap lempung menunjukkan bahwa hydraulic conductivity untuk clay liner yang dipadatkan dengan kadar air di daerah dry side adalah berkisar antara 6,588.10-8 cm/s sampai dengan 6,242.10-8 cm/s, dan untuk lempung yang dipadatkan dengan kadar air optimum didapatkan hydraulic conductivity sebesar 5,894.10-8 cm/s, sedangkan di daerah wet side berkisar antara 5,548.10-8 cm/s sampai dengan5,542.10-8 cm/s. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui bahwa hydraulic conductivity clay liner mengecil tapi tidak signifikan dengan bertambahnya kadar air. Kepadatan dan kadar air yang diijinkan dalam pembuatan clay liner untuk stocpile ialah clay luner yang dipadatkan lebih dari 90% kepadatan maksimum dengan kadar air sampai dengan +7% dari kadar air optimum.
ANALISA BATUAN ANDESIT SEBAGAI PONDASI GEOLOGI BENDUNGAN TAPIN M. Amril asy'ari; Sofwan Hadi; Selo Bhuwono Kahar; Amir Rahman Radiani; Maharto Kristyiono; Rachmat Hidayatullah
Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v7i1.1435

Abstract

Kabupaten Tapin dengan ibukotanya Rantau merupakan salah satu wilayah kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan yang lahan pertaniannya tergolong cukup potensial. Oleh karena itu guna menjamin tersedianya air untuk berbagai keperluan tersebut, terutama dalam mengatasi masalah rawan ketersediaan air dan sebagai faktor pendukung pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Tapin, maka disusun rencana pengembangan dan pemanfaatan sungai Tapin dengan membangun Bendungan. Peranan geologi dalam pembangunan waduk/bendungan sangatlah dibutuhkan, terutama dalam membantu pembangunan fisik bangunan. Peranan geologi dijalankan dengan melakukan pemetaan batuan pada daerah – daerah bendungan. Dari hasil pemetaan, dapat diberikan saran untuk kelancaran pekerjaan bangunan bendungan. Maksud dari penyelidikan geologi adalah untuk mengetahui aspek-aspek litologi (susunan) batuan, sifat fisik dan teknis dari tanah dan batuan pondasi bendungan yang akan dipergunakan untuk perencanaan teknis bendungan. Penyelidikan geologi yang telah dilakukan dengan metode pengamatan langsung dilapangan meliputi pengamatan kondisi tanah dan batuan pada bagian permukaan dan pengamatan kondisi batuan bagian bawah permukaan dengan mengamati batuan dari hasil pemboran coring batuan, kemudian dilakukan analisa uji kuat tekan batuan. Dari hasil uji kuat tekan batuan kemudian dimasukkan kedalam parameter Rock Mass Rating dan dilanjutkan ke analisa Kelas massa batuan menurut bobot total.  Berdasarkan hasil analisa kondisi batuan pada area Bendungan Tapin masuk kategori Batu Baik.